Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Wajib Militer di Denmark Kini Berlaku bagi Perempuan

Kompas.com - 14/03/2024, 18:12 WIB
Albertus Adit

Penulis

Sumber Sky News

KOPENHAGEN, KOMPAS.com - Pemerintah Denmark kini memberlakukan wajib militer bagi perempuan. Tujuannya sebagai antisipasi dalam menghadapi agresi militer dari negara lain.

Denmark juga berencana untuk meningkatkan belanja pertahanannya sebesar £4,4 miliar (Rp 87,8 triliun) selama lima tahun ke depan.

Perdana Menteri Denmark Mette Frederiksen mengatakan, seperti banyak negara di Eropa, Denmark mengurangi kemampuan militernya pada akhir Perang Dingin pada awal 1990-an.

Baca juga: Usai Diumumkan Wajib Militer, Ribuan Pemuda Antre Visa untuk Tinggalkan Myanmar

Namun kini, dengan terjadinya perang besar di benua tersebut, segalanya menjadi berubah.

"Kami tidak mempersenjatai kembali Denmark karena kami tidak menginginkan perang, kehancuran, atau penderitaan. Namun kami mempersenjatai kembali saat ini di mana tatanan internasional sedang ditantang," kata Frederiksen, dikutip dari Sky News pada Kamis (14/3/2024).

Meskipun bantuan militer yang besar untuk Ukraina, termasuk sumbangan jet tempur F-16 telah membantu Denmark memenuhi target pengeluaran NATO, Denmark belum melakukan investasi besar pada pasukannya sendiri.

Rencananya, mereka akan memperpanjang masa wajib militer menjadi 11 bulan dari sebelumnya empat bulan, dan membuat layanan setara bagi semua orang, yang berarti baik pria maupun wanita akan wajib militer.

Investasi tersebut akan mencakup sistem pertahanan udara berbasis darat dan brigade infanteri berat yang berjumlah hingga 6.000 tentara pada 2028.

Pasukan ini dapat dikerahkan sebagai bagian dari pasukan darurat NATO dalam siaga tinggi.

Hal ini terjadi ketika Rusia telah memperingatkan bahwa negara-negara Barat sedang berjalan di tepi jurang dan perang dapat meningkat melampaui perbatasan Ukraina.

Juru bicara Kementerian Luar Negeri Denmark, Maria Zakharova pada Rabu (13/3/2024) mengatakan bahwa tindakan satu atau dua anggota NATO dapat menyebabkan konflik meluas dan menjadi di luar kendali.

Baca juga: Myanmar Berlakukan Wajib Militer, Ribuan Pemuda Berusaha Tinggalkan Negara

Dia juga mengatakan negara Barat harus menyerah pada gagasan untuk mengalahkan Rusia secara strategis.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com