Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

18 Juta Vaksin Malaria Siap Disebar ke 12 Negara Afrika

Kompas.com - 11/07/2023, 11:15 WIB
Tito Hilmawan Reditya

Penulis

Sumber Guardian

WASHINGTON DC, KOMPAS.com - Vaksin malaria yang telah lama ditunggu-tunggu segera disebar di 12 negara Afrika selama dua tahun ke depan.

Vaksin ini berpotensi menyelamatkan puluhan ribu nyawa.

Dosis awal 18 juta vaksin malaria pertama di dunia telah diberikan ke negara-negara di mana risiko anak-anak jatuh sakit dan meninggal akibat malaria paling tinggi, menurut pernyataan dari aliansi vaksin global Gavi, Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) dan Unicef.

Baca juga: Dihantam Banjir, Pakistan Juga Alami Lonjakan Kasus Demam Berdarah dan Malaria

“Vaksin ini berpotensi sangat berdampak dalam perang melawan malaria, dan jika digunakan secara luas bersamaan dengan intervensi lain, vaksin ini dapat mencegah puluhan ribu kematian setiap tahun,” kata Thabani Maphosa, direktur pelaksana pengiriman program negara di Gavi, dilansir dari Guardian.

16 negara Afrika lainnya telah meminta akses ke vaksin dan akan mengharapkan pasokan ketika produksi ditingkatkan.

Vaksin yang diberi nama RTS,S/AS01 itu dinyatakan aman dan efektif dalam mengurangi kematian dan penyakit parah setelah diberikan kepada 1,7 juta anak di Ghana, Kenya, dan Malawi sejak 2019.

Vaksin akan diberikan ke Benin, Burkina Faso, Burundi, Kamerun, Republik Demokratik Kongo, Liberia, Niger, Sierra Leone dan Uganda, dengan dosis diharapkan tiba pada kuartal terakhir tahun ini.

Direktur asosiasi imunisasi Unicef, Ephrem T Lemango, mengatakan vaksin itu akan membantu melawan penyakit yang membunuh hampir setengah juta anak balita di Afrika setiap tahun.

“Untuk waktu yang lama, kematian ini dapat dicegah dan diobati. Tetapi peluncuran vaksin ini akan memberi anak-anak, terutama di Afrika, kesempatan yang lebih baik untuk bertahan hidup. Dengan meningkatnya pasokan, kami berharap lebih banyak lagi anak-anak yang dapat memperoleh manfaat dari kemajuan penyelamatan jiwa ini,” katanya.

Vaksin ini diproduksi oleh GlaxoSmithKline tetapi dengan perkiraan 60 juta dosis yang dibutuhkan setiap tahun hingga 2026, perusahaan India Bharat Biotech juga akan segera terlibat dalam pasokan.

Baca juga: Terjadi Krisis Malaria, Penang Malaysia Salahkan Kedatangan TKI

Dr Kate O'Brien, direktur imunisasi, vaksin, dan biologi di WHO, mengatakan vaksin tersebut merupakan terobosan bagi masyarakat yang terkena dampak malaria.

“Tingginya permintaan vaksin dan kuatnya jangkauan imunisasi anak akan meningkatkan pemerataan akses pencegahan malaria dan menyelamatkan banyak nyawa muda. Kami akan bekerja tanpa lelah untuk meningkatkan pasokan sampai semua anak yang berisiko memiliki akses,” kata O'Brien.

Baca juga: Vaksin Malaria Pertama di Dunia Dapat Rekomendasi WHO, Hari Bersejarah atas Penyakit Parasit

Vaksin lain, R21, yang dikembangkan di Universitas Oxford, juga akan diproduksi oleh perusahaan India, Institut Serum, dan sedang menunggu prakualifikasi WHO.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.


Terkini Lainnya

Salah Bayar Makanan Rp 24 Juta, Pria Ini Kesal Restoran Baru Bisa Kembalikan 2 Minggu Lagi

Salah Bayar Makanan Rp 24 Juta, Pria Ini Kesal Restoran Baru Bisa Kembalikan 2 Minggu Lagi

Global
Saat Jangkrik, Tonggeret, dan Cacing Jadi Camilan di Museum Serangga Amerika...

Saat Jangkrik, Tonggeret, dan Cacing Jadi Camilan di Museum Serangga Amerika...

Global
Butuh 14 Tahun untuk Bersihkan Puing-puing di Gaza akibat Serangan Israel...

Butuh 14 Tahun untuk Bersihkan Puing-puing di Gaza akibat Serangan Israel...

Global
Arab Saudi Imbau Warga Waspadai Penipuan Visa Haji Palsu

Arab Saudi Imbau Warga Waspadai Penipuan Visa Haji Palsu

Global
China Beri Subsidi Rp 22,8 Juta ke Warga yang Mau Tukar Mobil Lama ke Baru

China Beri Subsidi Rp 22,8 Juta ke Warga yang Mau Tukar Mobil Lama ke Baru

Global
Atlet Palestina Bakal Diundang ke Olimpiade Paris 2024

Atlet Palestina Bakal Diundang ke Olimpiade Paris 2024

Global
Rangkuman Hari Ke-793 Serangan Rusia ke Ukraina: Serangan Jalur Kereta Api | Risiko Bencana Radiasi Nuklir

Rangkuman Hari Ke-793 Serangan Rusia ke Ukraina: Serangan Jalur Kereta Api | Risiko Bencana Radiasi Nuklir

Global
Hamas Pelajari Proposal Gencatan Senjata Baru dari Israel

Hamas Pelajari Proposal Gencatan Senjata Baru dari Israel

Global
Rektor Universitas Columbia Dikecam atas Tindakan Keras Polisi pada Pedemo

Rektor Universitas Columbia Dikecam atas Tindakan Keras Polisi pada Pedemo

Global
China Jadi Tuan Rumah Perundingan Persatuan Palestina bagi Hamas-Fatah

China Jadi Tuan Rumah Perundingan Persatuan Palestina bagi Hamas-Fatah

Global
Mahasiswa Paris Akhiri Demo Perang Gaza Usai Bentrokan di Jalanan

Mahasiswa Paris Akhiri Demo Perang Gaza Usai Bentrokan di Jalanan

Global
Perempuan Ini Bawa 2 Kg Kokain di Rambut Palsunya

Perempuan Ini Bawa 2 Kg Kokain di Rambut Palsunya

Global
[POPULER GLOBAL] Rudal Tua Tapi Canggih | Miss Buenos Aires Usianya 60

[POPULER GLOBAL] Rudal Tua Tapi Canggih | Miss Buenos Aires Usianya 60

Global
WHO: Penggunaan Alkohol dan Vape di Kalangan Remaja Mengkhawatirkan

WHO: Penggunaan Alkohol dan Vape di Kalangan Remaja Mengkhawatirkan

Global
Kunjungan Blinken ke Beijing, AS Prihatin China Seolah Dukung Perang Rusia

Kunjungan Blinken ke Beijing, AS Prihatin China Seolah Dukung Perang Rusia

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com