Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Growth Center
Powered by Kompas Gramedia

Sebagai bagian dari KOMPAS GRAMEDIA, Growth Center adalah ekosistem solusi yang memfasilitasi pertumbuhan organisasi dan individu untuk menjadi versi terbaik dari diri mereka. Growth Center hadir untuk menjadi teman bertumbuh dalam mempercepat pertumbuhan dan transformasi melalui solusi sumber daya manusia berbasis teknologi yang teruji secara saintifik berdampak.

Kami meningkatkan pertumbuhan para individu melalui proses siklus yang berkelanjutan dari menemukan jati diri (discovery) hingga menyediakan pengembangan (development) yang diperlukan. Semua ini hadir dalam produk kami, Kognisi Discovery dan Kognisi Development untuk memfasilitasi individu untuk mengenal dirinya sendiri dan berkembang sesuai dengan keunikan (idiosyncrasy) mereka.

Silakan kunjungi situs kami www.growthcenter.id dan info kolaborasi lebih lanjut bisa kirim surel ke info@growthcenter.id.

 

Akselerasi Kebutuhan Pemimpin dengan Kelincahan Belajar

Kompas.com - 07/10/2021, 21:05 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini

Dahulu, kemampuan bahasa Inggris, penggunaan komputer, presentasi, dan kemampuan umum lain memang masih diagungkan.

Baru lima tahun terakhir kemampuan untuk analisa data (data analytics), maha data (big data), kecerdasan buatan (artificial intelligence), dan pembelajaran mesin (machine learning) dibutuhkan.

Kemudian, semua perekrut berlomba-lomba mencari sumber daya manusia untuk mengisi posisi-posisi tersebut. Para personalia kemudian mengadakan berbagai macam pelatihan untuk memberdayakan karyawan lama untuk memiliki kemampuan tersebut.

Baca juga: Meningkatkan Kegigihan dengan Growth Mindset

 

Faktanya, “nyawa” atau nilai suatu pengetahuan (shelf life) hanya bertahan tiga tahun saja. Lalu, apa yang terjadi apabila sudah lebih dari tiga tahun? Maka nilai tersebut akan luruh dengan sendirinya dalam diri.

Jika kita terus-terusan mengharapkan pelatihan dari perusahaan, maka itu tidak membuat kita berkembang. Semua kembali pada usaha kita untuk dapat sejajar dengan segala informasi dan kemampuan.

Kelincahan kita untuk mau belajar, adaptif, fleksibel akan memudahkan kita menjadi talenta yang diidamkan perusahaan.

Penelitian TSG Group di Amerika pada tahun 2015 menyatakan bahwa kelincahan belajar (learning agility) menjadi kemampuan yang lebih dibutuhkan dibandingkan dengan tingkat kecerdasan intelegensi (intellectual quotient), kecerdasan emosional (emotional quotient), kepribadian, kecocokan budaya, dan lain sebagainya.

Selaras dengan penelitian TSG Group, Deloitte di tahun 2020 juga menyatakan bahwa kemampuan untuk memimpin dengan cara kompleksitas dan ambiguitas menjadi sesuatu yang diperlukan.

Salah satunya bagaimana menjadi pemimpin yang lincah, memiliki keinginan untuk belajar, dan mengikuti arus perkembangan. Tentu bukan pemimpin yang ketinggalan, yang hanya manut-manut saja, dan tidak adaptif dengan perubahan.

Mempunyai karyawan yang lincah akan mampu merespon akan lingkungan yang kompetitif.

Orang yang memiliki kelincahan dapat mengantisipasi dan bereaksi dengan perubahan jauh lebih baik dibandingkan yang tidak lincah dikarenakan kelincahan belajar dapat memprediksi korelasi antara tingkat kinerja saat ini hingga gaya kepemimpinan.

Terkadang, kita terlalu fokus dengan pencapaian seseorang di masa lalu sehingga ketika orang yang dahulu memiliki kesuksesan dari pekerjaan yang konstan mendapatkan promosi, ia kemudian menjadi gagal.

Pentingnya kelincahan belajar di sini adalah untuk mencari bagaimana mereka beradaptasi dalam perubahan, bagaimana kemampuan mereka, keinginan mereka untuk belajar dari pengalaman, dan kemudian mengaplikasikan apa yang dia pelajari dalam lingkungan yang berbeda.

Lebih lanjut, kelincahan belajar juga merupakan bagian dari pola pikir bertumbuh (growth mindset).

Ada dua jenis pola pikir, yakni pola pikir bertumbuh (growth mindset) dan pola pikir menetap (fixed mindset) yang percaya bakat dan kemampuan adalah suatu hal yanng bersifat menetap.

Baca juga: 5 Cara Mengembangkan Growth Mindset

 

Jika pola pikir bertumbuh (growth mindset) adalah bagaimana kita bersikap positif dengan perubahan, maka pola pikir menetap (fixed mindset) adalah sikap di mana kita menolak untuk berubah.

Apa hubungannya kelincahan belajar dengan pola pikir bertumbuh? Dalam keterkaitannya, pemimpin yang lincah dapat dilihat bagaimana dia menanggapi sebuah kegagalan dan menyambut tantangan.

Apakah dia melihat kegagalan itu sebagai kegagalan karena dia tidak mampu atau kegagalan karena sebenarnya sesuatu yang dia bisa pelajari? Apakah dia bisa belajar apapun yang dia mau? Bagaimana dia melihat tantangan?

Apakah dia melihat tantangan sebagai sesuatu yang dia cari atau dia menghindari tantangan? Bagaimana dia melihat usaha dia? Seberapa besar usaha? Bagaimana porsi antara usaha versus nasib? Bagaimana dia melihat masukan?

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com