Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Vaksin Malaria Pertama di Dunia Dapat Rekomendasi WHO, Hari Bersejarah atas Penyakit Parasit

Kompas.com - 07/10/2021, 15:52 WIB
Bernadette Aderi Puspaningrum

Penulis

Sumber Guardian

Awal tahun ini, para ilmuwan di Jenner Institute of Oxford University mengatakan, vaksin yang mereka kembangkan menunjukkan hasil yang akan membuatnya menjadi vaksin pertama yang memenuhi tujuan WHO dengan kemanjuran 75 persen.

Selama 12 bulan, vaksin menunjukkan kemanjuran hingga 77 persen dalam uji coba terhadap 450 anak di Burkina Faso. Uji coba yang lebih besar sekarang dimulai, melibatkan 4.800 anak di empat negara.

Thomas Breuer, kepala petugas kesehatan global GSK, mengatakan, “GSK bangga bahwa RTS,S, vaksin malaria inovatif kami, yang dikembangkan selama beberapa dekade oleh tim dan mitra kami, sekarang dapat tersedia untuk anak-anak di seluruh Afrika sub-Sahara."

Keputusan penting yang telah lama ditunggu-tunggu ini, kata dia, dapat menghidupkan kembali perang melawan malaria di wilayah tersebut pada saat kemajuan dalam pengendalian malaria terhenti.

“Bukti nyata dan data uji klinis menunjukkan bahwa vaksin malaria RTS,S, bersama dengan tindakan pencegahan malaria lainnya, berpotensi menyelamatkan ratusan ribu nyawa,” ujar Breuer.

GSK mengatakan, pihaknya berkomitmen memasok hingga 15 juta dosis per tahun dengan tidak lebih dari 5 persen di atas biaya produksi. Pihaknya sekarang akan bekerja dengan mitra, penyandang dana, dan pemerintah untuk mendukung pasokan tambahan vaksin.

Baca juga: Diancam Trump, India Perlunak Larangan Ekspor Obat Malaria untuk Obati Covid-19

Profesor Sir Brian Greenwood dari LSHTM mengatakan, “Vaksin RTS,S tidak memberikan perlindungan lengkap, tetapi keputusan ini merupakan bukti dorongan dan visi komunitas kesehatan global untuk menemukan jalan ke depan.”

Sebagai bagian dari pendekatan yang disesuaikan, langkah ini memiliki potensi besar untuk mengurangi kematian dan penyakit di daerah dengan beban tinggi. Terutama bila dikombinasikan dengan intervensi lain, seperti kemoprevensi malaria musiman dan kelambu, dan menjadi dorongan besar bagi upaya pengendalian malaria.

Gareth Jenkins, direktur advokasi di badan amal Malaria No More, mengatakan, pengumuman itu adalah "momen yang benar-benar bersejarah" dan "langkah penting lainnya dalam membangun gudang senjata melawan malaria”.

Memperhatikan peran yang dimainkan oleh GSK dalam pengembangan vaksin malaria RTS,S, ia meminta Pemerintah Inggris untuk terus berinvestasi dalam penelitian mutakhir yang “akhirnya dapat mewujudkan dunia nol-malaria”.

Membasmi penyakit malaria dia sadari kompleks. Penyakit yang dapat dicegah dan diobati ini telah menyebabkan ratusan juta infeksi setiap tahun, mempertaruhkan nyawa dan mata pencarian, menjebak orang dalam kemiskinan di beberapa negara termiskin di Afrika, dan menciptakan 'titik buta penyakit' yang mengancam keamanan kesehatan kita sendiri di rumah.

“Jika kita menyelamatkan nyawa dari malaria hari ini, kita juga dapat melindungi diri kita dari penyakit di masa depan,” katanya.

Baca juga: Trump Akan Minum Obat Anti-Malaria, Walau Belum Terbukti Ampuh Obati Covid-19

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:

Terkini Lainnya

 Pertama Kali, Korea Utara Tampilkan Foto Kim Jong Un Beserta Ayah dan Kakeknya

Pertama Kali, Korea Utara Tampilkan Foto Kim Jong Un Beserta Ayah dan Kakeknya

Global
Penumpang Singapore Airlines Dirawat Intensif, 22 Cedera Tulang Belakang, 6 Cedera Tengkorak

Penumpang Singapore Airlines Dirawat Intensif, 22 Cedera Tulang Belakang, 6 Cedera Tengkorak

Global
Krisis Kemanusiaan Gaza Kian Memburuk, Operasi Kemanusiaan Hampir Gagal

Krisis Kemanusiaan Gaza Kian Memburuk, Operasi Kemanusiaan Hampir Gagal

Global
Nikki Haley, Saingan Paling Keras Trump Berbalik Arah Dukung Trump

Nikki Haley, Saingan Paling Keras Trump Berbalik Arah Dukung Trump

Global
Rusia Serang Kharkiv, Ukraina Evakuasi 10.980 Orang

Rusia Serang Kharkiv, Ukraina Evakuasi 10.980 Orang

Global
Menerka Masa Depan Politik Iran Setelah Kematian Presiden Raisi

Menerka Masa Depan Politik Iran Setelah Kematian Presiden Raisi

Global
Ongkos Perang Ukraina Mulai Bebani Negara Barat

Ongkos Perang Ukraina Mulai Bebani Negara Barat

Global
Israel Mulai Dikucilkan Negara-negara Eropa, Bisakah Perang Segera Berakhir?

Israel Mulai Dikucilkan Negara-negara Eropa, Bisakah Perang Segera Berakhir?

Global
Rangkuman Hari Ke-819 Serangan Rusia ke Ukraina: Pemulangan 6 Anak | Perebutan Desa Klischiivka

Rangkuman Hari Ke-819 Serangan Rusia ke Ukraina: Pemulangan 6 Anak | Perebutan Desa Klischiivka

Global
China 'Hukum' Taiwan yang Lantik Presiden Baru dengan Latihan Militer

China "Hukum" Taiwan yang Lantik Presiden Baru dengan Latihan Militer

Global
UPDATE Singapore Airlines Alami Turbulensi, 20 Orang Masuk ICU di RS Thailand

UPDATE Singapore Airlines Alami Turbulensi, 20 Orang Masuk ICU di RS Thailand

Global
Rusia Duduki Lagi Desa yang Direbut Balik Ukraina pada 2023

Rusia Duduki Lagi Desa yang Direbut Balik Ukraina pada 2023

Global
AS-Indonesia Gelar Lokakarya Energi Bersih untuk Perkuat Rantai Pasokan Baterai-ke-Kendaraan Listrik

AS-Indonesia Gelar Lokakarya Energi Bersih untuk Perkuat Rantai Pasokan Baterai-ke-Kendaraan Listrik

Global
Inggris Juga Klaim China Kirim Senjata ke Rusia untuk Perang di Ukraina

Inggris Juga Klaim China Kirim Senjata ke Rusia untuk Perang di Ukraina

Global
3 Negara Eropa Akan Akui Negara Palestina, Israel Marah

3 Negara Eropa Akan Akui Negara Palestina, Israel Marah

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com