KOMPAS.com - Saat duduk di dekat api unggun, tubuh akan terasa hangat karena panas dari api.
Hangat yang dirasakan tubuh merupakan hasil dari perpindahan kalor atau panas. Dalam hal ini, energi panas disebut juga energi kalor.
Selain itu, banyak aktivitas lain yang melibatkan jenis perpindahan kalor yang berbeda-beda.
Dilansir dari Sciencing, kalor adalah bentuk energi yang ditransfer antara dua bahan yang berbeda suhu.
Perpindahan energi ini terjadi karena perbedaan energi kinetik translasi rata-rata per molekul dalam dua bahan.
Baca juga: Jenis-jenis Perpindahan Panas Atau Kalor
Kalor mengalir dari bahan yang suhunya lebih tinggi ke bahan yang suhunya lebih rendah hingga tercapai kesetimbangan termal.
Kalor berpindah melalui tiga cara, yaitu konduksi, konveksi, dan radiasi.
Beberapa proses perpindahan kalor membutuhkan media atau benda perantara, namun ada pula yang tidak membutuhkannya.
Dilansir dari Sumber Belajar Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, berikut adalah penjelasan tentang perpindahan kalor.
Saat menyetrika, setrika yang panas bersentuhan dengan pakaian yang disetrika.
Dalam kasus ini, kaor berpindah dari setrika ke kain. Perpindahan kalor seperti ini disebut konduksi.
Baca juga: Gelombang Panas India Pecahkan Rekor, Suhunya Capai Lebih dari 49 Derajat Celsius
Benda yang jenisnya berbeda memiliki kemampuan menghantarkan panas secara konduksi (konduktivitas) yang berbeda pula.
Bahan yang mampu menghantarkan panas dengan baik disebut konduktor, sedangkan bshan yang menghantarkan panas dengan buruk disebut isolator.
Konveksi adalah perpindahan kalor dari satu tempat ke tempat lain bersama dengan gerak partikel-partikel bendanya.
Air adalah konduktor yang buruk. Namun, ketika air disimpan di dalam wadah dan bagian bawah tersebut dipanaskan, air juga ikut panas.