Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 12/06/2020, 10:08 WIB
Silvita Agmasari

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Ayam geprek terbilang baru dalam khazanah makanan Indonesia. Sebelum 2017, istilah ayam geprek masih asing di telinga mayoritas masyarakat Indonesia.

Namun beda cerita jika bertanya ayam geprek ke orang Yogyakarta khususnya mahasiswa pada era tersebut. Dari Kota Pelajar ayam geprek lahir.

Ayam geprek tak lepas dari pembuat pertama makanan ini. Ia adalah Ruminah (56) pendiri Warung Ayam Geprek Bu Rum di Yogyakarta.

Baca juga: Mengenal Geprek Bensu, Bisnis Ayam Geprek Artis yang Sukses

"Saya buat ayam geprek pertama tahun 2003. Sebelumnya saya jualan lotek, soto, dan lain," Ruminah saat ditemui Kompas.com di warung ayam gepreknya yang pertama di Papringan, Yogyakarta, Senin (23/4/2018).

"Namanya juga penjual makanan, saya iseng jualan ayam kentucky (goreng tepung) juga," cerita Ruminah.

Lantas dari ayam goreng tepung ini, munculah ayam geprek. Bukan Ruminah yang memiliki ide membuat ayam geprek.

Baca juga: 10 Kuliner Malam di Yogyakarta, Bawa Pulang Makan di Rumah

Ia ingat ada pelangganya, mahasiswa asal Kudus, Jawa Tengah, yang meminta ayam goreng tepungnya diberi aneka sambal lalu diulek agar teksturnya hancur.

"Terus banyak anak yang bilang ayam gejrot, ayam ulek. Akhirnya saya beri nama jadi ayam geprek," sebut perempuan yang akrab disapa Rum.

Hidangan ayam geprek ternyata disukai banyak orang. Mulai dari mahasiswa, pekerja kantoran, sampai wisatawan yang berkunjung ke Yogyakarta.

Ruminah (56) pendiri Warung Ayam Geprek Bu Rum, Yogyakarta. KOMPAS.com/SILVITA AGMASARI Ruminah (56) pendiri Warung Ayam Geprek Bu Rum, Yogyakarta.

Sejak saat itu, Ruminah telah membuka enam cabang warung ayam geprek yang tersebar di daerah Yogyakarta.

Dibantu 23 pegawai dan anak-anaknya ia mengelola bisnis warung ayam geprek.

Di kota kelahirannya, ayam geprek juga terkenal. Contohnya di Jalan Warung Lor, warung pertama Ayam Geprek Bu Rum, ada dua warung ayam geprek lain yang bersebelahan.

Baca juga: Ayam Geprek, Ayam Penyet, dan Ayam Gepuk, Apa Bedanya?

Jika menelusuri Kota Pelajar, tidak akan sulit untuk menemukan ayam geprek dengan berbagai nama dan kreasi hidangan.

Ruminah sendiri mengatakan bisnisnya lumayan terpengaruh dengan banyaknya saingan.

"Ya bertahan saja," kata Ruminah. Sembari ia juga mulai berinovasi dengan menghadirkan aneka sambal seperti sambalado, cabai hijau, bumbu rendang, dan taburan keju.

Ilustrasi ayam geprek. SHUTTERSTOCK/FARDAN ABID ARIF BILLAH Ilustrasi ayam geprek.

"Kalau yang ke warung ibu ini kebanyakan memang anak lawas, yang tahu kalau ayam geprek awalnya dari sini," kata Ruminah.

Ayam geprek lantas jadi fenomenal ketika masuk ke Jakarta pada 2017.

Ada I Am Geprek Bensu dan Geprek Bensu yang dibuka pada tahun itu. Seiring perjalanan keduanya mengalami perebutan merek dagang.

Geprek Bensu yang menawarkan sistem waralaba sukses dan sampai sekarang memiliki 139 cabang waralaba yang tersebar hampir di seluruh Indonesia, bahkan sampai ke Hongkong.

Pada 2020,  Go-Food mencatat ada 300 juta porsi ayam geprek yang dipesan sepanjang tahun 2019. 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com