KOMPAS.com - Daerah di atmosfer Bumi yang memiliki konsentrasi ion dan elektron bebas yang lebih tinggi terjadi pada beberapa ketinggian yang berbeda dan dikenal sebagai ionosfer.
Terdapat tiga wilayah utama ionosfer, yang disebut lapisan D, lapisan E, dan lapisan F.
Lapisan-lapisan ini tidak memiliki batas yang tegas dan ketinggian tempat terjadinya bervariasi sepanjang hari, dari musim ke musim.
Wilayah ionosfer tidak dianggap sebagai lapisan yang terpisah, seperti troposfer dan stratosfer.
Sebaliknya, wilayah Ionosfer adalah daerah terionisasi yang tertanam di dalam lapisan atmosfer standar.
Baca juga: Mesosfer, Lapisan Ketiga Atmosfer Bumi
Selengkapnya, dilansir dari NASA, berikut adalah ciri-ciri ionosfer:
1. Ionosfer adalah rumah bagi semua partikel bermuatan di atmosfer Bumi
Ionosfer Bumi tumpang tindih dengan bagian atas atmosfer dan bagian paling awal dari ruang angkasa.
Matahari pun "memasak" gas di sana sampai mereka kehilangan satu atau dua elektron, yang menciptakan lautan partikel bermuatan listrik.
Ionosfer adalah tempat pertemuan atmosfer Bumi dengan ruang angkasa
Ionosfer membentang kira-kira 50 hingga 400 mil di atas permukaan Bumi, tepat di tepi ruang angkasa.
Baca juga: Stratosfer, Lapisan Atmosfer Bumi yang Memiliki Udara Sangat Tipis
Bersamaan dengan atmosfer atas yang netral, ionosfer membentuk batas antara atmosfer bawah Bumi dan ruang hampa udara.
2. Ionosfer adalah rumah bagi banyak satelit
Batas ke ruang angkasa ini tepat di mana banyak satelit yang mengorbit Bumi berkumpul, termasuk Stasiun Luar Angkasa Internasional.
Ini berarti satelit-satelit tersebut dapat dipengaruhi oleh kondisi yang terus berubah di ionosfer, termasuk gelombang partikel bermuatan yang tiba-tiba meningkatkan hambatan pada satelit dan memperpendek masa orbitalnya atau berapa lama mereka dapat terus mengorbit Bumi.