Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Christina Koch Pecahkan Rekor Perempuan Terlama di Penerbangan Antariksa Tunggal

Kompas.com - 31/12/2019, 18:10 WIB
Vina Fadhrotul Mukaromah,
Inggried Dwi Wedhaswary

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Astronot NASA Christina Koch memecahkan rekor sebagai perempuan terlama yang melakukan penerbangan antariksa tunggal. 

Melansir NASA, Koch berhasil mengalahkan catatan waktu pemegang rekor sebelumnya, Peggy Whitson.

Peggy merupakan salah satu orang yang menjadi sumber inspirasinya untuk mencapai catatan-catatan sejarah yang ia torehkan sekarang.

Christina Koch melakukan pengamatan dari stasiun luar angkasa internasional.

Sebelumnya, ia telah mencatatkan sejarah selama tinggal di laboratorium orbital. 

Pada Oktober 2019,  Koch menjadi bagian dari misi antariksa pertama dengan anggota yang semuanya perempuan bersama dengan Jessica Meir. 

"Saya pikir, menyoroti misi antariksa pertama dengan seluruh awak perempuan penting dilakukan. Menurut saya, ini dapat menginspirasi karena penjelajah luar angkasa di masa mendatang butuh melihat orang lain yang mengingatkan mereka akan dirinya sendiri," kata Koch sebagaimana dikutip Space.

Baca juga: Hari Ini dalam Sejarah: NASA Ungkap Keberadaan Air di Mars

Pada misi kali ini, ia pun kembali mencatatkan sejarah. 

Koch melakukan misi luar angkasa pada 14 Maret 2019 dengan rencana 6 bulan lamanya. Akan tetapi, misi tersebut diperpanjang oleh NASA. 

Alasannya, untuk mengumpulkan lebih banyak data tentang efek penerbangan luar angkasa yang berdurasi panjang.

Ia dijadwalkan untuk mendarat kembali ke Bumi pada 6 Februari 2020. 

Saat Koch kembali ke Bumi pada Februari 2020, ia tercatat menghabiskan waktu lebih dari 300 hari di luar angkasa.

Mengutip The Independent, catatan waktu tersebut hanya berjarak 12 hari lebih sedikit dari rekor astronot Amerika Serikat Scott Kelly yang menghabiskan 340 hari di luar angkasa.

Sementara itu, rekor dunia untuk misi penerbangan antariksa tunggal, baik untuk perempuan atau laki-laki, masih dipegang oleh kosmonot Valery Polyakov.

Baca juga: Indonesia Akan Miliki Bandar Antariksa Pertama Kali

Valery menghabiskan 438 hari di stasiun luar angkasa Rusia, yaitu dari Januari 1994 hingga Maret 1995.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Prakiraan BMKG: Wilayah Indonesia Berpotensi Hujan Lebat, Petir, dan Angin Kencang 24-25 Mei 2024

Prakiraan BMKG: Wilayah Indonesia Berpotensi Hujan Lebat, Petir, dan Angin Kencang 24-25 Mei 2024

Tren
[POPULER TREN] Pencairan Jaminan Pensiun Sebelum Waktunya | Prakiraan Cuaca BMKG 24-25 Mei

[POPULER TREN] Pencairan Jaminan Pensiun Sebelum Waktunya | Prakiraan Cuaca BMKG 24-25 Mei

Tren
Rumput Lapangan GBK Jelang Kualifikasi Piala Dunia usai Konser NCT Dream Disorot, Ini Kata Manajemen

Rumput Lapangan GBK Jelang Kualifikasi Piala Dunia usai Konser NCT Dream Disorot, Ini Kata Manajemen

Tren
Bukan UFO, Penampakan Pilar Cahaya di Langit Jepang Ternyata Isaribi Kochu, Apa Itu?

Bukan UFO, Penampakan Pilar Cahaya di Langit Jepang Ternyata Isaribi Kochu, Apa Itu?

Tren
5 Tokoh Terancam Ditangkap ICC Imbas Konflik Hamas-Israel, Ada Netanyahu

5 Tokoh Terancam Ditangkap ICC Imbas Konflik Hamas-Israel, Ada Netanyahu

Tren
Taspen Cairkan Gaji ke-13 mulai 3 Juni 2024, Berikut Cara Mengeceknya

Taspen Cairkan Gaji ke-13 mulai 3 Juni 2024, Berikut Cara Mengeceknya

Tren
Gaet Hampir 800.000 Penonton, Ini Sinopsis 'How to Make Millions Before Grandma Dies'

Gaet Hampir 800.000 Penonton, Ini Sinopsis "How to Make Millions Before Grandma Dies"

Tren
Ramai soal Jadwal KRL Berkurang saat Harpitnas Libur Panjang Waisak 2024, Ini Kata KAI Commuter

Ramai soal Jadwal KRL Berkurang saat Harpitnas Libur Panjang Waisak 2024, Ini Kata KAI Commuter

Tren
Simak, Ini Syarat Hewan Kurban untuk Idul Adha 2024

Simak, Ini Syarat Hewan Kurban untuk Idul Adha 2024

Tren
BMKG Keluarkan Peringatan Dini Kekeringan di DIY pada Akhir Mei 2024, Ini Wilayahnya

BMKG Keluarkan Peringatan Dini Kekeringan di DIY pada Akhir Mei 2024, Ini Wilayahnya

Tren
8 Bahaya Mencium Bayi, Bisa Picu Tuberkulosis dan Meningitis

8 Bahaya Mencium Bayi, Bisa Picu Tuberkulosis dan Meningitis

Tren
3 Alasan Sudirman Said Maju sebagai Gubernur DKI Jakarta, Siap Lawan Anies

3 Alasan Sudirman Said Maju sebagai Gubernur DKI Jakarta, Siap Lawan Anies

Tren
Starlink Indonesia: Kecepatan, Harga Paket, dan Cara Langganan

Starlink Indonesia: Kecepatan, Harga Paket, dan Cara Langganan

Tren
AS Hapuskan 'Student Loan' 160.000 Mahasiswa Senilai Rp 123 Triliun

AS Hapuskan "Student Loan" 160.000 Mahasiswa Senilai Rp 123 Triliun

Tren
Apakah Setelah Pindah Faskes, BPJS Kesehatan Bisa Langsung Digunakan?

Apakah Setelah Pindah Faskes, BPJS Kesehatan Bisa Langsung Digunakan?

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com