Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ketua Forum Rektor Minta Perguruan Tinggi Harus Bantu Pandemi Covid-19

Kompas.com - 27/07/2021, 15:36 WIB
Dian Ihsan

Penulis

KOMPAS.com - Pandemi Covid-19 telah mengakibatkan terjadinya krisis multi-dimensional yang memunculkan berbagai persoalan dan tantangan yang tidak pernah terbayangkan sebelumnya, baik di aras lokal, nasional maupun global.

Kehadiran Covid-19 turut memberikan dampak di berbagai bidang termasuk bidang pendidikan, kesehatan, sosial, ekonomi, politik dan keamanan.

Baca juga: Daftar Provinsi dengan Kasus Tertinggi Covid-19 pada Anak Usia Sekolah

"Kami mengapresiasi langkah-langkah konkrit perguruan tinggi dalam membantu mengatasi pandemi Covid-19 selama ini," kata Ketua Forum Rektor Indonesia, Prof. Arif Satria dalam keterangannya, Selasa (27/7/2021).

Namun demikian, dia terus mengajak perguruan tinggi agar terus berperan melalui sinergi dengan pemerintah, swasta, dan masyarakat.

Enam langkah bantu pandemi Covid-19

Arif pun menerangkan beberapa langkah yang masih perlu didorong.

Pertama, membantu peningkatan kemampuan testing dengan percepatan waktu untuk mendapatkan hasil dengan target 500.000 tes PCR per hari.

Oleh karena itu, dia mengaku, pemetaan kapasitas peralatan dan sumber daya manusia (SDM) yang tersedia di perguruan tinggi harus segera dilakukan.

Arif menerangkan, koordinasi untuk memanfaatkan potensi besar dari perguruan tinggi dalam membantu pemerintah dan pemerintah daerah perlu ditingkatkan.

Baca juga: Aksi Nyata UGM Bantu Pemerintah Tangani Pandemi Covid-19

Kedua, memaksimalkan semua potensi dokter dan tenaga kesehatan di fakultas kedokteran, pendidikan tinggi di bidang kesehatan, dan rumah sakit universitas.

Dengan demikian, diharapkan agar semua siap menjadi pendamping isolasi mandiri dari semua pasien yang sudah terkonfirmasi hasil PCR tesnya positif.

Ketiga, bekerjasama dengan berbagai pihak untuk memanfaatkan fasilitas penginapan perguruan tinggi seperti asrama, rusunawa, tempat diklat agar siap menjadi tempat isolasi mandiri yang efisien dan efektif.

Hal tersebut perlu dilakukan, karena saat ini pemerintah dan berbagai rumah sakit ingin memperluas jaringan perawatan isolasi mandiri bagi pasien dengan gejala sedang.

Keempat, meneruskan secara terstruktur dan berkesinambungan inovasi-inovasi yang sudah dilahirkan oleh berbagai perguruan tinggi.

Inovasi yang dimaksud baik, yakni menemukan dan mengembangkan produk-produk obat, reagen/kit, oxygen concentrator, peralatan dan sarana prasarana pendukung rumah sakit yang dihasilkan oleh bangsa sendiri.

Hal itu sebagai bagian dari upaya mengurangi impor dan meningkatkan daya saing produk-produk Indonesia di pasar dunia.

Baca juga: Epidemiolog UGM: Aksi PPKM Darurat Tak Sukses Turunkan Kasus Covid-19

Oleh karena itu, kata Rektor IPB ini diperlukan kerjasama dalam pendanaan riset, dukungan perijinan, dan akses produk-produk inovasi ke dalam e-catalog untuk memudahkan pembelian.

"Sekarang saatnya bagi pemerintah dan dunia usaha untuk bermitra secara serius dengan perguruan tinggi untuk menghasilkan produk-produk Indonesia Incorporated tersebut," jelas dia.

Kelima, dia mengajak para rektor untuk membantu percepatan vaksinisasi dengan menjadikan kampus sebagai salah satu sentra vaksin.

Keenam, Arif mengatakan perguruan tinggi perlu melakukan edukasi kepada masyarakat tentang pentingnya vaksin dan penerapan protokol kesehatan.

"Aktivitas Kuliah Kerja Nyata (KKN) mahasiswa bisa diarahkan menjadi relawan yang membantu mengatasi pandemi Covid-19," ujarnya.

Dia meyakini masih terbuka aktivitas yang dapat dilakukan perguruan tinggi sesuai dengan perkembangan yang ada.

Baca juga: Guru Besar UI Ungkap Risiko Interaksi Obat bagi Pasien Covid-19

"Semoga dengan diberdayakannya perguruan tinggi, dapat membantu percepatan solusi atas pandemi Covid-19," pungkas dia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com