Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Positif Covid-19 dan Coba Kabur, Pembelot Korea Utara Ditembak

Kompas.com - 24/04/2020, 09:18 WIB
Aditya Jaya Iswara

Penulis

PYONGYANG, KOMPAS.com - Seorang pembelot Korea Utara ditembak ketika coba kabur melintasi perbatasan, setelah dinyatakan positif Covid-19.

Pria itu sekarang dikarantina di sebuah rumah sakit di China sambil menerima perawatan, untuk setidaknya 1 luka tembak dan Covid-19 itu sendiri.

Seorang penjaga perbatasan China menembak pembelot ketika ia coba menyeberangi Sungai Tumen pada 20 April sore hari. Demikian pemberitaan Daily NK mengutip sebuah sumber di China.

Baca juga: Media Korea Utara Bungkam soal Kondisi Kim Jong Un

Ketika pria itu dibawa ke rumah sakit di Longjing, hasil tes menunjukkan dia positif corona.

Rumah sakit langsung melarang adanya kunjungan, menyusul hasil positif Covid-19 yang keluar.

Sementara itu klaim dari Korea Utara yang melibatkan kegiatan atau warganya sangat sulit diverifikasi, mengingat isolasi dan kerahasiaan negara itu.

Dilansir dari Mirror, pemimpin tertinggi Korut Kim Jong Un dilaporkan pulih setelah menjalani operasi jantung pada 12 April. Rezimnya juga bersikeras bahwa negara itu bebas virus corona, tetapi masyarakat internasional mencurigai ada yang ditutupi.

Baca juga: Korea Utara Bersikeras Bebas dari Virus Corona

Ada klaim tidak terverifikasi pada Februari bahwa Korea Utara telah mengeksekusi pasien Covid-19 pertamanya oleh regu tembak.

Laporan Daily NK sebelumnya pada Maret mengklaim Covid-19 di Korea Utara mungkin telah menewaskan hampir 200 tentara selama "wabah besar", dan ada "terlalu banyak mayat" untuk dikremasi.

Situs web yang dijalankan oleh para pembelot itu sebelumnya melaporkan, virus corona mungkin telah menewaskan sedikitnya 23 orang di seluruh negeri ketika informasi mengalir dari sumber.

Baca juga: Korut Alami Kasus Pertama Covid-19, Langsung Tersebar di 3 Provinsi

Namun rezim Kim Jong Un tetap bersikeras negaranya tidak tersentuh Covid-19, meski puluhan ribu kasus terdapat di negara tetangga yakni China dan Korea Selatan.

Klaim tersebut telah ditolak oleh komunitas internasional.

Ada kekhawatiran bahwa wabah besar di Korea Utara akan menjadi bencana besar karena sistem pelayanan kesehatannya yang buruk, masyarakat yang kekurangan gizi, sanksi ekonomi, dan penanganan krisis masa lalu yang menyedihkan, termasuk kelaparan di tahun 1990-an yang diperkirakan menyebabkan 3 juta kematian.

Awal bulan ini Kim Myong yang membelot dari Korea Utara, memperingatkan bahwa Covid-19 dapat merenggut nyawa orang sebanyak kelaparan empat tahun yang dikenal sebagai Arduous March.

Baca juga: Dikabarkan Sakit, Kim Jong Un Kirim Surat ke Assad

Myong yang tinggal di Pyongyang dan menderita kekurangan makanan selama kelaparan, menolak klaim rezim Kim sebagai propaganda dan "kebohongan yang tidak masuk akal". Dia juga mengatakan Kim hanya sedikit peduli dengan kesejahteraan rakyatnya.

Dalam sebuah artikel untuk Komite Hak Asasi Manusia Korea Utara yang berbasis di AS, Myong menulis bahwa jumlah sebenarnya dari infeksi dan kematian "melebihi bayangan."

Dia menambahkan, "Sistem perawatan kesehatan Korea Utara rapuh dan genting.

"Orang-orang Korea Utara telah lama dipengaruhi oleh kekurangan gizi kronis, kesehatan yang buruk, dan kekebalan yang lemah."

"Konsekuensinya, tidak berlebihan untuk menyatakan bahwa Korea Utara jauh lebih rentan terhadap Covid-19 daripada negara mana pun di dunia."

Baca juga: Meski Tak Ada Kim Jong Un, AS Tetap Lanjutkan Denuklirisasi

Dia menduga Kim menyembunyikan kebenaran tentang wabah itu dan menipu rakyatnya sendiri, karena dia khawatir warga Korea Utara akan berbalik melawannya jika mereka tahu korban sebenarnya diakibatkan kurangnya pengujian dan perawatan yang tepat.

Ayahnya, Kim Jong Il, juga pernah menyembunyikan kengerian kelaparan saat menjalani kehidupan mewah.

Myong menambahkan, "Kepada Kim Jong Un, membiarkan ratusan, ribuan, atau bahkan puluhan ribu warga Korea Utara meninggal karena penyakit seperti budak yang tidak berharga, tidak akan menjadi masalah."

"Baginya, menyaksikan begitu banyak orang mati akan sedikit menyakitkan daripada tusukan jari menumpahkan satu tetesan darahnya sendiri."

Baca juga: Sumber dari Korea Selatan Sebut Kim Jong Un Baik-baik Saja

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com