Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Berkabung atas 11.591 Korban Meninggal Virus Corona, Italia Mengheningkan Cipta

Kompas.com - 31/03/2020, 18:45 WIB
Ardi Priyatno Utomo

Penulis

Sumber AFP

ROMA, KOMPAS.com - Italia mengheningkan cipta selama satu menit dan menaikkan bendera setengah tiang. Bentuk berkabung atas 11.591 korban meninggal virus corona.

Negara berpopulasi 60 juta itu mencatatkan sepertiga total korban meninggal karena Covid-19, nama penyakit yang disebabkan corona, di seluruh dunia.

Masa berkabung dan mengheningkan cipta itu terjadi tepat satu bulan setelah mereka mengumumkan banyaknya angka kematian sejak Perang Dunia II.

Baca juga: Covid-19: Di Balik Wabah, Mafia Italia Mengintip Celah

"Virus corona ini adalah luka yang menyakiti seluruh negara," kata Wali Kota Roma, Virginia Raggi, setelah menghadiri mengheningkan cipta.

"Bersama, kami akan melewatinya," tegas Raggi dalam acara peringatan yang digelar di dalam balai kota, dikutip AFP Selasa (31/3/2020).

Negara Vatikan juga menaikkan bendera berwarna kuning dan putih setengah tiang sebagai bentuk solidaritas bersama publik Negeri "Pizza".

Selama tiga pekan, Roma mengumumkan lockdown untuk mencegah penyebaran virus yang pertama terdeteksi di Wuhan, China, tersebut.

Sebab hingga saat ini selain 11.591 korban meninggal, kasus infeksi karena Covid-19 sudah mencapai lebih dari 100.000 orang.

Harga finansial yang harus dibayar karena lockdown ini amatlah mahal. Menjadi negara dengan ekonomi terbesar ketiga Eropa, Italia kini mulai mengalami resesi.

Meski begitu, pemerintahan Perdana Menteri Giuseppe Conte mengumumkan perpanjangan masa karantina massal itu hingga pertengahan April.

Pertokoan dan restoran diprediksi tidak akan buka hingga Mei, dengan tak seorang pun berani memprediksi kapan kehidupan normal mereka kembali.

Baca juga: Jeritan Pelaku Penjarahan Supermarket di Tengah Lockdown Italia: Kami Butuh Makan

"Pengorbanan yang kami lakukan ketika memutuskan untuk tinggal di rumah penting untuk keselamatan kami semua," tegas Raggi.

Wali kota berusia 41 tahun tersebut berkata, mereka harus melakukannya demi menghormati tidak hanya mereka yang sudah tiada.

Tetapi juga tim medis mulai dari dokter, perawat, paramedis yang sudah mempertaruhkan nyawa untuk berada di garis depan dengan merawat pasien.

Harapan ditunjukkan Kepala Departemen Penyakit Menular di Rumah Sakit Luigi Sacco, Milan, Massimo Galli, bahwa wabah mulai mereda.

"Saya mulai mendapat kesan bahwa (wabah) ini sudah mulai menunjukkan penurunan," ujar Galli saat diwawancarai radio lokal.

Pada Senin (30/3/2020), Italia mengumumkan 812 kasus kematian harian, dengan catatan tertinggi adalah 969 yang dibukukan Jumat (27/3/2020).

Baca juga: Lockdown Virus Corona di Italia, Masyarakat Resah dan Kerusuhan Sosial Meningkat

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Kesal dengan Ulah Turis, Warga Jepang Tutup Pemandangan Gunung Fuji

Kesal dengan Ulah Turis, Warga Jepang Tutup Pemandangan Gunung Fuji

Global
Iran Setelah Presiden Ebrahim Raisi Tewas, Apa yang Akan Berubah?

Iran Setelah Presiden Ebrahim Raisi Tewas, Apa yang Akan Berubah?

Internasional
AS Tak Berencana Kirimkan Pelatih Militer ke Ukraina

AS Tak Berencana Kirimkan Pelatih Militer ke Ukraina

Global
WNI di Singapura Luncurkan 'MISI', Saling Dukung di Bidang Pendidikan dan Pengembangan Profesional

WNI di Singapura Luncurkan "MISI", Saling Dukung di Bidang Pendidikan dan Pengembangan Profesional

Global
Sebelum Tewas, Raisi Diproyeksikan Jadi Kandidat Utama Pemimpin Tertinggi Iran

Sebelum Tewas, Raisi Diproyeksikan Jadi Kandidat Utama Pemimpin Tertinggi Iran

Global
Biden Sebut Serangan Israel Bukan Genosida Saat Korban Tewas di Gaza Capai 35.562 Orang

Biden Sebut Serangan Israel Bukan Genosida Saat Korban Tewas di Gaza Capai 35.562 Orang

Global
Israel: 4 Jenazah Sandera Diambil dari Terowongan Gaza

Israel: 4 Jenazah Sandera Diambil dari Terowongan Gaza

Global
Polandia Tangkap 9 Orang yang Diduga Bantu Rencana Sabotase Rusia

Polandia Tangkap 9 Orang yang Diduga Bantu Rencana Sabotase Rusia

Global
Ikut Pelatihan, 1 Tentara Korea Selatan Tewas akibat Ledakan Granat

Ikut Pelatihan, 1 Tentara Korea Selatan Tewas akibat Ledakan Granat

Global
Hasil Penyelidikan Awal Ungkap Helikopter Presiden Iran Tak Punya Transponder

Hasil Penyelidikan Awal Ungkap Helikopter Presiden Iran Tak Punya Transponder

Global
Ebrahim Raisi Meninggal, Iran Akan Adakan Pemilihan Presiden pada 28 Juni

Ebrahim Raisi Meninggal, Iran Akan Adakan Pemilihan Presiden pada 28 Juni

Global
Apa Itu Mahkamah Pidana Internasional (ICC) dan Mengapa ICC Mempertimbangkan Surat Perintah Penangkapan bagi Pemimpin Israel dan Hamas?

Apa Itu Mahkamah Pidana Internasional (ICC) dan Mengapa ICC Mempertimbangkan Surat Perintah Penangkapan bagi Pemimpin Israel dan Hamas?

Internasional
Pemakaman Presiden Iran Akan Diadakan pada Kamis 23 Mei, Berikut Prosesinya

Pemakaman Presiden Iran Akan Diadakan pada Kamis 23 Mei, Berikut Prosesinya

Global
Rangkuman Hari Ke-817 Serangan Rusia ke Ukraina: 29 Drone Dijatuhkan | Penembakan Rusia Tewaskan 2 Orang

Rangkuman Hari Ke-817 Serangan Rusia ke Ukraina: 29 Drone Dijatuhkan | Penembakan Rusia Tewaskan 2 Orang

Global
Di Iran, Meninggalnya Presiden Disambut Duka dan Perayaan Terselubung

Di Iran, Meninggalnya Presiden Disambut Duka dan Perayaan Terselubung

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com