Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Prof. Dr. Ignasius D.A. Sutapa, MSc

Pakar lingkungan yang saat ini menjabat sebagai Direktur Eksekutif APCE – UNESCO C2C, Wakil Ketua UNESCO-IHP Indonesia, Wakil Ketua Komite Ahli Kesehatan Lingkungan Kementerian Kesehatan RI, sekaligus Profesor Bidang Teknik Lingkungan Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN).

Paracetamol di Teluk Jakarta, Keamanan Kualitas Air Minum Kita Terancam?

Kompas.com - 13/10/2021, 16:30 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini

BAGAIKAN petir di siang hari yang terik, air di muara sungai teluk Jakarta mengandung paracetamol! Hal ini mengacu pada temuan penelitian yang dilakukan oleh Wulan dkk (2021), di mana kadar paracetamol di Angke dan di Ancol masing-masing adalah 610 ng/L dan 420ng/L.

Apakah permasalahan pencemaran di muara dan sungai-sungai Jakarta merupakan sesuatu yang baru? Untuk menjawab pertanyaan ini, kita perlu melihat hasil kajian selama 20 tahun terkahir.

Dengan menggunakan indeks kimia dan biologi, Sutapa dkk (2000) melaporkan bahwa perairan sungai dan muara Angke masuk dalam status tercemar berat. Sementara itu, penelitian yang dilakukan tahun 2007 oleh Suhendar dkk menunjukkan perairan teluk Jakarta telah mengalami pencemaran sedang hingga berat berdasarkan indeks keanekaragaman.

Hasil analisis oleh Suryani A.S. (2015) terhadap kasus kematian masal ikan di pantai Ancol Tahun 2015 mengindikasikan rendahnya kandungan oksigen di perairan akibat zat pencemar yang berasal dari limbah yang mengandung unsur phospat, sulfat, dan nitrat.

Baca juga: Teluk Jakarta Tercemar Paracetamol, Peneliti Duga Sumbernya dari Sini

Kecenderungan peningkatan jumlah dan jenis sampah pada periode bulan Maret sampai dengan April 2020 juga dilaporkan oleh Cordova dkk (2020), di mana ada 7 tipe dan 19 kategori sampah yang masuk ke Teluk Jakarta melalui Sungai Marunda dan Cilincing.

Dari hasil penelitian dalam periode tahun yang berbeda selama 20 tahun terakhir tersebut, mengerucut kepada penyebab sumber pencemar yang hampir sama, yaitu sektor domestik, industri maupun komersial di sepanjang sungai-sungai yang melalui wilayah Jakarta sampai ke muara.

Tabel 1 di bawah ini merangkum hasil penelitian terkait status kualitas air sungai dan muara di wilayah DKI Jakarta.

dok. penulis Tabel 1. Status kualitas air sungai dan muara di wilayah DKI Jakarta

Sungai sebagai sumber air baku

Lantas apa hubungannya dengan kualitas air minum dan air bersih yang didistribusikan oleh penyedia layanan termasuk Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) serta depot air minum isi ulang sampai rumah tangga maupun kantor-kantor pemerintah dan swasta?

Sebagaimana diketahui, sebagian besar PDAM di wilayah Jabodetabek memperoleh air baku dari sungai-sungai yang melintas untuk diolah menjadi air minum atau air bersih untuk memenuhi kebutuhan masyarakat luas. Sampai saat ini, belum ada konsesi khusus untuk melindungi air baku tersebut, sehingga kualitasnya sangat dipengaruhi oleh bahan pencemar yang masuk ke sungai.

Baca juga: Paracetamol di Teluk Jakarta, Ahli Rekomendasikan 3 Cara Mencegah Paparan Limbah Obat di Perairan

Hal ini diperparah oleh kondisi di mana sebagian besar limbah domestik dan industri dibuang langsung ke badan air sungai tanpa mengalami proses pengolahan dan kemungkinan mengandung bahan pencemar seperti: senyawa hidrokarbon, fosfat, sulfat, nitrat, mikroplastik dan logam berat.

dok. penulis Berbagai jenis limbah cair dan padat yang dibuang langsung ke badan air sungai

Di musim penghujan air baku cenderung berlumpur dengan kekeruhan yang sangat tinggi, sementara di musim kemarau jumlah air dari daerah hulu sangat sedikit sehingga porsi air buangan dari aktivitas domestik maupun industri meningkat.

Kondisi pencemaran air sungai dan muara oleh berbagai jenis limbah padat dan cairdok. penulis Kondisi pencemaran air sungai dan muara oleh berbagai jenis limbah padat dan cair

Dalam kedua kondisi tersebut penyedia layanan air minum seperti PDAM seringkali tidak sanggup mengolah air baku yang memiliki kualitas yang sangat rendah, sehingga dapat mempengaruhi kualitas air yang didistribusikan kepada masyarakat.

Adanya indikasi peningkatan kandungan bahan pencemar dari limbah medis dan obat-obatan selama pandemi Covid-19 dua tahun terakhir di perairan sungai harus diwaspadai karena dapat mempengaruhi kualitas air baku dan air minum yang dikonsumsi oleh warga masyarakat dan dapat berdampak kepada kesehatannya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com