Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Tomcat Betina Disebut Paling Beracun dari Jantan, Sains Jelaskan

Kompas.com - 18/08/2022, 11:05 WIB
Zintan Prihatini,
Bestari Kumala Dewi

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Wabah tomcat pernah beberapa kali terjadi di Indonesia. Serangga yang juga disebut kumbang rove ini, memang dikenal memiliki racun (pederin) dan bila terpapar bisa menyebabkan gatal di kulit hingga iritasi.

Menariknya, tomcat betina disebut beracun dari pejantan. Mengutip laman ipb.ac.id, Sabtu (26/3/2012) menurut hasil penelitian yang dilakukan Department of Bioorganic Chemistry, Max Planck Institute for Chemical Ecology di Jerman, pederin dihasilkan oleh bakteri endosimbion.

Endosimbion inilah yang lebih banyak ditemukan pada serangga tomcat betina dibandingkan jantan.

Tak hanya itu, kondisi tersebut dapat diturunkan ke generasi berikutnya melalui telur (transovarial).

Baca juga: Semut Tomcat, Serangga dengan Racun Berbahaya

Hasil penelitian ini juga menunjukkan bahwa pederin dapat menghambat sintesis DNA dan bersifat antitumor. Untuk diketahui, pederin adalah zat racun untuk pertahanan tomcat dari serangan predator seperti laba-laba dan lain sebagainya.

Guna membedakan antara tomcat jantan dan betina, dapat dilihat dari ukurannya. Umumnya ukuran tomcat jantan lebih kecil dibandingkan para betina.

Ciri khas dari tomcat ialah warna kepala hitam, toraks (dada) dan sebagian abdomen (perut) berwarna merah, sedangkan ujung abdomen berwarna hitam dan meruncing.

Ciri-ciri tomcat lainnya ialah memiliki sayap depan disebut elitra yang pendek, dan hanya menutupi sebagian abdomen.

Serangga dewasa dapat terbang dengan baik, dan pada saat tidak terbang sayap belakang terlipat di bawah sayap depan.

Efek terkena racun tomcat

Kendati sebagian besar orang menyebut telah digigit tomcat, faktanya serangga ini sebenarnya tidak menggigit.

Bila ia tak sengaja tergencet, maka cairan tubuh yang mengandung racun tersebut akan menyebabkan iritasi yang sangat parah atau disebut Paederus dermatitis bila terkena kulit.

Hasil penelitian yang dipublikasikan di Dermatology Online Journal menunjukkan, pasien yang diobati dengan antibiotik oral yang dikombinasikan dengan steroid topikal, dan anthistamin oral merespons lebih baik dibandingkan dengan pengobatan tanpa antibiotik.

Baca juga: Cara Mencegah Tomcat Masuk Rumah Menurut Pakar

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com