Serangan Rusia di Kharkiv Tewaskan 2 Orang, Ukraina Balas dengan Drone

KYIV, KOMPAS.com - Rusia kembali melancarkan serangannya pada Kamis (7/3/2024) malam di wilayah Kharkiv Ukraina hingga menewaskan dua orang.

Menurut Gubernur Kharkiv Oleg Synegubov, serangkaian serangan dan penembakan Rusia itu dilakukan di kota Kupyansk, dekat garis depan.

"Rumah dan mobil rusak. Seorang pria berusia 36 tahun berhasil diselamatkan dari reruntuhan. Seorang wanita berusia 64 tahun dan seorang pria usia 58 tahun tewas," tulisnya di Telegram, dikutip dari AFP pada Jumat (8/3/2024).

Baca juga: Ukraina Jatuhkan 38 Drone Shahed Iran yang Diluncurkan Rusia

Serangan rudal terpisah terhadap daerah pemukiman di kota Chuguiv yang juga di wilayah Kharkiv, melukai tujuh orang.

"Rusia menembaki Chuguiv dengan sistem pertahanan udara S-300. Pesawat tersebut menghantam tanah di kawasan pemukiman dan memecahkan jendela di gedung apartemen sembilan lantai," terang Synegubov.

Dia memposting gambar deretan toko yang jendelanya pecah dan jalan berlubang di sebelah blok apartemen.

Ia juga menjelaskan bahwa wilayah Kharkiv sering mendapat serangan artileri, roket, dan drone.

Sementara itu, Rusia dan Ukraina juga mengatakan mereka menjatuhkan puluhan drone dalam semalam, ketika kedua belah pihak terus berusaha menyerang sasaran jauh di belakang garis depan yang terbentang.

Angkatan Udara Ukraina mengatakan Rusia menembakkan 37 drone kamikaze "Shahed" Iran dan tiga rudal ke wilayahnya semalam.

"Sebagai akibat dari operasi tempur, 33 drone ditembak jatuh di wilayah Kirovograd, Odesa, Kherson, Mykolaiv dan Kharkiv," ujarnya dalam sebuah postingan di Telegram.

Di Moskwa, kementerian pertahanan mengatakan pihaknya mencegat 16 drone Ukraina pada Jumat dini hari.

Baca juga: Drone Ukraina Serang Depot Bahan Bakar di Kursk Perbatasan Rusia

Sekitar 15 drone hancur di wilayah selatan Volgograd, bagian terdekatnya berjarak sekitar 300 kilometer dari garis depan di Ukraina timur.

"Drone Ukraina lainnya ditembak jatuh di wilayah perbatasan Belgorod," kata kementerian pertahanan Rusia.