KOMPAS.com - Angin duduk dalam dunia medis dikenal dengan angina pectoris. Sebagian orang menganggap angin duduk merupakan kondisi masuk angin.
Karena dinilai mirip dengan masuk angin, sebagian orang cenderung melakukan cara untuk mengeluarkan angin dalam tubuh, seperti menggosokan tangan sambil bersendawa, kerokan, dan mengonsumsi jamu.
"Gejalanya memang menyerupai masuk angin. Dalam dunia medis, gejala ini disebut angina pectoris. Jadi, angina pectoris bukan suatu penyakit, melainkan gejala dari penyempitan pembuluh darah di jantung," ujar Pakar Jantung dari Perkumpulan Dokter Kardiovaskuler Indonesia (PERKI), dr Santoso Karo Karo MPH, SpJP kepada Kompas.com, (18/10/2016).
Baca juga: Kerokan Bukan Penyebab Angin Duduk, Ini Penjelasannya
Gejala angin duduk umumnya muncul rasa nyeri di bagian dada. Rasa nyeri tersebut bisa menjalar ke leher lengan dan bahu.
Penderita angin duduk juga bisa merasa berat di bagian dada atau dada terasa seperti diremas-remas.
Melansir Mayo Clinic, penderita angin duduk juga biasanya merasakan gejala berikut ini:
Gejala angina pektoris dapat bervariasi antar individu. Dalam kebanyakan kasus, angina pektoris berlangsung sekitar lima menit.
Gejala-gejala tersebut bisa berlangsung secara tiba-tiba hingga menyebabkan serangan jantung.
"Karena dianggap masuk angin, lalu penanganannya dikerok, dioles minyak hangat, dan minum jamu tolak angin. Padahal masalah sebenarnya ada di pembuluh jantung," ungkap Santoso.
Baca juga: Angin Duduk: Penyebab, Gejala, Pengobatan, dan Pencegahan