Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Trump Kembali Remehkan Dakwaan Terhadapnya

Kompas.com - 01/08/2023, 11:00 WIB
Irawan Sapto Adhi

Penulis

Penulis: VOA Indonesia

WASHINGTON DC, KOMPAS.com - Saat dakwaan baru diumumkan terhadapnya, mantan Presiden AS Donald Trump kembali meremehkan dakwaan tersebut.

Dalam kampanyenya pada Sabtu (29/7/2023) di Pennsylvania, mantan Presiden Donald Trump, kandidat calon presiden dari Partai Republik untuk pemilu tahun 2024, sekali lagi menolak dakwaan yang dihadapinya.

“Ini dakwaan konyol. Mereka ingin merusak nama baik saya sebagai kandidat utama,” tukasnya.

Baca juga: Trump Terdengar Bicarakan Dokumen Rahasia dalam Rekaman Suara

Pada Kamis (27/7/2023), jaksa federal menambahkan tiga dakwaan baru terkait konspirasi untuk menghalangi penyelidikan terhadap Trump atas dugaan kesalahan penanganan dokumen rahasia.

Mantan gubernur New Jersey yang juga kandidat presiden dari Partai Republik, Chris Christie yang tampil pada acara “State of the Union” di CNN, mengomentari bukti baru yang menunjukkan bahwa Trump diduga menyuruh beberapa stafnya menghapus video keamanan yang memberatkan kasusnya.

Tetapi kandidat calon presiden lain dari Partai Republik, Vivek Ramaswamy menyebut proses hukum yang sedang berlangsung itu sebagai tuntutan yang dipolitisasi.

Ramaswamy menegaskan kembali, bahwa jika dirinya sendiri yang memenangkan Pilpres AS 2024 nanti, dia akan memaafkan Trump.

“Saya benar-benar berpikir jawaban yang tepat untuk negara ini adalah melupakan keluhan-keluhan masa lalu kita,” ujarnya.

Secara terpisah, Hunter Biden, putra Presiden Joe Biden, juga menghadapi permasalahan hukum, yang membuat presiden itu dikritik Partai Republik.

Baca juga: Terbukti Bersalah, Benarkah Trump Masih Bisa Calonkan Diri Jadi Presiden?

Putra Presiden Joe Biden itu pada Kamis lalu diharapkan mengaku bersalah karena gagal membayar pajak, sebagai bagian dari kesepakatan pembelaan. Namun, kesepakatan itu gagal diwujudkan.

Sesuai permintaan hakim, kalimat dalam kesepakatan itu kini sedang direvisi.

Mantan pengacara AS Chuck Rosenberg mengomentari masalah ini dalam acara "Meet the Press" di televisi NBC.

“Relatif mudah untuk memperbaikinya jika Hunter Biden masih ingin mengaku bersalah. Saya pikir itu yang terbaik untuk melakukannya,” katanya.

Ketua DPR dari Partai Republik, Kevin McCarthy baru-baru ini melontarkan gagasan untuk membuka penyelidikan pemakzulan terhadap Presiden Biden, atas dugaan tindak korupsi.

Gubernur New Hampshire, Chris Sununu, juga seorang Republikan, berbagi pandangannya di televisi ABC.

“Amerika memiliki masalah besar seputar kesehatan mental, krisis opioid, upaya mengamankan perbatasan. Saya lebih suka berfokus pada masalah itu,” ujar Sununu.

Ketika mempromosikan pencapaian ekonominya di Maine pada Jumat (28/7/2023), Presiden Biden bercanda tentang gagasan pemakzulan itu. 

Dia berulang kali menyangkal telah berkomunikasi dengan putranya mengenai urusan bisnis Hunter Biden di luar negeri.

Baca juga: Saingan Trump Bertambah, Wali Kota Miami Maju untuk Capres AS 2024 dari Partai Republik

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

143 Orang Tewas akibat Banjir di Brasil, 125 Lainnya Masih Hilang

143 Orang Tewas akibat Banjir di Brasil, 125 Lainnya Masih Hilang

Global
Serangan Ukraina di Belgorod Rusia, 9 Orang Terluka

Serangan Ukraina di Belgorod Rusia, 9 Orang Terluka

Global
Inggris Selidiki Klaim Hamas Terkait Seorang Sandera Terbunuh di Gaza

Inggris Selidiki Klaim Hamas Terkait Seorang Sandera Terbunuh di Gaza

Global
Serangan Drone Ukraina Sebabkan Kebakaran di Kilang Minyak Volgograd Rusia

Serangan Drone Ukraina Sebabkan Kebakaran di Kilang Minyak Volgograd Rusia

Global
PBB Serukan Gencatan Senjata di Gaza Segera, Perang Harus Dihentikan

PBB Serukan Gencatan Senjata di Gaza Segera, Perang Harus Dihentikan

Global
Pendaki Nepal, Kami Rita Sherpa, Klaim Rekor 29 Kali ke Puncak Everest

Pendaki Nepal, Kami Rita Sherpa, Klaim Rekor 29 Kali ke Puncak Everest

Global
4.073 Orang Dievakuasi dari Kharkiv Ukraina akibat Serangan Rusia

4.073 Orang Dievakuasi dari Kharkiv Ukraina akibat Serangan Rusia

Global
Macron Harap Kylian Mbappe Bisa Bela Perancis di Olimpiade 2024

Macron Harap Kylian Mbappe Bisa Bela Perancis di Olimpiade 2024

Global
Swiss Juara Kontes Lagu Eurovision 2024 di Tengah Demo Gaza

Swiss Juara Kontes Lagu Eurovision 2024 di Tengah Demo Gaza

Global
Korsel Sebut Peretas Korea Utara Curi Data Komputer Pengadilan Selama 2 Tahun

Korsel Sebut Peretas Korea Utara Curi Data Komputer Pengadilan Selama 2 Tahun

Global
Rangkuman Hari Ke-808 Serangan Rusia ke Ukraina: Bala Bantuan untuk Kharkiv | AS Prediksi Serangan Terbaru Rusia

Rangkuman Hari Ke-808 Serangan Rusia ke Ukraina: Bala Bantuan untuk Kharkiv | AS Prediksi Serangan Terbaru Rusia

Global
Biden: Gencatan Senjata dengan Israel Bisa Terjadi Secepatnya jika Hamas Bebaskan Sandera

Biden: Gencatan Senjata dengan Israel Bisa Terjadi Secepatnya jika Hamas Bebaskan Sandera

Global
Israel Dikhawatirkan Lakukan Serangan Darat Besar-besaran di Rafah

Israel Dikhawatirkan Lakukan Serangan Darat Besar-besaran di Rafah

Global
Wanita yang Dipenjara Setelah Laporkan Covid-19 di Wuhan pada 2020 Dibebaskan

Wanita yang Dipenjara Setelah Laporkan Covid-19 di Wuhan pada 2020 Dibebaskan

Global
Rusia Klaim Rebut 5 Desa dalam Pertempuran Sengit di Kharkiv

Rusia Klaim Rebut 5 Desa dalam Pertempuran Sengit di Kharkiv

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com