Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 21/06/2022, 08:09 WIB
Krisda Tiofani,
Silvita Agmasari

Tim Redaksi

"Masalahnya, mangga gedong gincu agak berserat dan bijinya besar," sambungnya.

Baca juga:

Kendala ekspor mangga Indonesia selanjutnya adalah regulasi.

Sobir menuturkan, perdagangan internasional umumnya meminta vapor heat treatment (VHT) sebagai syarat ekspor.

Teknologi VHT atau uap panas nantinya akan membantu mematikan hama atau lalat pada mangga.

Menurut Sobir, penggunaan VHT di Indonesia belum optimum sehingga menjadi kendala besar ekspor mangga.

"Bahkan di beberapa negara kayak Jepang itu bahkan minta operator VHT harus orang Jepang," kat Sobir.

"Makanya kita tidak pernah bisa ekspor mangga ke Jepang atau ke China," tambahnya.

Sekalipun menggunakan VHT untuk mengekspor mangga, jenis mangga harum manis dinilai kurang cocok untuk ekspor.

"Mangga harum manis itu kalau masuk ke mesin VHT, begitu ke luar, karena kandungan gulanya tinggi dan patinya sedikit, kulitnya jadi keriput, jadi tidak ada yang mau beli juga," tutup Sobir.

 Baca juga:

 
 
 
View this post on Instagram
 
 
 

A post shared by Foodplace (@my.foodplace)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com