Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mengapa Artefak Indonesia Bisa Dicuri dan Diselundupkan?

Kompas.com - 30/04/2024, 21:00 WIB
Laksmi Pradipta Amaranggana,
Ahmad Naufal Dzulfaroh

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Tiga artefak dari kerajaan Majapahit yang dicuri dan diselundupkan telah dikembalikan ke Indonesia oleh kejaksaan wilayah Manhattan, New York, Amerika Serikat (AS) pada Jumat (26/4/2024).

Dikutip dari Kompas.com, Senin (29/4/2024), artefak tersebut bernilai 405.000 dollar AS atau Rp 6,5 miliar.

Tiga benda bersejarah tersebut merupakan relief patung dari tokoh kerajaan Majapahit yang memimpin Nusantara pada abad ke-13 hingga abad ke-16.

Barang-barang tersebut dicuri, diselundupkan, dan dijual oleh Subhash Kapoor dan Nancy Wiener yang memperdagangkan barang antik dari Asia Tenggara.

Lantas, mengapa artefak Indonesia bisa dicuri dan diselundupkan?

Baca juga: 3 Artefak Langka Majapahit Ditemukan di AS, Nilainya Rp 6,5 Miliar


Penjelasan ahli

Pamong Budaya Ahli Muda atau Kurator Museum Jawa Tengah Ranggawarsita, Laela Nurhayati Dewi buka suara mengenai kasus pencurian artefak tersebut.

Menurutnya, masalah tersebut seharusnya sudah menjadi perhatian bersama, baik pemerintah maupun masyarakat.

Ia juga menyoroti tentang kurangnya ketegasan pemerintah dalam penindakan terhadap oknum pencuri benda-benda bersejarah.

Terlebih, kasus seperti ini sering terjadi di tempat-tempat strategis, baik di situs bersejarah maupun di museum.

“Padahal di Indonesia sudah ada Undang-Undang mengenai cagar budaya, itu kok belum tersosialisasikan dengan baik ya menurut saya,” ungkap Laela saat dihubungi Kompas.com, Senin (29/4/2024).

Baca juga: Hobi Unik Orang Terkaya di Dunia, dari Koleksi Artefak Roket hingga Bermain Ukulele

Akhirnya, kasus pencurian, penyelundupan, dan perdagangan ilegal dari benda bersejarah terus berulang.

Tak hanya kurang sosialisasi, Laela menilai bahwa masyarakat Indonesia juga abai terhadap benda-benda bersejarah.

Oleh karena itu, kasus pencurian artefak yang terus berulang ini belum mendapatkan atensi besar dari masyarakat.

Ia juga berharap kepada semua pihak agar menjaga dan melestarikan warisan budaya Indonesia, baik berupa benda maupun tak benda.

“Jadi jangan nanti tiba-tiba diklaim atau ada kejadian hilang baru kita repot sendiri,” tutur Laela.

Baca juga: Sama-sama Peninggalan Masa Lampau, Ini Perbedaan Fosil dan Artefak

Halaman:

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com