Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Jumlah Testing Covid-19 di Jawa Tengah Disebut Rendah, Ini Tanggapan Gubernur Ganjar

Kompas.com - 10/09/2020, 16:08 WIB
Ahmad Naufal Dzulfaroh,
Inggried Dwi Wedhaswary

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Dalam beberapa hari terakhir, Jawa Tengah mencatatkan kasus infeksi harian paling banyak setelah DKI Jakarta dan Jawa Timur.

Berdasarkan data Kementerian Kesehatan, Jawa Tengah juga termasuk provinsi dengan persentase kematian tertinggi kedua (6,9 persen) setelah Jawa Timur (7,2 persen).

Sementara, jumlah testing di Jawa Tengah belum memenuhi standar yang ditetapka oleh Organisasi Kesehatan Dunia (WHO).

Menanggapi hal itu, Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo mengatakan, ada sejumlah kendala teknis yang menghambat upaya tes di Jawa Tengah untuk mencapai target WHO.

Hal-hal teknis itu adalah bahan reagen yang habis, kapasitas laboratorium yang berkurang setiap Sabtu dan Minggu, serta kurangnya sumber daya manusia (SDM).

Baca juga: Kasus Kematian Corona Tinggi, Haruskah Jatim dan Jateng Tarik Rem Darurat?

Namun, kendala tersebut sudah dievaluasi pada Senin (7/9/2020) dan hasilnya jumlah pengujian Covid-19 di Jawa Tengah pun mengalami kenaikan.

Dalam tiga hari, jumlah pengujian telah menembus angka 4.000.

Bahkan, pada Rabu (9/9/2020), mencapai 4.729, sementara target WHO adalah 4.995 tes.

"Kalau di Jawa Tengah ini sudah lumayan peningkatannya. Ketika kemarin Senin kami evaluasi, kapasitasnya langsung bisa naik sampai 4.700-an, naiknya lumayan, targetnya 4.995 sesuai teori WHO," kata Ganjar kepada Kompas.com, Kamis (10/9/2020).

Menurut Ganjar, strategi Jawa Tengah dalam pengujian Covid-19 ini dilakukan secara terstruktur, sistematis, dan masif.

Dengan strategi itu, upaya tes Covid-19 dilakukan berdasarkan hasil tracing atau pelacakan, bukan kepada semua orang.

"Kita tidak melakukan tes kepada orang lewat, kita melakukannya secara terstruktur, sistematis, dan masif, jadi ada tracingnya, mereka aja yang kita kejar," jelas dia.

Meski jumlah testing naik, Ganjar memastikan akan selalu berusaha menambah angka itu agar mencapai target yang ditetapkan WHO.

Baca juga: 7 Sekolah di Jateng Diizinkan Gelar Simulasi Pembelajaran Tatap Muka

Ia juga berencana akan bekerja sama dengan pihak swasta untuk membantu upaya pengujian virus corona di Jawa Tengah.

"Saya sudah mulai komunikasi dengan swasta, tinggal buat indeksnya saja, berapa sih indeksnya satu tes, seumpama 1,2 juta, ya udah kita kasih swasta. Saya minta pokoknya tidak lebih dari 10 jam harus sudah ada hasilnya. Kan malah lebih enak tho," kata Ganjar.

Terkait kapasitas tempat tidur rumah sakit, Ganjar memastikan bahwa Jawa Tengah masih dalam kondisi aman.

Data hingga Kamis (10/9/2020) pukul 08:00 WIB, ada 3.343 tempat tidur isolasi rumah sakit di Jawa Tengah yang terisi.

Sementara, jumlah tempat tidur yang masih tersedia adalah 1.355 unit atau sekitar 40,5 persen.

KOMPAS.com/Akbar Bhayu Tamtomo Infografik: Macam-macam Penularan Virus Corona

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Matahari Tepat di Atas Kabah, Saatnya Cek Arah Kiblat

Matahari Tepat di Atas Kabah, Saatnya Cek Arah Kiblat

Tren
Kekuasaan Sejarah

Kekuasaan Sejarah

Tren
Kisah Alfiana, Penari Belia yang Rela Sisihkan Honor Demi Berhaji, Jadi Salah Satu Jemaah Termuda

Kisah Alfiana, Penari Belia yang Rela Sisihkan Honor Demi Berhaji, Jadi Salah Satu Jemaah Termuda

Tren
Jokowi Luncurkan Aplikasi Terpadu INA Digital, Bisa Urus SIM, IKD, dan Bansos

Jokowi Luncurkan Aplikasi Terpadu INA Digital, Bisa Urus SIM, IKD, dan Bansos

Tren
Biaya UKT Universitas Muhammadiyah Maumere, Bisa Dibayar Pakai Hasil Bumi atau Dicicil

Biaya UKT Universitas Muhammadiyah Maumere, Bisa Dibayar Pakai Hasil Bumi atau Dicicil

Tren
Pegi Bantah Telah Membunuh Vina, Apakah Berpengaruh pada Proses Hukum?

Pegi Bantah Telah Membunuh Vina, Apakah Berpengaruh pada Proses Hukum?

Tren
Singapura Tarik Produk Kacang Impor Ini karena Risiko Kesehatan, Apakah Beredar di Indonesia?

Singapura Tarik Produk Kacang Impor Ini karena Risiko Kesehatan, Apakah Beredar di Indonesia?

Tren
Maskot Pilkada DKI Jakarta Disebut Mirip Kartun Shimajiro, KPU Buka Suara

Maskot Pilkada DKI Jakarta Disebut Mirip Kartun Shimajiro, KPU Buka Suara

Tren
Ramai di Media Sosial, Bagaimana Penilaian Tes Learning Agility Rekrutmen BUMN?

Ramai di Media Sosial, Bagaimana Penilaian Tes Learning Agility Rekrutmen BUMN?

Tren
Batalkan Kenaikan UKT, Nadiem: Kalau Ada Kenaikan Harus Adil dan Wajar

Batalkan Kenaikan UKT, Nadiem: Kalau Ada Kenaikan Harus Adil dan Wajar

Tren
Buntut Pencatutan Nama di Karya Ilmiah, Kumba Digdowiseiso Dicopot dari Dekan dan Dosen FEB Unas

Buntut Pencatutan Nama di Karya Ilmiah, Kumba Digdowiseiso Dicopot dari Dekan dan Dosen FEB Unas

Tren
Alasan Nadiem Makarim Batalkan Kenaikan UKT Perguruan Tinggi Tahun Ini

Alasan Nadiem Makarim Batalkan Kenaikan UKT Perguruan Tinggi Tahun Ini

Tren
Cara Melihat Nomor Sidanira untuk Daftar PPDB Jakarta 2024

Cara Melihat Nomor Sidanira untuk Daftar PPDB Jakarta 2024

Tren
Kronologi Balita 2 Tahun di Sidoarjo Meninggal Usai Terlindas Fortuner Tetangga

Kronologi Balita 2 Tahun di Sidoarjo Meninggal Usai Terlindas Fortuner Tetangga

Tren
Sosok Kamehameha, Jurus Andalan Son Goku yang Ada di Kehidupan Nyata

Sosok Kamehameha, Jurus Andalan Son Goku yang Ada di Kehidupan Nyata

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com