Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Imbas Kekacauan di Haiti, 33.000 Warga Mengungsi

Kompas.com - 22/03/2024, 21:15 WIB
Albertus Adit

Penulis

Sumber AFP

PORT-AU-PRINCE, KOMPAS.com - Lebih dari 33.000 warga Haiti meninggalkan Port-au-Prince bulan ini untuk mengungsi, imbas kekacauan politik dari negara tersebut.

Serangan geng yang menjadikan rasa tidak aman di Haiti tersebut meluas hingga mendorong semakin banyak orang meninggalkan ibu kota untuk mencari perlindungan di provinsi-provinsi.

"Warga kini meninggalkan ibu kota dan mengambil risiko melewati rute yang dikendalikan oleh geng," kata Organisasi Internasional untuk Migrasi PBB dalam sebuah pernyataan pada Kamis (21/3/2024) malam.

Baca juga: Pemimpin Geng Haiti Terbunuh dalam Operasi Polisi

Dikutip dari AFP pada Jumat (22/3/2024), dari 8-20 Maret, pengamat menghitung pergerakan 33.333 orang meninggalkan wilayah ibu kota.

Diketahui, provinsi-provinsi tersebut tidak memiliki infrastruktur yang memadai.

Bahkan masyarakat yang menampungnya juga tidak memiliki sumber daya yang cukup untuk mengatasi arus pengungsian besar-besaran yang datang dari ibu kota, kata IOM.

Dijelaskan bahwa negara tersebut telah diguncang kerusuhan sejak akhir Februari.

Yakni ketika geng-geng bersenjata melancarkan serangan terkoordinasi, menyerbu sebuah penjara untuk membebaskan ribuan narapidana, dan menuntut pengunduran diri Perdana Menteri Ariel Henry.

Henry, yang terdampar di luar negeri setelah kekacauan di Haiti menutup bandara utama, dan setuju untuk mundur serta mengizinkan pembentukan pemerintahan sementara.

Namun negosiasi berjalan lambat meskipun ada tekanan dari negara-negara tetangga Karibia dan Amerika Serikat.

Menurut International Crisis Group, upaya untuk mencapai kompromi politik menghadapi hambatan besar.

Baca juga: 14 Mayat Ditemukan di Pinggiran Kota Haiti, Imbas Kekerasan Geng

Sebab, geng-geng di Haiti tersebut telah memberi isyarat bahwa mereka tidak akan mengakui pemerintahan koalisi yang diperkirakan akan terbentuk dalam beberapa hari mendatang.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.


Terkini Lainnya

Perang di Gaza, Jumlah Korban Tewas Capai 35.000 Orang

Perang di Gaza, Jumlah Korban Tewas Capai 35.000 Orang

Global
143 Orang Tewas akibat Banjir di Brasil, 125 Lainnya Masih Hilang

143 Orang Tewas akibat Banjir di Brasil, 125 Lainnya Masih Hilang

Global
Serangan Ukraina di Belgorod Rusia, 9 Orang Terluka

Serangan Ukraina di Belgorod Rusia, 9 Orang Terluka

Global
Inggris Selidiki Klaim Hamas Terkait Seorang Sandera Terbunuh di Gaza

Inggris Selidiki Klaim Hamas Terkait Seorang Sandera Terbunuh di Gaza

Global
Serangan Drone Ukraina Sebabkan Kebakaran di Kilang Minyak Volgograd Rusia

Serangan Drone Ukraina Sebabkan Kebakaran di Kilang Minyak Volgograd Rusia

Global
PBB Serukan Gencatan Senjata di Gaza Segera, Perang Harus Dihentikan

PBB Serukan Gencatan Senjata di Gaza Segera, Perang Harus Dihentikan

Global
Pendaki Nepal, Kami Rita Sherpa, Klaim Rekor 29 Kali ke Puncak Everest

Pendaki Nepal, Kami Rita Sherpa, Klaim Rekor 29 Kali ke Puncak Everest

Global
4.073 Orang Dievakuasi dari Kharkiv Ukraina akibat Serangan Rusia

4.073 Orang Dievakuasi dari Kharkiv Ukraina akibat Serangan Rusia

Global
Macron Harap Kylian Mbappe Bisa Bela Perancis di Olimpiade 2024

Macron Harap Kylian Mbappe Bisa Bela Perancis di Olimpiade 2024

Global
Swiss Juara Kontes Lagu Eurovision 2024 di Tengah Demo Gaza

Swiss Juara Kontes Lagu Eurovision 2024 di Tengah Demo Gaza

Global
Korsel Sebut Peretas Korea Utara Curi Data Komputer Pengadilan Selama 2 Tahun

Korsel Sebut Peretas Korea Utara Curi Data Komputer Pengadilan Selama 2 Tahun

Global
Rangkuman Hari Ke-808 Serangan Rusia ke Ukraina: Bala Bantuan untuk Kharkiv | AS Prediksi Serangan Terbaru Rusia

Rangkuman Hari Ke-808 Serangan Rusia ke Ukraina: Bala Bantuan untuk Kharkiv | AS Prediksi Serangan Terbaru Rusia

Global
Biden: Gencatan Senjata dengan Israel Bisa Terjadi Secepatnya jika Hamas Bebaskan Sandera

Biden: Gencatan Senjata dengan Israel Bisa Terjadi Secepatnya jika Hamas Bebaskan Sandera

Global
Israel Dikhawatirkan Lakukan Serangan Darat Besar-besaran di Rafah

Israel Dikhawatirkan Lakukan Serangan Darat Besar-besaran di Rafah

Global
Wanita yang Dipenjara Setelah Laporkan Covid-19 di Wuhan pada 2020 Dibebaskan

Wanita yang Dipenjara Setelah Laporkan Covid-19 di Wuhan pada 2020 Dibebaskan

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com