Penulis: Clare Roth/DW Indonesia
GAZA, KOMPAS.com - Ketika militer AS memasuki Irak pada 20 Maret 2003, surat kabar di seluruh dunia tidak menyisakan ruang untuk mempertanyakan apa yang sedang terjadi.
"PERANG," demikian judul berita setengah halaman di San Francisco Chronicle. Surat kabar Rheinische Post di Jerman juga menurunkan berita utama: "Serangan besar sedang berlangsung".
Pernyataan-pernyataan semacam ini juga mengiringi pengumuman serangan darat Israel ke Gaza sejak Jumat (27/10/2023).
Baca juga: Cara Hamas Melawan Pasukan Darat Israel di Gaza
Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu mengatakan bahwa militernya telah memperluas aktivitas ke wilayah Gaza, dan bahwa "tahap kedua" perang telah dimulai.
Namun, masih belum jelas apakah ini merupakan awal dari invasi skala penuh yang sebelumnya direncanakan Israel setelah serangan Hamas? Atau hal itu baru akan terjadi nanti?
"Tahap kedua mungkin terlihat seperti serangan yang sedang berlangsung namun tidak terlalu besar," ungkap koresponden DW Rebecca Ritters melaporkan dari Israel, dekat perbatasan timur laut negara itu dengan Gaza pada Minggu (29/10/2023) pagi.
Sebelumnya. banyak yang memperkirakan serangan darat Israel segera dilakukan dalam beberapa minggu sejak serangan Hamas yang menewaskan lebih dari 1.400 orang. Sedangkan menurut Hamas, sekitar 8.005 warga Palestina telah terbunuh akibat serangan balasan Israel.
Veronika Poniscjakova, pakar militer dan keamanan Timur Tengah di University of Portsmouth di Inggris, mengatakan kepada DW mengapa dia berpikir Netanyahu "cukup enggan pada saat ini" untuk menyebut serangan akhir pekan sebagai invasi skala penuh.
"Dari sudut pandang saya, saya pikir (operasi darat) ini menciptakan kondisi untuk apa yang mungkin terjadi setelahnya," katanya, seraya menambahkan, bagaimanapun, pada saat ini sulit untuk mengatakan apa yang mungkin terjadi.
Ia mengatakan bahwa ini bisa jadi merupakan awal dari serangkaian serangan kecil, dengan invasi besar yang direncanakan di kemudian hari--atau tidak sama sekali, tergantung pada bagaimana sentimen yang terus berkembang di antara para sekutu dan warga Israel sendiri.
Poniscjakova menjelaskan bahwa selama tiga minggu terakhir sejak Netanyahu pertama kali mengumumkan rencana invasi darat skala penuh, sentimen telah berubah.
Poniscjakova menambahkan bahwa pendapat di antara warga Israel sudah berubah sejak serangan 7 Oktober.
Ia mengutip sebuah jajak pendapat yang dilakukan awal pekan ini yang menunjukkan bahwa warga "tidak terlalu mendukung invasi skala penuh seperti dua minggu lalu."