KOMPAS.com - Apapun olahraga yang dilakukan, baik latihan kardiovaskular maupun latihan otot seperti angkat beban, akan menghabiskan energi.
Habisnya energi menjadikan perut merasa “keroncongan” setelah berolahraga. Akibatnya, terdorong keinginan untuk makan sesuatu.
Namun, kondisi pasca-olahraga membuat orang berpikir dua kali untuk mengonsumsi makanan.
Terlintas dalam pikiran bahwa makanan yang masuk ke dalam tubuh akan membuat olahraga yang baru saja dilakukan menjadi sia-sia. Benarkah demikian?
Apakah boleh makan setelah olahraga, dan apa saja efeknya?
Baca juga: Terungkap, Olahraga Mampu Tingkatkan Efektivitas Vaksin Covid-19
Sebelum menjawab pertanyaan tersebut, terlebih dahulu pahami bagaimana aktivitas fisik memengaruhi tubuh.
Dilansir dari Healthline (11/4/2021), saat melakukan aktivitas fisik atau berolahraga, otot akan menggunakan glikogen, cadangan glukosa (gula) yang digunakan sebagai sumber energi.
Selesai berolahraga, tubuh akan mencoba membangun kembali simpanan glikogen dalam otot yang baru saja “habis” digunakan.
Makan makanan bernutrisi segera setelah berolahraga, akan membantu mempercepat proses pembangunan glikogen dalam otot.
Oleh karena itu, makan setelah olahraga itu penting untuk memenuhi kebutuhan tubuh dalam mengganti energi yang sebelumnya telah terkuras.
Baca juga: Berapa Jam Jarak Ideal setelah Makan Boleh Tidur?
Tak usah khawatir makanan akan langsung menjadi lemak!
Makanan yang masuk ke dalam tubuh setelah berolahraga, tidak lantas langsung berubah menjadi lemak.
Seperti yang telah dijelaskan, tubuh awalnya akan menggunakan glikogen sebagai sumber energi saat berolahraga.
Setelah stok glikogen mulai menipis, barulah tubuh akan memecah lemak untuk dijadikan energi.
Asupan makanan yang dikonsumsi pun terlebih dahulu akan digunakan untuk membangun glikogen dalam otot.