Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Vaksin Malaria Pertama di Dunia Dapat Rekomendasi WHO, Hari Bersejarah atas Penyakit Parasit

Kompas.com - 07/10/2021, 15:52 WIB
Bernadette Aderi Puspaningrum

Penulis

Sumber Guardian

JENEWA, KOMPAS.com - Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) merekomendasikan peluncuran luas vaksin malaria pertama di dunia, dalam sebuah langkah yang diharapkan para ahli dapat menyelamatkan puluhan ribu nyawa anak-anak setiap tahun di seluruh Afrika.

Menyambut “hari bersejarah”, Direktur Jenderal WHO Dr Tedros Adhanom Ghebreyesus mengatakan, setelah program percontohan yang sukses di tiga negara Afrika, vaksin malaria RTS,S harus tersedia lebih luas.

Baca juga: China Bebas Malaria, Kado Bagi Ulang Tahun ke-100 Partai Komunis

“Saya memulai karier saya sebagai peneliti malaria, dan saya merindukan hari di mana kita akan memiliki vaksin yang efektif melawan penyakit kuno dan mengerikan ini,” kata Tedros pada konferensi pers di Jenewa melansir Guardian pada Rabu (6/10/2021).

“Dan hari ini adalah hari itu, hari yang bersejarah. Hari ini, WHO merekomendasikan penggunaan luas vaksin malaria pertama di dunia.”

Vaksin malaria RTS,S, juga dikenal sebagai Mosquirix, dikembangkan oleh perusahaan farmasi Inggris GlaxoSmithKline (GSK).

Vaksin ini telah diberikan kepada lebih dari 800.000 anak di Ghana, Kenya, dan Malawi sejak program percontohan dimulai pada 2019.

Vaksin, melalui uji klinis yang panjang, dan memiliki kemanjuran yang terbatas. Penggunaannya dapat mencegah 39 persen kasus malaria dan 29 persen kasus malaria parah di antara anak-anak kecil di Afrika selama empat tahun percobaan.

Namun, pada Agustus sebuah penelitian yang dipimpin oleh London School of Hygiene & Tropical Medicine (LSHTM) menemukan bahwa ketika anak-anak diberikan vaksin malaria RTS,S dan obat antimalaria, ada pengurangan 70 persen dalam rawat inap atau kematian.

Baca juga: Genus Malaria Langka Muncul di India, Ditemukan pada Seorang Tentara

“Menggunakan vaksin ini selain alat lain yang ada untuk mencegah malaria dapat menyelamatkan puluhan ribu jiwa muda setiap tahun,” kata Tedros, Rabu (6/10/2021).

"Itu aman. Ini secara signifikan mengurangi malaria parah yang mengancam jiwa, dan kami memperkirakannya sangat hemat biaya.”

Menurutnya, malaria selama ribuan tahun merebak di dunia. Impian vaksin malaria telah lama dipegang, tetapi itu belum dapat dicapai. Namun, hari ini vaksin malaria RTS,S, lebih dari 30 tahun dalam pembuatannya, mengubah arah sejarah kesehatan masyarakat.

“Perjalanan kita masih sangat panjang, tapi ini adalah langkah panjang di jalan itu,” ujarnya.

Ada kekhawatiran bahwa kemajuan puluhan tahun dalam mengakhiri malaria telah terhenti. Beberapa negara, seperti Eritrea dan Sudan, mengalami kebangkitan yang signifikan dalam beberapa tahun terakhir.

Pada 2019, 409.000 orang meninggal karena penyakit parasit yang dibawa nyamuk, sebagian besar di Afrika. Lebih dari 270.000 korban adalah anak-anak balita.

Namun, para ahli berharap pengumuman WHO akan menghidupkan kembali perlombaan untuk menemukan vaksin lain, sebuah pencarian yang telah berlangsung selama hampir satu abad.

Baca juga: Sembuh dari Covid-19, DB, dan Malaria, Bapak Ini Juga Selamat dari Gigitan Kobra

Halaman Berikutnya
Halaman:

Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com