Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Virus Corona, Gangguan Pernapasan Akut, dan Respons Sistem Kekebalan Tubuh...

Kompas.com - 15/09/2020, 06:31 WIB
Nur Rohmi Aida,
Sari Hardiyanto

Tim Redaksi

Gangguan pernapasan akut

Sel T selama ini memang melawan infeksi sebagai respons kekebalan dalam upayanya menghilangkan virus.

Akan tetapi sel T juga dapat menyebabkan badai sitokin yang bertanggung jawab atas komplikasi yang berpotensi mengakibatkan kondisi pasien fatal atau yang dikenal dengan sindron gangguan pernapasan akut (ARDS).

“Meskipun penelitian lebih lanjut diperlukan untuk memahami mekanisme spesifik pengembangan Covid-19, data kami menunjukkan bahwa respons sel T sepesifik SARS-CoV-2 yang berlebihan dapat menyebabkan kerusakan kekebalan yang mengakibatkan kegagalan paru-paru terkait Covid-19,” ujar Prof Nina Babel penulis utama dalam penelitian tersebut.

Baca juga: Saat Respons Imun Wanita Disebut Lebih Kuat daripada Pria Terkait Covid-19...

Sementara itu, penelitian baru juga makin menambah bukti bahwa respons kekebalan berlebihan menyebabkan Covid-19 semakin berisiko mengancam jiwa.

Sebelumnya mengutip dari Euro news, Rafael Manez Kepala Unit Perawatan Intensif di Rumah Sakit Bellvitge juga mengatakan hal serupa.

“Badai sitokin adalah masalah yang sering kita hadapi dalam perawatan intensif,” ujarnya.

Baca juga: Bagaimana Kemungkinan Flu Babi Baru G4 Menular pada Manusia?

Ia mengatakan badai sitokin memang biasa terjadi selama flu musiman. Akan tetapi umumnya pasien dalam kondisi flu yang mengalami kondisi demikian datang bertahap.

“Karena tingkat infeksi Covid-19 yang luar biasa, kami mendapatkan lebih banyak pasien daripada yang dapat kami tangani,” kata dia.

Karena itulah menurutnya sistem kekebalan tubuh yang baik adalah sistem kekebalan yang kuat tapi seimbang.

Baca juga: Ramai Tagar Indonesia Terserah, Apakah Tenaga Medis Menyerah?

Keterbatasan

Terkait dengan penelitian baru, penulis menerangkan masih banyak keterbatasan pada penelitian mereka.

Mereka tidak mengetahui persis kapan pasien mereka tertular virus corona sehingga bisa saja respons sel T pada pasien yang kritis mungkin saja disebabkan periode infeksi yang lebih lama.

Mereka juga tak dapat menganalisis seluruh rentang subtipe sel T dan sitokin yang dihasilkan pasien.

Sehingga mungkin saja mereka melewatkan efek perlindungan kekebalan yang merugikan yang berdampak pada pasien non krtitis dan kritis secara berbeda.

Baca juga: Studi: Kerusakan Paru-paru dan Jantung dari Pasien Covid-19 Bisa Pulih

KOMPAS.com/Akbar Bhayu Tamtomo Infografik: Bagaimana Cara Isolasi Mandiri dan Merawat Saudara yang Positif Covid-19?

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Kronologi Kecelakaan Bus di Subang, 9 Orang Tewas dan Puluhan Luka-luka

Kronologi Kecelakaan Bus di Subang, 9 Orang Tewas dan Puluhan Luka-luka

Tren
Warganet Pertanyakan Mengapa Aurora Tak Muncul di Langit Indonesia, Ini Penjelasan BRIN

Warganet Pertanyakan Mengapa Aurora Tak Muncul di Langit Indonesia, Ini Penjelasan BRIN

Tren
Saya Bukan Otak

Saya Bukan Otak

Tren
Pentingnya “Me Time” untuk Kesehatan Mental dan Ciri Anda Membutuhkannya

Pentingnya “Me Time” untuk Kesehatan Mental dan Ciri Anda Membutuhkannya

Tren
Bus Pariwisata Kecelakaan di Kawasan Ciater, Polisi: Ada 2 Korban Jiwa

Bus Pariwisata Kecelakaan di Kawasan Ciater, Polisi: Ada 2 Korban Jiwa

Tren
8 Misteri di Piramida Agung Giza, Ruang Tersembunyi dan Efek Suara Menakutkan

8 Misteri di Piramida Agung Giza, Ruang Tersembunyi dan Efek Suara Menakutkan

Tren
Mengenal Apa Itu Eksoplanet? Berikut Pengertian dan Jenis-jenisnya

Mengenal Apa Itu Eksoplanet? Berikut Pengertian dan Jenis-jenisnya

Tren
Indonesia U20 Akan Berlaga di Toulon Cup 2024, Ini Sejarah Turnamennya

Indonesia U20 Akan Berlaga di Toulon Cup 2024, Ini Sejarah Turnamennya

Tren
7 Efek Samping Minum Susu di Malam Hari yang Jarang Diketahui, Apa Saja?

7 Efek Samping Minum Susu di Malam Hari yang Jarang Diketahui, Apa Saja?

Tren
Video Viral, Pengendara Motor Kesulitan Isi BBM di SPBU 'Self Service', Bagaimana Solusinya?

Video Viral, Pengendara Motor Kesulitan Isi BBM di SPBU "Self Service", Bagaimana Solusinya?

Tren
Pedang Excalibur Berumur 1.000 Tahun Ditemukan, Diduga dari Era Kejayaan Islam di Spanyol

Pedang Excalibur Berumur 1.000 Tahun Ditemukan, Diduga dari Era Kejayaan Islam di Spanyol

Tren
Jadwal Pertandingan Timnas Indonesia Sepanjang 2024 Usai Gagal Olimpiade

Jadwal Pertandingan Timnas Indonesia Sepanjang 2024 Usai Gagal Olimpiade

Tren
6 Manfaat Minum Wedang Jahe Lemon Menurut Sains, Apa Saja?

6 Manfaat Minum Wedang Jahe Lemon Menurut Sains, Apa Saja?

Tren
BPJS Kesehatan: Peserta Bisa Berobat Hanya dengan Menunjukkan KTP Tanpa Tambahan Berkas Lain

BPJS Kesehatan: Peserta Bisa Berobat Hanya dengan Menunjukkan KTP Tanpa Tambahan Berkas Lain

Tren
7 Rekomendasi Olahraga untuk Wanita Usia 50 Tahun ke Atas, Salah Satunya Angkat Beban

7 Rekomendasi Olahraga untuk Wanita Usia 50 Tahun ke Atas, Salah Satunya Angkat Beban

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com