Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Diet Intermittent Fasting Menyebabkan Gangguan Hormon, Ini Alasannya

Kompas.com - 04/11/2022, 08:02 WIB
Nadia Faradiba,
Holy Kartika Nurwigati Sumartiningtyas

Tim Redaksi

KOMPAS.comDiet intermittent fasting menjadi salah satu cara menurunkan berat badan yang tenar di kalangan anak muda.

Namun, studi terbaru menunjukkan bahwa intermittent fasting mungkin menurunkan hormon reproduksi pada wanita yang bisa berakibat pada gangguan kesuburan.

Apa itu diet intermittent fasting?

Intermittent fasting adalah salah satu cara untuk mengontrol atau menurunkan berat badan dengan membatasi periode untuk makan.

Terdapat tiga cara umum untuk melakukan intermittent fasting, sebagai berikut:

  1. Diet 5:2 yaitu dimana orang akan makan dengan pola makan normal selama 5 hari dalam seminggu, sementara 2 hari lainnya makan dengan jumlah kalori yang sangat rendah.
  2. Selang-seling yaitu makan dengan pola normal satu hari, kemudian diikuti dengan sehari makan terbatas, dan begitu seterusnya.
  3. Jam makan terbatas yaitu hanya makan dalam rentang waktu tertentu setiap harinya, biasanya rentang waktu berkisar 8 sampai 10 jam. Pada rentang tersebut, orang akan makan dengan normal. Sedangkan di luar jam ini, orang yang menjalaninya hanya boleh meminum air saja.

Baca juga: 8 Prinsip Diet Okinawa ala Jepang untuk Kesehatan Jantung dan Panjang Umur

Diet intermittent fasting sebabkan gangguan hormon

DIlansir dari Medical News Today, studi terbaru oleh University of Chicago menemukan bahwa efek dari diet intermittent fasting memengaruhi hormon dalam tubuh, khususnya hormon reproduksi.

Studi tersebut melibatkan 23 orang wanita selama 8 minggu, 12 orang diantaranya berada di fase premenopause dan 11 oran lainnya berada di fase postmenopause.

Partisipan penelitian ini melakukan intermittent fasting metode ketiga, yaitu jam makan terbatas, selama delapan minggu berturut-turut.

Hasil studi efek diet intermitten fasting ini, kedua kelompok mengalami penurunan berat badan hingga sebanyak 3-4 persen.

Baca juga: Diet Ramah Bagi Penderita Maag, Apa yang Harus Dimakan?

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com