Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Taktik Hamas untuk Jebak Israel di Gaza

Kompas.com - 05/11/2023, 21:27 WIB
Aditya Jaya Iswara

Editor

Banyak warga yang harus menjalani kehidupan tanpa air, makanan, atau listrik. Serangan udara Israel menghantam kamp pengungsi yang padat di Gaza pada Selasa, menewaskan sedikitnya 50 warga Palestina dan seorang komandan Hamas.

Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu bersumpah untuk memusnahkan Hamas dan menolak seruan gencatan senjata.

Para pejabat Israel mengatakan, mereka tidak mempunyai bayangan mengenai apa yang mungkin terjadi dan menuduh para militan bersembunyi di belakang warga sipil.

Negara ini telah mempersiapkan diri untuk menghadapi “perang yang panjang dan menyakitkan,” kata Danny Danon, mantan Duta Besar Israel untuk PBB dan mantan anggota komite urusan luar negeri dan pertahanan Knesset.

“Pada akhirnya kami tahu bahwa kami akan menang dan kami akan mengalahkan Hamas,” katanya kepada Reuters.

“Pertanyaannya adalah soal harga, dan kita harus sangat berhati-hati dan sangat berhati-hati serta memahami bahwa ini adalah wilayah perkotaan yang sangat rumit untuk bermanuver.”

AS mengatakan, sekarang bukan saat yang tepat untuk melakukan gencatan senjata secara umum. Namun mereka mengatakan, jeda perang amat diperlukan untuk menyalurkan bantuan kemanusiaan.

Baca juga: Mengenal Terowongan Bawah Tanah Hamas di Gaza, Tantangan bagi Israel

Hamas bersiap

Adeeb Ziadeh, pakar Palestina dalam urusan internasional di Universitas Qatar yang mempelajari Hamas, mengatakan kelompok itu pasti memiliki rencana jangka panjang untuk menindaklanjuti serangannya terhadap Israel.

“Mereka yang melakukan serangan 7 Oktober dengan tingkat kemahiran, tingkat keahlian, presisi dan intensitas seperti ini, pasti sudah mempersiapkan diri untuk pertempuran jangka panjang. Hamas tidak mungkin melakukan serangan seperti itu tanpa persiapan yang matang. dan menggerakkan diri untuk hasilnya,” kata Ziadeh kepada Reuters.

Washington memperkirakan, Hamas akan berusaha menghambat pasukan Israel dalam pertempuran jalanan di Gaza dan menimbulkan korban militer yang cukup besar serta dukungan publik Israel terhadap konflik yang berkepanjangan, kata sumber yang mengetahui pemikiran Gedung Putih.

Meskipun demikian, para pejabat Israel telah menekankan kepada AS yang juga sekutunya bahwa mereka siap menghadapi taktik gerilya Hamas serta menahan kritik internasional atas serangan mereka, menurut sumber tersebut.

Apakah negara tersebut mempunyai kemampuan untuk melenyapkan Hamas atau hanya melemahkan organisasi tersebut, masih menjadi pertanyaan terbuka, sumber itu menambahkan.

Hamas memiliki sekitar 40.000 anggota, menurut sumber di kelompok tersebut. Mereka dapat bergerak di sekitar daerah kantong menggunakan jaringan terowongan berbenteng yang luas, panjang ratusan kilometer dan kedalaman hingga 80 meter, yang dibangun selama bertahun-tahun.

Perwira militer Israel mengajak wartawan berkeliling ke sebuah terowongan yang diduga digunakan oleh kelompok Palestina untuk serangan lintas batas, di perbatasan Israel-Gaza, 25 Juli 2014.AP via VOA INDONESIA Perwira militer Israel mengajak wartawan berkeliling ke sebuah terowongan yang diduga digunakan oleh kelompok Palestina untuk serangan lintas batas, di perbatasan Israel-Gaza, 25 Juli 2014.
Pada Kamis (2/11/2023), kelompok di Gaza terlihat muncul dari terowongan untuk menembaki tank, kemudian menghilang kembali ke dalam jaringan, menurut warga dan video.

Militer Israel mengatakan, tentara dari unit teknik tempur khusus Yahalom telah bekerja dengan pasukan lain untuk menemukan dan menghancurkan terowongan, dalam apa yang disebut oleh juru bicaranya sebagai "pertempuran perkotaan yang kompleks" di Gaza.

Halaman:
Baca tentang

Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com