Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Virus Corona, Gangguan Pernapasan Akut, dan Respons Sistem Kekebalan Tubuh...

Kompas.com - 15/09/2020, 06:31 WIB
Nur Rohmi Aida,
Sari Hardiyanto

Tim Redaksi

KOMPAS.com – Sebuah studi baru menunjukkan respons kekebalan terhadap virus corona pada pasien yang sakit parah dan sakit kritis sama kuat atau lebih kuatnya dengan pasien yang berpenyakit ringan.

 

Melansir Medical News Today, ini adalah bukti bahwa sistem imun tubuh sendirilah infeksi yang paling mengancam jiwa.

Sel kekebalan yang ada dalam tubuh yang dikenal sebagai sel T bertanggung jawab untuk mengenali patogen, membunuh sel yang terinfeksi dan merekrut cabang lain dari sitem kekebalan untuk memerangi infeksi.

Akan tetapi sebuah studi menunjukkan bahwa respons sel T terhadap virus corona baru pada pasien kritis sama kuat dengan mereka yang memiliki bentuk penyakit yang tidak terlalu parah.

Baca juga: Saat Makan di Restoran Disebut Tingkatkan Risiko Penularan Covid-19...

Penemuan ini memperkuat mengenai kesimpulan bahwa kurangnya respons imun terhadap SARS-CoV-2 tak bertanggung jawab pada kondisi pasien kritis dan adanya kematian.

Sebaliknya respons imun yang berlebihanlah yang harus disalahkan.

Penelitian tersebut dipimpin oleh Marien Herne dan Ruhr dari Universitas Bochum di Herne, Jerman.

Baca juga: WHO: Penundaan Uji Coba Vaksin Covid-19 AstraZeneca Menjadi Suatu Peringatan

Memerangi infeksi

Mereka membandingkan respons sel T dari 28 pasien Covid-19 saat fase akut infeksi dan saat sembuh.

Dari seluruh pasien ini mereka dikategorikan ke dalam 7 kondisi sedang, 9 parah dan 12 kritis.

Para peneliti kemudian mengukur konsentrasi dua jenis sel T dalam sampel darah dari setiap pasien yakni sel T pembantu dan sel T pembunuh “sitotoksik”

Baca juga: Saat WHO Peringatkan tentang Bahaya Nasionalisme Vaksin...

Mereka juga menganalisis kekuatan respons sel-sel tersebut terhadap tiga bagian berbeda dari virus yakni tiga protein yang menyusun paku, membran dan cangkang yang mengelilingi bahan nuklirnya.

Tim juga mengukur tingkat sitokin yakni molekul perespons kekebalan yang diproduksi sel T untu memerangi infeksi.

Hasilnya mereka menemukan bahwa pasien dalam kondisi tak terlalu parah, respons kekebalan mereka serupa bahkan lebih tinggi dibanding kasus sedang maupun berat.

“Jumlah total sel kekebalan tertentu, serta fungsinya, tidak lebih baik pada pasien yang selamat dari Covid-19 dibandingkan pada mereka yang meninggal karenanya,” ujar Dr Ulrik Stervbo salah satu penulis tersebut.

Penelitian ini sendiri telah dimuat dalam jurnal Cell Reports Medicine.

Baca juga: Menyoal Tingginya Angka Kematian Covid-19 di Jatim...

Halaman Berikutnya
Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Parlemen Israel Loloskan RUU yang Menyatakan UNRWA sebagai Organisasi Teroris

Parlemen Israel Loloskan RUU yang Menyatakan UNRWA sebagai Organisasi Teroris

Tren
Apakah Haji Tanpa Visa Resmi Hukumnya Sah? Simak Penjelasan PBNU

Apakah Haji Tanpa Visa Resmi Hukumnya Sah? Simak Penjelasan PBNU

Tren
Satu Orang Meninggal Dunia Usai Tersedot Turbin Pesawat di Bandara Amsterdam

Satu Orang Meninggal Dunia Usai Tersedot Turbin Pesawat di Bandara Amsterdam

Tren
Pria Jepang yang Habiskan Rp 213 Juta demi Jadi Anjing, Kini Ingin Jadi Hewan Berkaki Empat Lain

Pria Jepang yang Habiskan Rp 213 Juta demi Jadi Anjing, Kini Ingin Jadi Hewan Berkaki Empat Lain

Tren
9 Orang yang Tak Disarankan Minum Teh Bunga Telang, Siapa Saja?

9 Orang yang Tak Disarankan Minum Teh Bunga Telang, Siapa Saja?

Tren
MA Ubah Syarat Usia Calon Kepala Daerah, Diputuskan 3 Hari, Picu Spekulasi Jalan Mulus bagi Kaesang

MA Ubah Syarat Usia Calon Kepala Daerah, Diputuskan 3 Hari, Picu Spekulasi Jalan Mulus bagi Kaesang

Tren
Profil Budi Djiwandono, Keponakan Prabowo yang Disebut Bakal Maju Pilkada Jakarta 2024

Profil Budi Djiwandono, Keponakan Prabowo yang Disebut Bakal Maju Pilkada Jakarta 2024

Tren
Tapera dan Kekhawatiran Akan Korupsi Asabri-Jiwasraya Jilid 2

Tapera dan Kekhawatiran Akan Korupsi Asabri-Jiwasraya Jilid 2

Tren
Sarkofagus Ramses II Ditemukan berkat Hieroglif dengan Lambang Nama Firaun

Sarkofagus Ramses II Ditemukan berkat Hieroglif dengan Lambang Nama Firaun

Tren
Kapan Pengumuman Tes Online Tahap 2 Rekrutmen Bersama BUMN 2024?

Kapan Pengumuman Tes Online Tahap 2 Rekrutmen Bersama BUMN 2024?

Tren
Saat Korea Utara Terbangkan Balon Udara Berisi Sampah dan Kotoran ke Wilayah Korsel...

Saat Korea Utara Terbangkan Balon Udara Berisi Sampah dan Kotoran ke Wilayah Korsel...

Tren
China Hukum Mati Pejabat yang Terima Suap Rp 2,4 Triliun

China Hukum Mati Pejabat yang Terima Suap Rp 2,4 Triliun

Tren
Kandungan dan Kegunaan Susu Evaporasi, Kenali Pula Efek Sampingnya!

Kandungan dan Kegunaan Susu Evaporasi, Kenali Pula Efek Sampingnya!

Tren
Pekerja Tidak Bayar Iuran Tapera Terancam Sanksi, Apa Saja?

Pekerja Tidak Bayar Iuran Tapera Terancam Sanksi, Apa Saja?

Tren
Pedangdut Nayunda Minta ke Cucu SYL agar Dijadikan Tenaga Honorer Kementan, Total Gaji Rp 45 Juta

Pedangdut Nayunda Minta ke Cucu SYL agar Dijadikan Tenaga Honorer Kementan, Total Gaji Rp 45 Juta

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com