Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pangeran William Ingin Jadi Pilot Ambulans Udara Lagi demi Bantu Atasi Virus Corona

Kompas.com - 31/03/2020, 14:59 WIB
Ardi Priyatno Utomo

Penulis

LONDON, KOMPAS.com - Pangeran William dikabarkan berniat untuk kembali menjadi pilot ambulans udara demi membantu mengatasi wabah virus corona.

Bangsawan dengan gelar Duke of Cambridge itu sempat menghabiskan dua tahun menjadi pilot korps medis sebelum mundur pada 2017.

Kini, Pangeran William mengungkapkan ketertarikan untuk kembali bertugas di garis depan untuk membantu mengatasi pandemi virus corona.

Baca juga: Pangeran Harry Mengaku Kerap Tak Sejalan dengan Pangeran William

Tetapi, sumber mengutarakan dia khawatir sebagai anggota Kerajaan Inggris yang sering tampil di berbagai acara kenegaraan, dia tak bisa mewujudkan keinginannya itu.

"William benar-benar serius mempertimbangkan untuk kembali menjadi pilot ambulans udara di tengah wabah ini," kata sumber itu kepada The Sun.

Dikutip Daily Mirror Senin (30/3/2020), sumber itu menuturkan, suami Kate Middleton itu juga ingin memberikan sumbangsih bagi negara.

Tetapi, dia menghadapi situasi pelik. Terutama sejak sang ayah sekaligus Putra Mahkota Inggris, Pangeran Charles, positif mengidap Covid-19.

Kabar keinginan pangeran 37 tahun itu menjadi pilot itu terjadi setelah Inggris melaporkan 22.141 orang terinfeksi, dengan 1.408 lainnya meninggal.

Saat berkunjung ke pusat layanan Badan Kesehatan Inggris (NHS) awal Maret, William sempat mengutarakan keinginan membantu mereka.

Ayah dari Pangeran George, Putri Charlotte, dan Pangeran Louis itu menjadi penyandang dana Yayasan Ambulans Udara London juga pada Maret ini.

"Seperti yang sudah dia ketahui, kami punya layanan ambulans udara di London. Dia tahu bakal selalu disambut," ujar ketua dinas, Garrett Emmerson.

Baca juga: Pangeran William Mengaku Tak Keberatan Jika Anaknya Menjadi Gay

Sekitar 20.000 mantan karyawan NHS kembali direkrut setelah mereka menghadapi tekanan karena pemerintah menyebut "titik puncak" semakin mendekat.

Untuk mengoptimalkan perawatan, sebuah aula pertemuan di timur ibu kota disulap menjadi rumah sakit, dengan 500.000 orang mendaftar menjadi relawan.

Rumah sakit darurat tersebut bakal dilengkapi dengan 500 ranjang, ventilator, serta oksigen untuk menangani pasien dalam kondisi parah.

Proses renovasi bangunan tersebut dipimpin oleh NHS, dengan Angkatan Darat mengirimkan insinyur mereka guna mempercepat pembangunan.

Menteri Pertahanan Ben Wallace mengatakan, insinyur dan perancang militer bahu membahu dengan NHS guna melancarkan proses pendirian rumah sakit.

Baca juga: Pangeran William dan Kate Dijadwalkan Kunjungi Pakistan Akhir Tahun Ini

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

PM Singapura Lee Hsien Loong Puji Jokowi: Kontribusinya Besar Bagi Kawasan

PM Singapura Lee Hsien Loong Puji Jokowi: Kontribusinya Besar Bagi Kawasan

Global
Sejak Apartheid Dihapuskan dari Afrika Selatan, Apa Yang Berubah?

Sejak Apartheid Dihapuskan dari Afrika Selatan, Apa Yang Berubah?

Internasional
Dubai Mulai Bangun Terminal Terbesar Dunia di Bandara Al Maktoum

Dubai Mulai Bangun Terminal Terbesar Dunia di Bandara Al Maktoum

Global
Punggung Basah dan Kepala Pusing, Pelajar Filipina Menderita akibat Panas Ekstrem

Punggung Basah dan Kepala Pusing, Pelajar Filipina Menderita akibat Panas Ekstrem

Global
Anak Muda Korsel Mengaku Siap Perang jika Diserang Korut

Anak Muda Korsel Mengaku Siap Perang jika Diserang Korut

Global
Demonstran Pro-Palestina di UCLA Bentrok dengan Pendukung Israel

Demonstran Pro-Palestina di UCLA Bentrok dengan Pendukung Israel

Global
Sepak Terjang Subhash Kapoor Selundupkan Artefak Asia Tenggara ke New York

Sepak Terjang Subhash Kapoor Selundupkan Artefak Asia Tenggara ke New York

Global
Penyebab Kenapa Menyingkirkan Bom yang Belum Meledak di Gaza Butuh Waktu Bertahun-tahun

Penyebab Kenapa Menyingkirkan Bom yang Belum Meledak di Gaza Butuh Waktu Bertahun-tahun

Global
30 Tahun Setelah Politik Apartheid di Afrika Selatan Berakhir

30 Tahun Setelah Politik Apartheid di Afrika Selatan Berakhir

Internasional
Rangkuman Hari Ke-795 Serangan Rusia ke Ukraina: Buruknya Situasi Garis Depan | Desa Dekat Avdiivka Lepas

Rangkuman Hari Ke-795 Serangan Rusia ke Ukraina: Buruknya Situasi Garis Depan | Desa Dekat Avdiivka Lepas

Global
Dubai Mulai Bangun Terminal Terbesar Dunia di Bandara Al Maktoum

Dubai Mulai Bangun Terminal Terbesar Dunia di Bandara Al Maktoum

Global
[KABAR DUNIA SEPEKAN] Tabrakan Helikopter Malaysia | Artefak Majapahit Dicuri

[KABAR DUNIA SEPEKAN] Tabrakan Helikopter Malaysia | Artefak Majapahit Dicuri

Global
Bangladesh Liburkan 33 Murid dan Mahasiswa karena Cuaca Panas

Bangladesh Liburkan 33 Murid dan Mahasiswa karena Cuaca Panas

Global
Dilema Sepak Bola Hong Kong, dari Lagu Kebangsaan hingga Hubungan dengan China

Dilema Sepak Bola Hong Kong, dari Lagu Kebangsaan hingga Hubungan dengan China

Global
Panglima Ukraina: Situasi Garis Depan Memburuk, Rusia Unggul Personel dan Senjata

Panglima Ukraina: Situasi Garis Depan Memburuk, Rusia Unggul Personel dan Senjata

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com