NEW YORK, KOMPAS.com - Pfizer pada Selasa (31/10/2023) melaporkan kerugian setelah penjualan vaksin Covid-19 menurun tajam sejak puncak pandemi.
Produsen obat yang berbasis di Amerika Serikat tersebut melaporkan kerugian 2,4 miliar dollar AS (Rp 38,12 triliun), dibandingkan laba 8,6 miliar dollar AS (Rp 136,57 triliun) dalam periode yang sama tahun lalu.
Sebanyak dua produk yang penjualannya turun drastis adalah vaksin Comirnaty dan obat terapeutik Covid-19 yaitu Paxlovid.
Baca juga: Pfizer-BioNTech Akan Uji Campuran Vaksin Covid dan Flu
Sebelumnya, Pfizer pada 13 Oktober 2023 menurunkan perkiraan pendapatannya karena kasus Covid-19 yang menurun
Pada kuartal ketiga 2023, pendapatan Pfizer turun 42 persen menjadi 13,2 miliar dollar AS (Rp 209,62 triliun).
Namun, dengan pertumbuhan produk non-Covid yang solid pada kuartal ketiga, Pfizer mengaku masih di jalur tepat untuk mencapai target 2023 berkat persetujuan Pemerintah AS baru-baru ini terhadap obat-obatan baru.
“Kami mencapai beberapa tonggak sejarah baru-baru ini yang menunjukkan kekuatan dan luasnya jalur ilmiah kami,” kata Kepala Eksekutif Albert Bourla, dikutip dari kantor berita AFP.
Dia merujuk ke persetujuan Pemerintah di AS dan Eropa terhadap obat Abrysvo untuk melawan Respiratory Syncytial Virus (RSV), dan pengobatan lainnya untuk rambut rontok serta kanker paru-paru.
Baca juga:
Pfizer mengatakan, pihaknya sedang menjalani program penyelarasan kembali biaya yang akan menghasilkan penghematan tahunan 3,5 miliar dollar AS (Rp 55,5 triliun) hingga 2024.
Pihak perusahaan tidak melakukan pembelian kembali saham tahun ini dan diperkirakan tidak ada pembelian kembali pada kuartal keempat.
Baca juga: CEO Pfizer: Pemberian Booster Covid-19 yang Terlalu Sering Bukan Skenario yang Baik
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.