Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mahasiswi Unej Inovasi Permen Anti Karies Gigi

Kompas.com - 27/01/2023, 16:54 WIB
Albertus Adit

Penulis

KOMPAS.com - Selama ini, permen yang terlalu banyak dikonsumsi anak kecil maka bisa mengancam karies hingga membuat gigi berlubang.

Sebab, banyak anak kecil suka makan permen atau makanan manis lainnya. Karena itu, perlu suatu inovasi baru agar permen tak membuat karies gigi.

Hal itu yang coba dilakukan oleh mahasiswi Program Studi Teknologi Hasil Pangan Fakultas Teknologi Pertanian (FTP) Universitas Jember (Unej), Maryam Tsaqifah Muwahhidah.

Ia punya ide menarik yakni membuat inovasi permen lunak non sukrosa dengan perasa serai dan lemon yang bisa menghambat perkembangan bakteri penyebab karies gigi.

Baca juga: Dosen Itera Inovasi Teh Alami dari Rambut Jagung, Ini Cara Buatnya

Ia menceritakan bahwa sejak awal mula kuliah di Program Studi Teknologi Hasil Pangan, dirinya sudah tertarik meneliti pangan fungsional, khususnya pangan yang bisa berkontribusi kepada kesehatan.

Ide muncul dari dosennya

Maka dari itu, ide permen lunak non sukrosa muncul saat dosennya, Aji Sukoco menantang mahasiswanya untuk mengikuti Program Kreativitas Mahasiswa di internal FTP.

Berdasarkan referensi yang dia baca, angka penderita karies gigi pada anak di Indonesia tergolong tinggi. Lantas muncul ide membuat permen lunak non sukrosa yang sehat karena tanpa gula dan bisa mencegah karies gigi.

"Jadi orangtua tak perlu khawatir anaknya bakal kena masalah gigi sebab dengan mengonsumsi permen ini justru menghambat bakteri penyebab karies gigi," ujar Ifah, nama panggilannya dikutip dari laman Unej, Kamis (26/1/2023).

Akhirnya, dia membuat permen lunak non sukrosa dengan menggunakan sediaan nanoemulsi dari kombinasi minyak esensial serai dan lemon.

Baca juga: Mahasiswa ITS Inovasi Terapi Rehabilitasi lewat Metaverse

Menurutnya, serai adalah salah atu tanaman yang mudah didapatkan di sekitar, sementara untuk minyak esensial lemon, Ifah memanfaatkan kulitnya yang sering terbuang jadi limbah.

Pemilihan minyak esensial serai dan lemon selain memberikan rasa, juga sebagai bahan utama yang akan menghambat perkembangan bakteri penyebab karies gigi.

Pasalnya dari penelitian Ifah di Rumah Sakit Gigi dan Mulut (RSGM) Universitas Jember, senyawa bioaktif keduanya terbukti efektif mencegah perkembangan bakteri penyebab karies gigi.

Dikatakan, serai mengandung aktioksidan, antimikroba, anti radang bahkan mengurangi resiko kanker. Sementara lemon penuh dengan vitamin C, mikro nutrisi dan antioksidan seperti asam sitrat, hesperidin dan diosmin.

Adanya lemon juga memberikan rasa segar yang khas untuk permen. Ia sengaja membuat sediaan kombinasi minyak esensial serai dan lemon dalam bentuk nanoemulsi dengan tujuan dapat meningkatkan bioavailabilitas senyawa bioaktif dalam minyak tersebut sehingga aktivitas antibakterinya dapat meningkat.

Baca juga: Desain Ruang Publik Ramah Lingkungan Ini Inovasi Mahasiswa ITS

Dapat pendanaan PKM

Hingga kemudian dari ketekunan Ifah dalam meneliti pangan fungsional khususnya di bidang kesehatan ternyata mendapatkan banyak apresiasi, diantaranya mendapatkan pendanaan Program Kreativitas Mahasiswa (PKM) bidang Riset Eksakta 2021 dari Ditjen Dikti Kemendikbud Ristek sebesar Rp 10 juta.

Penerima pendanaan program kreativitas mahasiswa gagasan Futuristik dan Konstruktif (PKM GFK) 2021. Medali emas kategori poster pada kegiatan “Food and Biocomplex Innovation” di Universitas Brawijaya.

Juara kedua kategori poster pada ajang Kepedulian Mahasiswa dan Masyarakat terhadap Pangan (KM2P), medali emas pada Global Young Scientist Challenge (GYSC) kategori Healthcare 2020 dan prestasi lainnya.

Meski kini penelitiannya masih dalam skala laboratorium, tetapi menurut koleganya di FTP, rasa permen buatan Ifah tak kalah dengan permen di pasaran.

Karena itu dia berharap ada industri yang tertarik mengembangkan permen non sukrosa anti karies gigi hasil penelitiannya.

Baca juga: PPNS Inovasi PLTS Apung di Embung, Jadi Wisata Edukasi Teknologi

Saat ini setelah diwisuda pada wisuda periode IV tahun akademik 2022/2023 beberapa hari lalu, pemilik IPK 3,72 ini ingin meneruskan studi ke jenjang Pascasarjana.

Dia sendiri bercita-cita ingin bekerja di industri pangan atau menjadi dosen. Kini, dia sedang mencoba mendaftarkan ke beberapa penyedia beasiswa.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com