Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Taktik Hamas untuk Jebak Israel di Gaza

Kompas.com - 05/11/2023, 21:27 WIB
Aditya Jaya Iswara

Editor

Hamas telah melancarkan serangkaian perang dengan Israel dalam beberapa dekade terakhir. Ali Baraka, kepala Hubungan Eksternal Hamas yang berbasis di Beirut, mengatakan pihaknya secara bertahap meningkatkan kemampuan militernya, khususnya rudalnya.

Pada perang Gaza 2008, roket Hamas memiliki jangkauan maksimum 40 km, tetapi jangkauannya meningkat menjadi 230 km pada konflik 2021, tambahnya.

“Dalam setiap perang, kami mengejutkan Israel dengan sesuatu yang baru,” kata Baraka kepada Reuters.

Seorang pejabat yang dekat dengan gerakan Hezbollah Lebanon yang didukung Iran, yang bersekutu dengan Hamas, mengatakan kekuatan tempur kelompok Palestina sebagian besar tetap utuh setelah pengeboman selama berminggu-minggu.

Hezbollah memiliki ruang operasi militer gabungan di Lebanon dengan Hamas dan faksi sekutu lainnya dalam jaringan regional yang didukung oleh Iran, menurut pejabat Hezbollah dan Hamas.

Baca juga: Siapa Hamas dan Mengapa Menyerang Israel?

Penghancuran Israel

Hamas menyerukan penghancuran Israel dalam piagam pendiriannya pada 1988.

Dalam dokumen selanjutnya yang dikenal sebagai piagam 2017, kelompok tersebut kali pertama menerima gagasan negara Palestina dalam batas-batas yang diklaim Israel pada 1967 setelah Perang Enam Hari. Namun, Hamas tidak secara eksplisit mengakui hak eksistensi Israel.

Pejabat Hamas Osama Hamdan, yang berbasis di Beirut, mengatakan serangan 7 Oktober dan perang Gaza yang sedang berlangsung akan mencuatkan kembali isu negara Palestina ke permukaan.

“Ini adalah kesempatan bagi kita untuk mengatakan kepada mereka bahwa kita bisa menentukan nasib kita dengan tangan kita sendiri. Kita bisa mengatur persamaan di kawasan ini dengan cara yang sesuai dengan kepentingan kita,” katanya kepada Reuters.

Hamas memperoleh pengaruh setelah perjanjian perdamaian Oslo, yang disepakati antara Israel dan Otoritas Palestina (PA) pada 1993 untuk mengakhiri konflik selama beberapa dekade, menemui jalan buntu.

Pejabat Israel di masa lalu telah membantah bahwa pemukiman merupakan hambatan bagi perdamaian, dan koalisi sayap kanan jauh Netanyahu saat ini bahkan mengambil sikap yang lebih keras terhadap penyerahan tanah yang diduduki.

Inisiatif perdamaian Arab, dengan dukungan internasional dan negara-negara Arab, dibahas sejak 2002.

Rencana tersebut menawarkan perjanjian perdamaian kepada Israel dengan hubungan diplomatik penuh sebagai imbalan atas negara Palestina yang berdaulat.

Netanyahu malah memilih untuk mencari aliansi Arab Sunni dengan Israel, yang terdiri dari Mesir dan Yordania--negara-negara yang memiliki perjanjian damai dengan Israel sejak 1979 dan 1994--serta Uni Emirat Arab, Bahrain, dan Maroko.

Sebelum serangan Hamas pada 7 Oktober, ia terlibat dalam pembicaraan yang dimediasi AS dengan Arab Saudi untuk membuat kesepakatan diplomatik penting sebagai front persatuan melawan Iran. Namun proses tersebut ditunda.

Muasher, mantan menteri Yordania di Carnegie, mengatakan serangan Hamas telah mengakhiri segala kemungkinan stabilitas Timur Tengah dapat dicapai tanpa terlibat dengan Palestina.

“Sudah jelas hari ini bahwa tanpa perdamaian dengan Palestina, perdamaian di kawasan tidak akan terwujud,” tukasnya.

Baca juga: Cara Hamas Lakukan Serangan Mendadak ke Israel yang Tak Diduga Siapa Pun

Artikel ini pernah dimuat di VOA Indonesia dengan judul Taktik Hamas Menjebak Israel di Gaza.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Baca tentang

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com