Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

WHO Rekomendasikan Vaksin Malaria Baru untuk Anak-anak

Kompas.com - 03/10/2023, 08:29 WIB
Irawan Sapto Adhi

Penulis

Sumber AFP

JENEWA, KOMPAS.com - Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) pada Senin (2/10/2023) merekomendasikan penggunaan vaksin malaria kedua untuk mengekang penyakit mematikan yang ditularkan ke manusia melalui beberapa jenis nyamuk itu.

Hampir setengah juta anak di wilayah Afrika meninggal setiap tahun akibat penyakit ini, yang disebabkan oleh parasit yang dibawa oleh nyamuk.

"Sebagai seorang peneliti malaria, saya dulu memimpikan suatu hari nanti kita akan memiliki vaksin yang aman dan efektif untuk melawan malaria. Sekarang kita sudah memiliki dua," kata Dirjen WHO Tedros Adhanom Ghebreyesus.

Baca juga: 18 Juta Vaksin Malaria Siap Disebar ke 12 Negara Afrika

Vaksin R21/Matrix-M yang baru telah disetujui untuk digunakan di Burkina Faso, Ghana, dan Nigeria. Vaksin ini dikembangkan oleh Universitas Oxford di Inggris dan diproduksi oleh Serum Institute of India.

Pada 2021, vaksin RTS,S, yang diproduksi oleh perusahaan farmasi raksasa Inggris GSK, menjadi yang pertama direkomendasikan oleh WHO untuk mencegah malaria pada anak-anak di daerah dengan penularan malaria sedang hingga tinggi.

"Permintaan untuk vaksin RTS,S jauh melebihi pasokan, sehingga vaksin kedua ini merupakan alat tambahan yang penting untuk melindungi lebih banyak anak dengan lebih cepat, dan membawa kita lebih dekat ke visi kita tentang masa depan yang bebas malaria," ungkap Tedros, dikutip dari AFP.

Kedua vaksin ini memiliki tingkat kemanjuran yang sama, yaitu sekitar 75 persen jika diberikan dalam kondisi yang sama.

WHO mengatakan bahwa efektivitas biaya dari vaksin baru ini akan sebanding dengan vaksin anak lainnya, dengan harga satu dosis R21/Matrix-M antara 2-4 dollar AS (sekitar Rp31.000-Rp62.000).

Hampir setengah dari populasi dunia tinggal di daerah berisiko tinggi malaria, dengan sebagian besar kasus dan kematian terjadi di Afrika.

Baca juga: Dihantam Banjir, Pakistan Juga Alami Lonjakan Kasus Demam Berdarah dan Malaria

Program percontohan untuk memperkenalkan vaksin RTS,S di tiga negara, yakni Ghana, Kenya dan Malawi sebelumnya telah memungkinkan 1,7 juta anak menerima setidaknya satu dosis sejak 2019.

Program-program ini telah menghasilkan penurunan substansial dalam bentuk malaria yang parah dan fatal, serta penurunan angka kematian anak.

Diluncurkan pada 2024

Direktur regional WHO untuk Afrika, Dr Matshidiso Moeti, mengatakan bahwa vaksin baru ini memiliki potensi besar bagi benua tersebut dengan membantu menutup kesenjangan permintaan dan penawaran yang sangat besar.

"Jika diproduksi dalam skala besar dan diluncurkan secara luas, kedua vaksin ini dapat membantu meningkatkan upaya pencegahan dan pengendalian malaria serta menyelamatkan ratusan ribu nyawa anak muda di Afrika dari penyakit yang mematikan ini," ujarnya.

Setidaknya 28 negara Afrika berencana untuk memperkenalkan vaksin malaria yang direkomendasikan WHO sebagai bagian dari program imunisasi nasional mereka, kata organisasi tersebut.

Baca juga: Terjadi Krisis Malaria, Penang Malaysia Salahkan Kedatangan TKI

Ia menambahkan bahwa vaksin RTS,S akan diperkenalkan di beberapa negara Afrika pada awal 2024, dan vaksin R21 diharapkan akan tersedia pada pertengahan 2024.

WHO juga mengeluarkan rekomendasi untuk vaksin baru untuk demam berdarah dan meningitis, serta jadwal imunisasi dan rekomendasi produk untuk Covid-19.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Filipina Tutup Sekolah 2 Hari karena Cuaca Panas Ekstrem

Filipina Tutup Sekolah 2 Hari karena Cuaca Panas Ekstrem

Global
Rusia Jatuhkan 17 Drone Ukraina di Wilayah Barat

Rusia Jatuhkan 17 Drone Ukraina di Wilayah Barat

Global
Intel AS Sebut Putin Tidak Perintahkan Pembunuhan Navalny

Intel AS Sebut Putin Tidak Perintahkan Pembunuhan Navalny

Global
Sosok Subhash Kapoor, Terduga Pencuri Artefak Majapahit di New York

Sosok Subhash Kapoor, Terduga Pencuri Artefak Majapahit di New York

Global
Respons Cepat Emirates Airlines Tangani Kekhawatiran Penumpang Anak Tuai Pujian

Respons Cepat Emirates Airlines Tangani Kekhawatiran Penumpang Anak Tuai Pujian

Global
Anak Mahathir Bantah Diselidiki terkait Korupsi di Malaysia

Anak Mahathir Bantah Diselidiki terkait Korupsi di Malaysia

Global
Dramatis, Pilot Melamar Pramugari dalam Penerbangan Polandia

Dramatis, Pilot Melamar Pramugari dalam Penerbangan Polandia

Global
Menhan Rusia Ingin Negara Sekutunya di Asia Tingkatkan Latihan Militer

Menhan Rusia Ingin Negara Sekutunya di Asia Tingkatkan Latihan Militer

Global
Korea Utara Tuduh AS Politisasi Masalah HAM

Korea Utara Tuduh AS Politisasi Masalah HAM

Global
Rangkuman Hari Ke-794 Serangan Rusia ke Ukraina: Warga Latvia Diminta Siapkan Tempat Berlindung | IOC Bicara Rusia dan Israel

Rangkuman Hari Ke-794 Serangan Rusia ke Ukraina: Warga Latvia Diminta Siapkan Tempat Berlindung | IOC Bicara Rusia dan Israel

Global
 Hubungan Sesama Jenis di Irak Dapat Dihukum 15 Tahun Penjara

Hubungan Sesama Jenis di Irak Dapat Dihukum 15 Tahun Penjara

Global
Video Detik-detik Sopir Mobil Gagalkan Penjabretan di Pinggir Jalan, Pepet Motor Pelaku

Video Detik-detik Sopir Mobil Gagalkan Penjabretan di Pinggir Jalan, Pepet Motor Pelaku

Global
Afrika Selatan Peringati 30 Tahun Apartheid, Kemiskinan Masih Jadi Isu Utama

Afrika Selatan Peringati 30 Tahun Apartheid, Kemiskinan Masih Jadi Isu Utama

Global
Polisi Bubarkan Perkemahan dan Tangkap 192 Demonstran Pro-Palestina di 3 Kampus AS

Polisi Bubarkan Perkemahan dan Tangkap 192 Demonstran Pro-Palestina di 3 Kampus AS

Global
[UNIK GLOBAL] Perempuan 60 Tahun Menang Miss Buenos Aires | Diagnosis Penyakit 'Otak Cinta'

[UNIK GLOBAL] Perempuan 60 Tahun Menang Miss Buenos Aires | Diagnosis Penyakit "Otak Cinta"

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com