Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Tradisi Unik Minum Teh di China, Inggris, dan Jepang, Apa Bedanya?

Kompas.com - 11/08/2022, 16:07 WIB
Suci Wulandari Putri Chaniago,
Silvita Agmasari

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Kegiatan minum teh sudah menjadi kebiasaan bagi masyarakat Indonesia.  

Mulai dari menikmati teh saat pagi hari, hingga dijadikan sebagai jamuan untuk tamu yang berkunjung.

Menikmati secangkir teh nyatanya tidak hanya perihal menyeduh air dan bubuk teh untuk disajikan. Akan tetapi ada nilai-nilai tertentu yang ditonjolkan saat menyeduh teh.

Juri National Tea Competition 2022 sekaligus founder teh Nusantara Muhammad Ashfiya mengatakan bahwa ada dua nilai yang dipraktikkan saat menyeduh teh, yakni higienis dan aman.

Ashfiya mengatakan bahwa dua nilai tersebut penting untuk diperhatikan karena akan berkaitan dengan tata krama, tradisi, cara penyeduhan, serta alat yang digunakan saat menyeduh teh di berbagai negara. 

Setiap negara punya cara tersendiri dalam mempraktikkan dua nilai tersebut. Seperti yang dilakukan oleh masyarakat di tiga negara berikut, yakni China, Inggris, dan Jepang.

Baca juga:

1. Cara minum teh di China

Ashiya mengatakan bahwa masyarakat di China memperhatikan keamanan dan kebersihan saat menyeduh teh mulai dari alat yang digunakan hingga pakaian yang dikenakan.

"Kalau di China, tekonya di taruh di kanan, ada cawan dari bambu juga. Alasan sebenarnya untuk memudahkan saat menyeduh teh," kata Asfhiya kepada Kompas.com melalui sambungan telepon pada Selasa (9/8/2022).

Lebih lanjut dijelaskan apabila teko teh ditaruh di bagian depan, maka ini akan menciptakan rasa tidak aman bagi tamu yang disuguhkan teh.

Selain itu, ketinggian air yang dituang dari teko ke cawan pun harus diperhatikan, tidak boleh terlalu tinggi. Ini dilakukan guna menghindari adanya air panas yang mengenai tamu.

Tidak hanya praktik menuang teh, masyarakat di China juga punya aturan berpakaian saat menyeduh teh untuk tamu.

Baca juga: Mampukah Eksistensi Teh Saingi Kopi pada Masa Mendatang?

Ilustrasi cara menuang teh di China, teko berada di sebelah kanan orang yang menyeduh teh.Dok. The Spruce Eats Ilustrasi cara menuang teh di China, teko berada di sebelah kanan orang yang menyeduh teh.

"Pakaian yang dikenakan harus sopan, teh yang disajikan harus jadi perhatian utama, bukan pakaian si penyeduhnya," katanya.

Oleh karea itu pakaian yang dikenakan oleh si penyeduh teh tidak boleh mencolok. Warna pakaian yang dikenakan pun harus netral, seperti warna putih, coklat, ataupun hitam.

"Tidak boleh pakai baju yang warnanya nge-jreng seperti warna merah, supaya tamu memperhatikan tehnya, bukan orangnya," katanya. 

Selain pakaian, orang yang sedang menyeduh teh di China tidak boleh mengenakan perhiasan yang berlebihan.

"Harus polos, tidak ada jam tangan, cincin, ataupun gelang, karena kalau pakai perhiasan, kegiatan menyeduh teh menjadi tidak mudah. Prinsipnya supaya aman, berarti harus mudah (proses menyeduh teh), dong," katanya.

Alat menyeduh teh di China pun sudah didesain sedemikian rupa supaya memudahkan dalam menyeduhnya.

"Alat seduhnya pun sudah ditentukan diameternya berapa, untuk alasan kenyamanan, bukan karena bentuknya bagus atau lucu. Lucu itu bukan standar," katanya.

Baca juga: Benarkah Kadar Kafein Teh Lebih Tinggi dari Kopi?

2. Cara minum teh di Inggris

Ilustrasi Afternoon Tea, tradisi minum teh di Inggris. Ilustrasi Afternoon Tea, tradisi minum teh di Inggris.

Ada dua tradisi minum teh di Inggris yang terkenal, yaitu high tea dan afternoon tea. High tea merupakan tradisi minum teh oleh para pekerja pada sore hari.

Sementara afternoon tea ialah tradisi minum teh yang dulu dilakukan pertama kali oleh keluarga bangsawan.

Di antara kedua tradisi tersebut, kegiatan afternoon tea termasuk terkenal dan kerap dilakukan oleh masyarakat Inggris tak terkecuali di Indonesia.

Umumnya afternoon tea identik dengan kegiatan yang elegan dan mewah, karena dilakukan oleh keluarga bangsawan. 

Padahal kenyataannya kemewahan bukanlah nilai utama yang ingin ditonjolkan, melainkan nilai aman dan higienis.

"Saat diundang ke acara afternoon tea, tentu pakaian yang dikenakan harus sopan, bukan buat gaya-gayaan," kata Ashfiya.

Selain dari segi berpakaian, alat yang digunakan untuk menyeduh teh di Inggris pun berbeda.

Beberapa alat yang digunakan seperti tea pot berukuran besar, gelas porselen, dan ada cawan khusus untuk susu segar.

Baca juga: Sejarah Afternoon Tea, Dulu Hanya Dilakukan Bangsawan di Inggris

Kegiatan afternoon tea di Inggris pun juga dilengkapi dengan tiga tier berisi tiga jenis makanan yang berbeda. Mulai dari makanan bercita rasa manis hingga asin.

Ashfiya mengatakan bahwa peletakkan makanan di dalam tier tersebut juga bukan tanpa alasan. Hal tersebut dilakukan guna memudahkan saat mengambilnya.

"Tidak selalu semuanya tentang fancy, pasti alasannya tentang fungsi, cuma banyak orang tidak tahu itu," katanya.

Lebih lanjut dijelaskan bahwa orang Inggris menggunakan gelas berukuran besar untuk minum teh. Oleh karena itu cara memegang gagang gelas pun harus benar.

"Di Inggris,  kita tidak boleh pakai pinky finger atau menonjolkan jari kelingking saat meminum teh. Hal ini dinilai tidak sopan, apalagi untuk orang yang baru kenal," kata Ashfiya. 

Tidak hanya dari segi memegang gagang, cara mengaduk teh di Inggris pun juga ada aturan tersendiri.

Teh tidak diaduk dengan cara diputar 360 derajat, melainkan diaduk perlahan dari atas ke bawah.

"Cara mengaduknya pun bukan karena gaya-gayaan, tetapi supaya tidak tumpah air tehnya, supaya higienis. Orang mengira itu manner-nya kalangan bangsawan, padahal praktiknya harus seperti itu kalau mau higienis," katanya. 

Baca juga: 3 Kudapan untuk Afternoon Tea, Camilan Minum Teh ala Inggris

3. Cara minum teh di Jepang

Ilustrasi alat meyeduh teh di Jepang.Dok. tsunagujapan Ilustrasi alat meyeduh teh di Jepang.

Proses panen pucuk teh di Jepang tidak seperti di Indonesia, masyarakat Jepang baru bisa memetik teh saat musim semi, yakni setelah musim dingin.

"Saat es mulai mencair, matahari timbul, maka pucuk teh mulai muncul. Petikan teh pertama di musim semi itu nantinya akan disuguhkan kepada kaisar dengan upacara tertentu," katanya.

Sedangkan khusus untuk masyarakat pada umumnya, juga ada aturan-aturan minum teh yang berlaku di Jepang.

"Orang Jepang praktik menyeduh teh itu di dalam ruangan, mereka tidak pakai sepatu, tapi pakai kaus kaki," katanya.

Penggunaan kaus kaki pun juga ada alasannya, yaitu untuk kesopanan dan menjaga kebersihan.

Apabila kaus kaki dilepas di luar ruangan, maka ada kemungkinan bau kaus kaki akan mengganggu bau teh yang dihidangkan. 

Aturan berpakaian saat minum teh di Jepang masih sama dengan China dan Inggris, yakni tetap mengedepankan nilai kesopanan dan tidak mencolok.

"Mereka mumnya pakai teh hijau, yang mana tidak mungkin diseduh pakai suhu yang tinggi banget," katanya. 

Lebih lanjut, sebelum teh diseduh, air panas akan dipindahkan ke tempat lain terlebih dahulu supaya suhunya turun. 

Teko teh di Jepang bentuknya sedikit lebih lebar dan dibuat dari tanah liat. Ini dibuat dengan tujuan supaya suhu air turun lebih cepat. 

 
 
 
 
 
Lihat postingan ini di Instagram
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 

Sebuah kiriman dibagikan oleh Foodplace (@my.foodplace)

 

 

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com