Penulis: VOA Indonesia
MIAMI, KOMPAS.com - Donald Trump terbang menuju Miami pada Senin (12/6/2023) untuk menghadapi dakwaan menimbun dokumen rahasia negara.
Ini adalah kasus hukum yang jauh melampui tuduhan pelanggaran hukum lain yang pernah Trump hadapi dan berhasil dia atasi sebelumnya.
Trump dijadwalkan hadir di pengadilan pada hari ini, Selasa (13/6/2023), untuk menjawab dakwaan bahwa dia berbohong dan berencana menyimpan lusinan dokumen rahasia yang dibawa ke kediamannya di Florida setelah meninggalkan Gedung Putih pada 2021.
Baca juga: Usai Hadapi 37 Dakwaan, Trump Cerca Sistem Peradilan AS Korup
Mantan Presiden AS dari Partai Republik yang sudah dua kali dimakzulkan dan maju kembali sebagai kandidat capres itu pada kenyataanya masih menunjukkan nada pertentangan dalam perjalanan menuju Miami.
Trump akan menjadi presiden Amerika pertama yang diadili di pengadilan federal.
“Bersiap menuju Doral di Miami,” unggah Trump di platform Truth Social miliknya.
Dia mengatakan hal itu dalam penerbangan menuju rumah sekaligus resor golf mewahnya di Florida untuk menginap semalam, sebelum menuju pengadilan yang berjarak sekitar 25 menit dengan berkendara.
“Kita semua harus KUAT dan MENGALAHKAN Komunis, Marxis, dan Orang Gila Kiri Radikal yang secara sistematis menghancurkan Negara kita,” tulis Trump, yang dijadwalkan bertemu dengan tim pengacaranya di Florida.
“BUAT AMERIKA BERJAYA LAGI!” tambahnya.
Trump, kandidat terdepan dalam pemilihan pendahuluan Partai Republik 2024, mengatakan bahwa dakwaan terbaru yang dihadapinya tidak akan membuatnya mundur dari persaingan Pilpres AS 2024.
Dia pun melakukan kampanye yang belum pernah terjadi sebelumnya dalam sejarah, yang mengadu kontes hukum dengan kontes elektoral.
Baca juga: Trump Kecam 37 Dakwaan Federal: Konyol, Tak Berdasar!
“Saya tidak akan pergi. Begini, jika saya mau pergi, saya akan pergi sejak sebelum pilpres pertama tahun 2016,” kata Trump kepada Politico di dalam pesawatnya ketika ia berkampanye akhir pekan lalu.
Miliarder yang akan berulang tahun ke-77 pada hari Rabu (14/6/2023) itu didakwa dengan sengaja memiliki dokumen yang jelas-jelas ditandai sebagai rahasia pemerintah, menolak untuk mengembalikannya, dan berkonspirasi untuk menghalangi penyelidikan terkait.
Dia juga dituduh membagikan rahasia AS yang sensitif dengan orang-orang yang tidak memiliki izin keamanan, dalam sebuah kasus yang jauh lebih serius dari pada kasus yang ia pernah hadapi sebelumnya.