Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Membaca Peluang Mike Pence Kalahkan Donald Trump Dapatkan Tiket Pilpres AS dari Partai Republik

Kompas.com - 10/06/2023, 10:44 WIB
Irawan Sapto Adhi

Editor

Penulis: Steve Heman/VOA Indonesia

WASHINGTON DC, KOMPAS.com - Pekan ini, beberapa penantang baru ikut memperebutkan tiket calon presiden AS dari Partai Republik untuk menjegal kans mantan Presiden Donald Trump menjadi capres untuk ketiga kalinya berturut-turut.

Sosok paling familiar di antara mereka adalah mantan Wakil Presiden AS pada masa kepemimpinan Trump, Mike Pence.

Kali ini, Pence tanpa ragu mengkritik Trump.

Baca juga: Donald Trump Didakwa Simpan Dokumen Rahasia, Diminta Hadir di Pengadilan

Ini adalah sesuatu yang sebelumnya enggan dia lakukan dengan blak-blakan.

Pada ulang tahunnya yang ke-64, mantan Wakil Presiden AS Mike Pence untuk pertama kalinya mengkritik kandidat calon presiden unggulan dari partainya sendiri, yaitu mantan Presiden Donald Trump.

Trump adalah bos Pence selama empat tahun, dari 2017 hingga 2021.

“Saya percaya, siapa pun yang menempatkan diri mereka di atas Konstitusi tidak boleh menjadi presiden Amerika Serikat. Dan siapa pun yang meminta seseorang untuk menempatkan dirinya di atas Konstitusi tidak boleh menjadi presiden Amerika Serikat lagi,” jelasnya.

Ketika massa pendukung Trump menyerbu gedung US Capitol atau Kongres AS pada 6 Januari 2021, mereka meneriakkan kata-kata “Gantung Mike Pence”, karena ia menolak menuruti permintaan Trump untuk menghentikan pengesahan kemenangan Joe Biden dalam pilpres AS 2020.

Pence menganut nilai-nilai tradisional Partai Republik dalam isu ekonomi dan kebijakan luar negeri.

Baca juga: Mantan Wapres Mike Pence Resmi Maju dalam Pilpres AS 2024

Dia adalah pria kulit putih penganut Kristen injili, yang merupakan konstituen utama partai tersebut.

Selain itu, Pence juga menggambarkan dirinya sebagai sosok paling konservatif di antara semua kandidat capres Partai Republik dalam isu-isu sosial, termasuk aborsi.

“Setelah memimpin pemerintahan paling pro-kehidupan dalam sejarah Amerika, Donald Trump dan kandidat lain dalam persaingan ini mundur dari perjuangan membela bayi-bayi yang belum dilahirkan,” komentar Pence.

Partai Republik yang cenderung konservatif mendukung kebijakan anti-aborsi, yang dikenal dengan istilah pro-life atau pro-kehidupan.

Meski demikian, popularitas Pence masih jauh mengekor sang mantan bos, Donald Trump, maupun Gubernur Florida Ron DeSantis, yang dianggap paling mungkin mengalahkan Trump.

Halaman:
Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

[KABAR DUNIA SEPEKAN] Israel Serang Rafah | Serangan Drone Terjauh Ukraina

[KABAR DUNIA SEPEKAN] Israel Serang Rafah | Serangan Drone Terjauh Ukraina

Global
Perang di Gaza, Jumlah Korban Tewas Capai 35.000 Orang

Perang di Gaza, Jumlah Korban Tewas Capai 35.000 Orang

Global
143 Orang Tewas akibat Banjir di Brasil, 125 Lainnya Masih Hilang

143 Orang Tewas akibat Banjir di Brasil, 125 Lainnya Masih Hilang

Global
Serangan Ukraina di Belgorod Rusia, 9 Orang Terluka

Serangan Ukraina di Belgorod Rusia, 9 Orang Terluka

Global
Inggris Selidiki Klaim Hamas Terkait Seorang Sandera Terbunuh di Gaza

Inggris Selidiki Klaim Hamas Terkait Seorang Sandera Terbunuh di Gaza

Global
Serangan Drone Ukraina Sebabkan Kebakaran di Kilang Minyak Volgograd Rusia

Serangan Drone Ukraina Sebabkan Kebakaran di Kilang Minyak Volgograd Rusia

Global
PBB Serukan Gencatan Senjata di Gaza Segera, Perang Harus Dihentikan

PBB Serukan Gencatan Senjata di Gaza Segera, Perang Harus Dihentikan

Global
Pendaki Nepal, Kami Rita Sherpa, Klaim Rekor 29 Kali ke Puncak Everest

Pendaki Nepal, Kami Rita Sherpa, Klaim Rekor 29 Kali ke Puncak Everest

Global
4.073 Orang Dievakuasi dari Kharkiv Ukraina akibat Serangan Rusia

4.073 Orang Dievakuasi dari Kharkiv Ukraina akibat Serangan Rusia

Global
Macron Harap Kylian Mbappe Bisa Bela Perancis di Olimpiade 2024

Macron Harap Kylian Mbappe Bisa Bela Perancis di Olimpiade 2024

Global
Swiss Juara Kontes Lagu Eurovision 2024 di Tengah Demo Gaza

Swiss Juara Kontes Lagu Eurovision 2024 di Tengah Demo Gaza

Global
Korsel Sebut Peretas Korea Utara Curi Data Komputer Pengadilan Selama 2 Tahun

Korsel Sebut Peretas Korea Utara Curi Data Komputer Pengadilan Selama 2 Tahun

Global
Rangkuman Hari Ke-808 Serangan Rusia ke Ukraina: Bala Bantuan untuk Kharkiv | AS Prediksi Serangan Terbaru Rusia

Rangkuman Hari Ke-808 Serangan Rusia ke Ukraina: Bala Bantuan untuk Kharkiv | AS Prediksi Serangan Terbaru Rusia

Global
Biden: Gencatan Senjata dengan Israel Bisa Terjadi Secepatnya jika Hamas Bebaskan Sandera

Biden: Gencatan Senjata dengan Israel Bisa Terjadi Secepatnya jika Hamas Bebaskan Sandera

Global
Israel Dikhawatirkan Lakukan Serangan Darat Besar-besaran di Rafah

Israel Dikhawatirkan Lakukan Serangan Darat Besar-besaran di Rafah

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com