Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

PBB Peringatkan 5 Tahun ke Depan Akan Jadi Periode Suhu Terpanas

Kompas.com - 18/05/2023, 06:36 WIB
Irawan Sapto Adhi

Penulis

Sumber AFP

JENEWA, KOMPAS.com – PBB memperingatkan pada Rabu (17/5/2023), hampir pasti bahwa 2023-2027 akan menjadi periode lima tahun terhangat yang pernah tercatat, ketika gas rumah kaca dan El Nino bergabung membuat suhu melonjak.

"Ada kemungkinan 98 persen bahwa setidaknya satu dari lima tahun ke depan, dan periode lima tahun secara keseluruhan, akan menjadi rekor terpanas," kata Organisasi Meteorologi Dunia (WMO), dikutip dari AFP.

WMO adalah badan khusus PBB yang menangani kerja sama antarbangsa di bidang meteorologi, hidrologi, dan yang berkaitan dengan sains kebumian sejak tahun 1873.

Baca juga: Bapak Kecerdasan Buatan: AI Bisa Timbulkan Ancaman Lebih Mendesak daripada Perubahan Iklim

WMO memperingatkan suhu global tampaknya akan melonjak ke tingkat rekor dalam lima tahun ke depan, di mana suhu akan mencapai lebih dari 1,5 derajat Celsius di atas tingkat pra-industri selama sedikitnya satu tahun.

Sekjen WMO Petteri Talaas mengatakan, pihaknya memperkirakan dalam lima tahun mendatang suhu permukaan global akan mencapai 1,15 derajat Celsius, tetapi dalam 15-20 tahun mendatang mungkin akan ada fitur iklim yang lebih permanen.

“Sebenarnya tidak ada jalan kembali ke masa lalu yang indah karena kita sudah memiliki konsentrasi karbon dioksida yang begitu tinggi dan telah meningkatkan konsentrasi metana di atmosfir,” ucapnya.

CO2, metana, dan gas rumah kaca yang menyebabkan pemanasan global adalah pendorong utama perubahan iklim.

Baca juga: Kekeringan Parah di Tanduk Afrika Tak Akan Terjadi Tanpa Perubahan Iklim

Meskipun banyak gas rumah kaca muncul secara alami, aktivitas manusia telah meningkatkan konsentrasinya di atmosfir.

Talaas mengingatkan, tren negatif kemungkinan akan berlanjut hingga tahun 2060-an dan kemudian “kembali ke tingkat normal yang mungkin memakan waktu bahkan ribuan tahun mengingat bumi sudah memiliki konsentrasi karbon dioksida yang tinggi di atmosfir.

Para pakar meteorologi memperkirakan perubahan paling dramatis akan terjadi di Kutub Utara, di mana pemanasannya sangat tinggi dan suhunya diperkirakan tiga kali lebih tinggi dibanding rata-tara global dalam lima tahun mendatang.

Talaas mengingatkan, bahwa hal itu akan menimbulkan dampak besar pada sistem lingkungan.

“Kami memperkirakan akan ada perubahan dalam perikanan dan pencairan permafrost, di mana hal ini akan berdampak besar pada infrastruktur,” jelas dia.

Dia mencatat banyaknya pemukiman yang dibangun di atas permafrost, seperti jalur kereta api, jalan raya, pipa gas, dan sebagainya.

“Semua akan terancam punah karena tingkat pemanasan yang tinggi ini,” ucap dia.

Laporan WMO memperkirakan pola curah hujan dalam lima tahun ke depan akan menghasilkan peningkatan curah hujan di Sahel, bagian utara Eropa, Alaska dan bagian utara Siberia, dan mengurangi curah hujan di Amazon dan beberapa bagian Australia.

Baca juga: Wilayah China dan AS Paling Berisiko Terdampak Perubahan Iklim

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Putin Usul Gantikan Menhan Sergei Shoigu dengan Ekonom Sipil

Putin Usul Gantikan Menhan Sergei Shoigu dengan Ekonom Sipil

Global
[KABAR DUNIA SEPEKAN] Israel Serang Rafah | Serangan Drone Terjauh Ukraina

[KABAR DUNIA SEPEKAN] Israel Serang Rafah | Serangan Drone Terjauh Ukraina

Global
Perang di Gaza, Jumlah Korban Tewas Capai 35.000 Orang

Perang di Gaza, Jumlah Korban Tewas Capai 35.000 Orang

Global
143 Orang Tewas akibat Banjir di Brasil, 125 Lainnya Masih Hilang

143 Orang Tewas akibat Banjir di Brasil, 125 Lainnya Masih Hilang

Global
Serangan Ukraina di Belgorod Rusia, 9 Orang Terluka

Serangan Ukraina di Belgorod Rusia, 9 Orang Terluka

Global
Inggris Selidiki Klaim Hamas Terkait Seorang Sandera Terbunuh di Gaza

Inggris Selidiki Klaim Hamas Terkait Seorang Sandera Terbunuh di Gaza

Global
Serangan Drone Ukraina Sebabkan Kebakaran di Kilang Minyak Volgograd Rusia

Serangan Drone Ukraina Sebabkan Kebakaran di Kilang Minyak Volgograd Rusia

Global
PBB Serukan Gencatan Senjata di Gaza Segera, Perang Harus Dihentikan

PBB Serukan Gencatan Senjata di Gaza Segera, Perang Harus Dihentikan

Global
Pendaki Nepal, Kami Rita Sherpa, Klaim Rekor 29 Kali ke Puncak Everest

Pendaki Nepal, Kami Rita Sherpa, Klaim Rekor 29 Kali ke Puncak Everest

Global
4.073 Orang Dievakuasi dari Kharkiv Ukraina akibat Serangan Rusia

4.073 Orang Dievakuasi dari Kharkiv Ukraina akibat Serangan Rusia

Global
Macron Harap Kylian Mbappe Bisa Bela Perancis di Olimpiade 2024

Macron Harap Kylian Mbappe Bisa Bela Perancis di Olimpiade 2024

Global
Swiss Juara Kontes Lagu Eurovision 2024 di Tengah Demo Gaza

Swiss Juara Kontes Lagu Eurovision 2024 di Tengah Demo Gaza

Global
Korsel Sebut Peretas Korea Utara Curi Data Komputer Pengadilan Selama 2 Tahun

Korsel Sebut Peretas Korea Utara Curi Data Komputer Pengadilan Selama 2 Tahun

Global
Rangkuman Hari Ke-808 Serangan Rusia ke Ukraina: Bala Bantuan untuk Kharkiv | AS Prediksi Serangan Terbaru Rusia

Rangkuman Hari Ke-808 Serangan Rusia ke Ukraina: Bala Bantuan untuk Kharkiv | AS Prediksi Serangan Terbaru Rusia

Global
Biden: Gencatan Senjata dengan Israel Bisa Terjadi Secepatnya jika Hamas Bebaskan Sandera

Biden: Gencatan Senjata dengan Israel Bisa Terjadi Secepatnya jika Hamas Bebaskan Sandera

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com