Apakah masukan itu sesuatu yang baik? Apakah masukan itu sesuatu yang mengancam dia? Bagaimana dia melihat kesuksesan orang lain? Apakah dia melihat kesuksesan orang lain itu sebagai sebuah ancaman atau sebagai sesuatu area pembelajaran?
Dan bagaimana dia melihat hal-hal baru? Apakah dia suka mencoba hal-hal baru atau dia nggak mau mencoba hal-hal baru? Itu baru sebagian pertanyaan reflektif terkait kelincahan belajar yang perlu mendapat perhatian.
Pada hakikatnya, individu dengan kelincahan belajar yang tinggi adalah mereka yang dapat menghadapi pengalaman baru secara cepat dan fleksibel. Apa yang dilakukan untuk dapat cepat dan fleksibel?
Tentu dengan keluar dari zona nyaman, mencari saran dari orang-orang sekitarnya, dan membuat perubahan dalam dirinya sehingga dia tahu apa yang harus dia lakukan.
Ada sembilan tipe kelincahan belajar (learning agility). Pertama, bagaimana kita menjadi orang yang fleksibel. Fleksibel ketika melihat berbagai ide, melihat berbagai pandangan, melihat berbagai pandangan yang bertolak belakang.
Kedua, berbicara mengenai kecepatan. Hal ini termasuk dalam kecepatan mengambil keputusan, menggagaskan sebuah ide, menjalankan sebuah proyek, dan lain-lain. Ketiga adalah eksperimen.
Dari eksperimen, kita dapat melihat bagaimana kita belajar dari mengaplikasikan sesuatu dalam pekerjaan dan kemudian langsung mengubahnya.
Keempat dan kelima adalah bagaimana cara kita mengambil risiko. Bagaimana kita mengambil risiko berkaitan dengan kinerja kita, mau untuk keluar dari zona nyaman dengan melakukan nomor tiga yakni bereksperimen.
Baca juga: Pola Pikir Mahasiswa Indonesia, Growth Mindset atau Fixed Mindset?
Keenam adalah kolaborasi, bagaimana kita bekerja dengan tim ataupun orang-orang lintas unit dan mengambil perspektif dari mereka. Ketujuh adalah informasi, bagaimana cara kita mencari informasi.
Apakah informasi yang kita cari dan kita dapatkan relevan dengan kehidupan personal maupun profesional?
Kedelapan adalah mencari informasi atau umpan balik mengenai kinerja diri sendiri. Tanya orang-orang mengenai pendapat mereka tentang diri kita secara personal, apa yang perlu diubah, dan bagaimana sebaiknya memperbaiki kesalahan kita.
Terakhir adalah refleksi, yang berkaitan dengan bagaimana kita diam sejenak untuk memikirkan dan mengolah apa yang telah kita lakukan sembari mengetahui di mana letak kesalahan dan strategi memperbaikinya.
Refleksi di sini juga berarti melihat kembali apa yang telah kita rasakan.
Begitulah Sobat Kogi di artikel sesi pertama ini. Banyak hal telah kita pelajari dari mengetahui apa itu T-shape talent, mengetahui bagaimana menjadi pemimpin masa depan, hingga pembahasan mendalam mengenai sembilan elemen dari learning agility.
Tentu saja masih akan ada sesi lain yang menunggu dan tidak kalah menarik dan berguna untuk kalian.
Namun, jika kalian tidak sabar dan memiliki keingintahuan yang tinggi tentang menjadi pemimpin yang lincah, kunjungi kursus daringnya hanya di Kognisi.id. Stay tuned!
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.