KOMPAS.com - Banyak orang beralih ke diet rendah lemak untuk membantu menurunkan berat badan dan meningkatkan pembakaran lemak.
Meski demikian, penelitian baru menunjukkan bahwa diet rendah karbohidrat mungkin sama efektifnya dengan diet rendah lemak.
Terlebih lagi, diet rendah karbohidrat telah terbukti meningkatkan kehilangan lemak, mengurangi rasa lapar, dan menyeimbangkan kadar gula darah.
Diet rendah karbohidrat membatasi asupan karbohidrat pada tingkat yang berbeda-beda. Berikut ini adalah beberapa macam diet rendah karbohidrat:
Baca juga: Minyak Kelapa Baik Dikonsumsi Saat Diet, Ini Alasannya
Perlu diketahui bahwa diet sangat rendah karbohidrat seringkali bersifat ketogenik, artinya diet tersebut secara signifikan membatasi asupan karbohidrat untuk menginduksi ketosis, suatu keadaan metabolisme di mana tubuh menggunakan lemak untuk energi, bukan karbohidrat.
Umumnya, diet rendah karbohidrat membatasi makanan seperti minuman manis, makanan yang dipanggang, permen, dan manisan.
Beberapa versi mungkin juga membatasi sumber karbohidrat sehat, seperti biji-bijian, sayuran bertepung, buah-buahan tinggi karbohidrat, pasta, dan kacang-kacangan.
Pada saat yang sama, perlu juga menambah asupan protein dan lemak dari sumber sehat seperti ikan, daging, telur, kacang-kacangan, produk susu tinggi lemak, minyak mentah, dan sayuran tidak bertepung.
Diet rendah lemak adalah pola makan yang mengurangi kalori dari sumber lemak secara drastis. Diet ini dianggap sebagai salah cara terbaik untuk mengurangi lemak tubuh.
Baca juga: Berhenti Makan Setelah Jam 6 Sore Terbukti Sukseskan Diet
Saat ini, semakin banyak yang diketahui para ahli tentang bagaimana lemak makanan memengaruhi tubuh.
Oleh sebab itu, saat ini, fokusnya adalah mempromosikan asupan beberapa jenis lemak dan membatasi asupan jenis lemak lainnya.
Berbagai penelitian telah membandingkan efek diet rendah karbohidrat dan rendah lemak terhadap penurunan berat badan, serta beberapa aspek kesehatan lainnya.
Sebagian besar penelitian menunjukkan bahwa diet rendah karbohidrat mungkin lebih efektif untuk menurunkan berat badan jangka pendek dibandingkan diet rendah lemak.
Menurut penelitian selama 6 bulan pada 132 orang dengan obesitas, mereka yang mengikuti diet rendah karbohidrat kehilangan berat badan 3 kali lebih banyak dibandingkan mereka yang mengikuti diet rendah lemak dan membatasi kalori.
Dalam sebuah penelitian kecil selama 12 minggu, remaja dengan berat badan berlebih yang mengikuti diet rendah karbohidrat kehilangan rata-rata 9,9 kg, dibandingkan peserta yang menjalani diet rendah lemak yang hanya kehilangan 4,1 kg berat badan.
Baca juga: Apakah Ubi Jalar Cocok untuk Diet?
Meski demikian, penelitian lain menunjukkan bahwa diet rendah karbohidrat dan rendah lemak mungkin sama efektifnya dalam jangka panjang.
Menurut tinjauan terhadap 17 penelitian, partisipan kehilangan lebih banyak berat badan secara signifikan dengan diet rendah karbohidrat dibandingkan dengan diet rendah lemak. Meskipun diet rendah karbohidrat masih lebih efektif setelah 12 bulan, perbedaan antara keduanya perlahan menurun seiring berjalannya waktu.
Selain itu, penelitian selama 2 tahun pada 61 penderita diabetes menemukan bahwa diet rendah karbohidrat dan rendah lemak menghasilkan perubahan berat badan yang serupa.
Sebuah meta-analisis besar dari 48 penelitian juga menemukan bahwa diet rendah lemak dan rendah karbohidrat menghasilkan penurunan berat badan yang serupa.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.