Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Putin Desak Masyarakat Mendukungnya di Pemilu Rusia

Kompas.com - 14/03/2024, 19:44 WIB
Albertus Adit

Penulis

Sumber AFP

MOSKWA, KOMPAS.com - Presiden Rusia Vladimir Putin pada Kamis (14/3/2024) mendesak masyarakat untuk tetap mendukungnya pada Pemilu Rusia, 15-17 Maret 2024.

Putin nantinya akan mendapatkan masa jabatan enam tahun lagi pada akhir pekan ini dalam pemungutan suara.

"Saya yakin, Anda menyadari betapa sulitnya masa yang dialami negara kita, betapa kompleksnya tantangan yang kita hadapi di hampir semua bidang," kata Putin dalam pidatonya di hadapan warga Rusia menjelang pemungutan suara.

Baca juga: Serangan Drone di Rusia Tewaskan Seorang Warga dan Melukai 3 Orang

"Dan untuk terus menanggapinya agar berhasil mengatasi kesulitan, kita perlu terus bersatu dan percaya diri," imbuh Putin, dikutip dari AFP.

Kemenangan dalam pemilu nanti akan memungkinkan Putin untuk tetap berada di Kremlin setidaknya hingga 2030.

Jabatan ini lebih lama dibandingkan pemimpin Rusia mana pun sejak Catherine yang Agung pada abad kedelapan belas.

Ditunjuk oleh pendahulunya Boris Yeltsin pada hari terakhir tahun 1999, Putin telah memerintah Rusia sebagai presiden atau perdana menteri sejak saat itu.

Tahun-tahun pertamanya menjabat menunjukkan ledakan ekonomi ketika Moskwa menguangkan sumber daya energinya yang sangat besar.

Namun di bawah pemerintahannya, Rusia menjadi semakin otoriter di dalam negeri, yang pada akhirnya menindak dan melarang segala bentuk perbedaan pendapat.

Baca juga: Putin: Ukraina Tingkatkan Serangan untuk Ganggu Pilpres Rusia

Di luar negeri, Putin meningkatkan konfrontasi dengan negara Barat dan mengirim pasukan ke Ukraina serta mencaplok Krimea pada 2014.

Ia juga mendukung pemberontak separatis di wilayah timur Donbas sebelum melancarkan serangan besar-besaran pada 2022 ke Ukraina.

"Kami telah menunjukkan bahwa kami bisa bersama-sama, membela kebebasan, kedaulatan, dan keamanan Rusia," ungkap dia dalam pesan video.

Pemungutan suara juga akan dilakukan di empat wilayah yang baru saja diduduki Ukraina, serta semenanjung Krimea, yang dianeksasi oleh Moskwa pada 2014.

"Pejuang kita di garis depan juga akan memilih. Mereka, menunjukkan keberanian dan kepahlawanan, membela Tanah Air dan, dengan berpartisipasi dalam pemilu, memberikan contoh bagi kita semua," terang dia.

Di kota Mariupol, Ukraina yang berada di bawah kendali pasukan Rusia, petugas pemilu pada Kamis membuka TPS pop-up di meja-meja kecil di jalan dan di kap mobil.

Sementara itu, spanduk-spanduk dibentangkan dengan logo 'V' berwarna merah, putih dan biru, simbol tentara yang digunakan sebagai tanda dukungan terhadap serangan militer.

Baca juga: PM Hongaria: Trump Klaim Tak Akan Beri Sesen Pun ke Ukraina

Kyiv menganggap pemungutan suara tersebut sebagai sebuah kepalsuan dan tampaknya menargetkan beberapa pihak yang terlibat.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.


Terkini Lainnya

PM Slovakia Jalani Operasi Baru, Kondisinya Masih Cukup Serius

PM Slovakia Jalani Operasi Baru, Kondisinya Masih Cukup Serius

Global
Warga Sipil Israel Kembali Berulah, Truk Bantuan di Tepi Barat Dibakar

Warga Sipil Israel Kembali Berulah, Truk Bantuan di Tepi Barat Dibakar

Global
13 Negara Ini Desak Israel agar Menahan Diri dari Invasinya ke Rafah

13 Negara Ini Desak Israel agar Menahan Diri dari Invasinya ke Rafah

Global
Kera Tergemuk di Thailand Mati karena Sering Diberi Permen dan Minuman Manis

Kera Tergemuk di Thailand Mati karena Sering Diberi Permen dan Minuman Manis

Global
Israel: Kasus Genosida di Pengadilan PBB Tak Sesuai Kenyataan

Israel: Kasus Genosida di Pengadilan PBB Tak Sesuai Kenyataan

Global
Minim Perlindungan, Tahanan di AS yang Jadi Buruh Rawan Kecelakaan Kerja

Minim Perlindungan, Tahanan di AS yang Jadi Buruh Rawan Kecelakaan Kerja

Internasional
Korut Tembakkan Rudal Balistik Tak Dikenal, Ini Alasannya

Korut Tembakkan Rudal Balistik Tak Dikenal, Ini Alasannya

Global
Siapa 'Si Lalat' Mohamed Amra, Napi yang Kabur dalam Penyergapan Mobil Penjara di Prancis?

Siapa "Si Lalat" Mohamed Amra, Napi yang Kabur dalam Penyergapan Mobil Penjara di Prancis?

Internasional
Tekno-Nasionalisme Xi Jinping dan Dampaknya pada Industri Global

Tekno-Nasionalisme Xi Jinping dan Dampaknya pada Industri Global

Global
2 Polisi Malaysia Tewas Ditembak dan Diserang, Pelaku Disebut Terafiliasi Jemaah Islamiyah

2 Polisi Malaysia Tewas Ditembak dan Diserang, Pelaku Disebut Terafiliasi Jemaah Islamiyah

Global
AS Sebut Dermaga Terapungnya Mulai Dipakai untuk Kirim Bantuan ke Gaza

AS Sebut Dermaga Terapungnya Mulai Dipakai untuk Kirim Bantuan ke Gaza

Global
Suara Tembakan di Dekat Kedutaan Israel, Polisi Swedia Menahan Beberapa Orang

Suara Tembakan di Dekat Kedutaan Israel, Polisi Swedia Menahan Beberapa Orang

Global
Kharkiv Jadi Kota Kedua Ukraina yang Sering Diserang Drone Rusia

Kharkiv Jadi Kota Kedua Ukraina yang Sering Diserang Drone Rusia

Global
China Disebut Berencana Kembangkan Reaktor Nuklir Terapung di Laut China Selatan

China Disebut Berencana Kembangkan Reaktor Nuklir Terapung di Laut China Selatan

Global
Pemungutan Suara di Paris Bikin Pulau Milik Perancis di Pasifik Mencekam, Mengapa?

Pemungutan Suara di Paris Bikin Pulau Milik Perancis di Pasifik Mencekam, Mengapa?

Internasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com