KOMPAS.com - Isu dinasti politik menjadi perbincangan hangat dalam beberapa hari terakhir.
Ini berkaitan dengan majunya putra sulung Presiden Joko Widodo (Jokowi), Gibran Rakabuming Raka sebagai bakal calon wakil presiden (cawapres) dari Prabowo Subianto.
Apalagi, pencalonan ini sempat menuai polemik, setelah putusan kontroversial Mahkamah Konstitusi (MK) seakan memberi "karpet merah" terhadap Gibran.
Dalam putusannya, Ketua MK Anwar Usman yang juga merupakan paman Gibran, mengizinkan kepala daerah untuk berkontestasi dalam Pilpres 2024, meski belum berumur 40 tahun.
Baca juga: Ketika Dinasti Politik Semakin Menguat...
Baca juga: PSI Dulu Hadiahi Prabowo Piala Kebohongan, Kini Berikan Dukungan
Merespons hal itu, Jokowi mengatakan bahwa isu dinasti politik akan dinilai oleh masyarakat sendiri.
Pasalnya, rakyat merupakan penentu hasil pemilu, bukan para elite politik.
"(Yang menentukan) bukan kita, bukan elite, bukan partai, itulah demokrasi," kata Jokowi, dikutip dari pemberitaan Kompas.com, Selasa (24/10/2023).
Senada dengan bapaknya, Kaesang menyerahkan isu ini kepada masyarakat.
"Monggo, serahkan lagi ke masyarakat," kata Kaesang, dikutip dari Kompas TV, Selasa.
Namun, keputusannya untuk mendukung Prabowo-Gibran bukan tanpa alasan. Sebab, usia rata-rata keduanya jika digabungkan lebih muda dari pasangan lainnya.
Baca juga: Prabowo-Gibran Resmi Dideklarasikan, Anies-Cak Imin Diuntungkan?
Sementara itu, Prabowo Subianto menganggap dinasti politik merupakan suatu hal yang wajar dan bukan hal negatif.
"Dinasti politik itu adalah sesuatu yang wajar. Kalau kita jujur, Anda lihat di semua partai, termasuk PDI-P, ada dinasti partai dan itu tidak negatif," kata Prabowo.
"Kenapa seolah-olah meninggalkan nilai-nilai progresif, tidak bener itu," sambungnya.
Untuk itu, ia meminta agar semua pihak tidak mempolitisasi isu dinasti politik tersebut.
Prabowo juga mengajak agar masyarakat lebih melihat program dari semua kandidat dan memberikan penilaian.
"Jangan membuat kabur, ajarilah program kami, ajarilah progam pasangan lain, mana yang lebih mampu membawa kebaikan, kemakmuran kepada bangsa dan rakyat. Monggo, rakyat yang menentukan," pungkasnya.
Baca juga: Dinasti Politik atau Politik Dinasti, Apa Itu?
(Sumber: Kompas.com/Ardito Ramadhan, Adhyasta Dirgantara | Editor: Bagus Santosa, Icha Rastika)
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.