Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kisah Dokter Italia di Tengah Virus Corona: Perang Sudah Pecah

Kompas.com - 10/03/2020, 20:21 WIB
Aditya Jaya Iswara

Penulis

Sumber Sky News

"Dalam dua tahun ini saya menyadari bahwa orang-orang Bergamo tidak datang ke UGD tanpa alasan. Mereka berperilaku baik kali ini juga."

"Mereka mengikuti semua instruksi yang diberikan: seminggu atau sepuluh dari tidak keluar rumah jika demam karena berpeluang menularkan, tetapi mereka sekarang tidak tahan lagi."

"Mereka sulit bernapas, mereka butuh oksigen."

Unggahan Dr Macchini telah dibagikan lebih dari 29.000 kali, dan menjadi akun tenaga medis paling dramatis di Italia.

Baca juga: Wajah Italia dalam Karantina: Pernikahan dan Pemakaman Ditunda, Kerusuhan Merebak di Penjara

"Satu demi satu departemen yang kosong telah diisi lagi," lanjutnya.

"Papan nama pasien, dalam warna berbeda tergantung pada unit operasi milik mereka, sekarang semuanya berwarna merah dan bukannya tertulis pembedahan tetapi tulisannya selalu sama: pneumonia interstitial bilateral."

Dr Macchini turut menekankan virus tidak hanya menjangkiti orang tua, tapi yang muda juga bisa kena.

Mereka bisa diintubasi dalam perawatan intensif atau lebih buruk di ECMO (mesin untuk kasus terburuk, yang mengekstrak darah, mengoksigenasi ulang dan mengembalikannya ke tubuh, menunggu organisme, yang diharapkan menyembuhkan paru-paru).

Dokter itu juga menyindir orang-orang di media sosial yang bangga tidak takut dan mengabaikan aturan, mengeluh karena perubahan gaya hidup mereka, sedangkan bencana epidemiologis sudah berada di depan mata.

"Dan tidak ada lagi ahli bedah, urologis, ortopedi - kami hanya dokter yang tiba-tiba menjadi bagian dari satu tim untuk menghadapi tsunami yang telah menyapu kita semua."

"Kasus-kasus naik berlipat ganda. Kami sekarang ada di tingkat 15-20 rawat inap sehari, semua untuk alasan yang sama. Hasil tes satu per satu datang: positif, positif, positif."

"Tiba-tiba ruang gawat darurat runtuh," tutupnya dengan pengandaian.

Baca juga: Dampak Karantina Italia: Terjadi Kerusuhan Besar di Penjara, 7 Tahanan Tewas

Di tempat terpisah, dokter lain di Bergamo, ahli anestesi Christian Salaroli, mengatakan kepada surat kabar Italia Corriere della Sera, bahwa dokter sekarang dipaksa untuk memilih siapa yang akan dirawat berdasarkan peluang pasien bertahan hidup.

"Kita tidak bisa mencari mukjizat. Itu kenyataannya," katanya dikutip dari Sky News.

Unit anestesiologi dan perawatan intensif Italia menerbitkan 15 rekomendasi etis untuk dipertimbangkan ketika menerima pasien ICU selama krisis virus dan kekurangan ICU.

Kriterianya termasuk usia pasien, kemungkinan bertahan hidup, dan bukan hanya "pertama datang pertama dilayani".

Baca juga: Lockdown Italia di Tengah Virus Corona, Ini Aturan yang Perlu Diketahui

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com