KOMPAS.com - Banyak masyarakat Indonesia yang terjerat bunga tinggi dari industri pinjaman online (pinjol). Namun, ternyata kebanyakan perempuan paling rentan terjerat pinjol.
Kasus-kasus pinjaman online berbunga tinggi yang banyak dialami masyarakat, terus bermunculan. Selain menimbulkan dampak sosial hingga psikologis.
Bahkan, tak sedikit akibat dari fenomena ini menyebabkan banyaknya tindak kejahatan, berupa penipuan yang merugikan masyarakat.
Dosen Sosiologi FISIPOL UGM, Wahyu Kustiningsih, S.Sos., M.A. mengatakan bahwa perempuan adalah kelompok yang rentan terjerat pinjaman online, terlebih di tengah situasi pandemi Covid-19 saat ini.
"Karena keterdesakan kebutuhan ekonomi, di sisi lain secara administratif, pinjol yang mudah diakses untuk membantu mereka," kata Wahyu saat dihubungi Kompas.com, Selasa (12/10/2021).
Wahyu mengatakan bahwa ada banyak faktor yang melatarbelakangi perempuan begitu rentan terhadap hal ini.
Baca juga: 9 Jenis Pelecehan Seksual yang Dialami 82 Persen Perempuan Indonesia
Lebih lanjut dia mengatakan bahwa pandemi ini telah meningkatkan beban perempuan, yang membuat mereka kemudian menjadi kelompok rentan terhadap jeratan pinjol.
Selama pandemi Covid-19, kata Wahyu, tidak sedikit perempuan, terutama ibu rumah tangga yang harus menerima kenyataan suaminya yang bekerja di sektor informal, pendapatannya mengalami penurunan.
"Karena misal pemasukan keluarga dari pasangan yang menurun, lalu kebutuhan pendidikan anak, seperti pulsa dan lain-lain," jelas Wahyu.
Wahyu menambahkan, selain mengurus pekerjaan domestik, perempuan juga harus mendampingi anak sekolah dari rumah. Belum lagi jika perempuan juga bekerja.
"Di sisi lain pendapatan suami menurun akibat pandemi, dan ada juga yang terkena PHK, sementara kebutuhan terus meningkat," imbuhnya.
Kondisi inilah, kata Wahyu, yang kemudian menjawab mengapa mayoritas perempuan, terutama di pedesaan menjadi korban pinjol.
Baca juga: Studi: Jantung Perempuan Lebih Rentan Dibanding Pria, Ini Maksudnya