Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

2 Orang Tewas akibat Berdesakan Saat Mengantre di Kantor Paspor Myanmar

Kompas.com - 19/02/2024, 17:07 WIB
Albertus Adit

Penulis

Sumber AFP

NAYPYIDAW, KOMPAS.com - Dua wanita berusia 52 dan 39 tahun tewas akibat berdesakan saat mengantre di luar kantor paspor di Myanmar pada Senin (19/2/2024).

Diketahui, ratusan orang mengantre di kantor paspor di kota kedua Mandalay. Tujuan mereka datang mencari paspor agar bisa segera meninggalkan Myanmar untuk menghindari undang-undang wajib militer.

"Ada selokan di dekat kerumunan. Mereka terjatuh ke dalam selokan dan meninggal karena kekurangan oksigen," kata petugas penyelamat yang enggan disebutkan namanya dikutip dari AFP.

Baca juga: Usai Diumumkan Wajib Militer, Ribuan Pemuda Antre Visa untuk Tinggalkan Myanmar

Korban lainnya juga seorang wanita yang mengalami luka ringan. Menurut petugas, ketiga korban itu tak membawa nomor antrian.

Tiga tahun setelah merebut kekuasaan melalui kudeta, junta militer berjuang untuk menghancurkan oposisi bersenjata yang meluas terhadap pemerintahannya.

Dalam beberapa minggu terakhir, negara ini telah kehilangan wilayah dan kendali atas rute perdagangan yang menguntungkan China karena aliansi kelompok etnis minoritas bersenjata.

Awal bulan ini mereka mengatakan akan menerapkan undang-undang yang mengizinkan mereka memanggil semua pria berusia 18-35 tahun dan wanita berusia 18-27 tahun untuk bertugas di militer setidaknya selama dua tahun.

Undang-undang tersebut ditulis oleh junta sebelumnya tetapi tidak pernah digunakan, dan masih belum jelas bagaimana undang-undang tersebut akan ditegakkan.

Namun tidak ada rincian yang diberikan tentang bagaimana mereka yang dipanggil diharapkan untuk bertugas. Meski demikian banyak anak muda tidak mau menunggu dan mencari tahu.

Pekan lalu, gambar media lokal menunjukkan ratusan orang mengantre di luar kantor paspor di Mandalay.

Di pusat komersial Yangon, ribuan pemuda dan pemudi mengantre di luar kedutaan Thailand untuk mencari visa untuk keluar dari Myanmar minggu lalu.

Baca juga: Thailand Bersiap Hadapi Masuknya Pengungsi Myanmar akibat Perintah Wajib Militer

Sekitar 13 juta orang akan memenuhi syarat untuk dipanggil, kata juru bicara junta pekan lalu, meskipun militer hanya memiliki kapasitas untuk melatih 50.000 orang per tahun.

Junta sebelumnya mengatakan pihaknya mengambil tindakan tersebut untuk mempersenjatai milisi pro-militer saat memerangi lawannya di seluruh negeri.

Baik itu Pasukan Pertahanan Rakyat (PDF) anti-kudeta dan kelompok bersenjata etnis minoritas yang sudah lama ada.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com