Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 10/06/2023, 07:58 WIB
Irawan Sapto Adhi

Penulis

Sumber Reuters

JAKARTA, KOMPAS.com - Pemerintah Indonesia menganggap Uni Eropa melakukan imperialisme regulasi dengan UU deforestasi Uni Eropa yang baru.

Meski demikian, kedua belah pihak masih akan terlibat dalam pembicaraan tentang kesepakatan perdagangan bebas.

Berbicara kepada Reuters pada Kamis (8/6/2023), Menteri Koordinator Bidang Perekonomian RI, Airlangga Hartarto, mengatakan Indonesia akan melanjutkan negosiasi untuk perjanjian kemitraan ekonomi komprehensif (CEPA) dengan blok tersebut.

Baca juga: Indonesia dan Malaysia Akan Bahas UU Deforestasi dengan Uni Eropa, Ini Targetnya

Di samping itu, Indonesia akan melakukan konsultasi terpisah untuk menyelesaikan perselisihan tentang aturan deforestasi Uni Eropa.

Menurut Airlangga, Indonesia ingin mewujudkan kesepakatan perdagangan bebas (FTA) segera setelah tujuh tahun perundingan.

Namun, dia menekankan bahwa Indonesia dapat menunggu tujuh tahun lagi jika Uni Eropa tidak mau mengakui standar ekspor yang ada, seperti standar ekspor minyak kelapa sawit dan kayu yang berkelanjutan.

"Kami sedang mendiskusikan fasilitasi perdagangan... Tapi pada saat yang sama, mereka sedang membangun tembok penghalang. Ini tidak adil," kata Airlangga, yang mengangkat masalah tersebut di Brussel pekan lalu bersama Wakil Perdana Menteri Malaysia.

Airlangga menyinggung perselisihan yang sedang berlangsung dengan Uni Eropa, termasuk keluhannya di Organisasi Perdagangan Dunia (WTO) terkait larangan ekspor bijih nikel Indonesia dan kasus WTO terpisah yang diajukan Indonesia terkait keputusan Uni Eropa untuk secara bertahap menghentikan penggunaan minyak sawit sebagai bahan baku biofuel (bahan bakar hayati).

Baca juga: Bahas UU Deforestasi, Indonesia dan Malaysia Kirim Utusan Minyak Sawit ke Uni Eropa

"Rencana pajak karbon blok itu juga bisa memukul produk nikel Indonesia," kata Airlangga, menggambarkan aturan Uni Eropa sebagai imperialisme regulasi.

Seorang juru bicara Komisi Eropa mengatakan, Uni Eropa menyadari kekhawatiran terkait undang-undang deforestasi dan memastikan aturan tersebut tidak akan diskriminatif atau digunakan sebagai pembatasan perdagangan terselubung.

“CEPA dengan Indonesia akan mencakup platform untuk kerja sama dalam menghadapi tantangan bersama seperti deforestasi,” kata juru bicara itu.

Dia menambahkan, negosiasi dijadwalkan berlangsung bulan depan.

Sementara itu, Malaysia mengatakan perselisihan atas undang-undang Uni Eropa tidak akan berpengaruh pada negosiasi FTA Uni Eropa yang macet. 

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Sumber Reuters

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com