BEIJING, KOMPAS.com - China telah memberi tahu kedutaan asing dan organisasi internasional untuk tidak memamerkan propaganda yang dipolitisasi di gedung mereka.
Ini jadi sebuah instruksi yang menurut para diplomat ditujukan untuk misi yang telah mengibarkan bendera Ukraina sejak invasi Rusia.
Beberapa misi asing di China mengibarkan bendera Ukraina, atau memajang gambarnya di poster dan lampu, menyusul invasi Februari 2022 yang memicu kecaman internasional terhadap Rusia, sekutu dekat China.
Baca juga: China Tutup 100.000 Akun Media Sosial yang Sebarkan Berita Palsu
"Jangan gunakan dinding luar fasilitas gedung untuk menampilkan propaganda yang dipolitisasi untuk menghindari perselisihan antar negara," kata kementerian luar negeri China dalam pemberitahuan tertanggal 10 Mei, seperti dilansir dari Reuters.
Pemberitahuan tersebut, yang salinannya dilihat oleh Reuters, ditujukan ke semua kedutaan, dan kantor perwakilan organisasi internasional China.
Dalam pemberitahuan itu, kementerian tidak menyebutkan bendera Ukraina atau pajangan propaganda tertentu, tetapi empat diplomat yang berbasis di Beijing, berbicara kepada Reuters tanpa menyebut nama, mengatakan itu jelas terkait dengan pameran solidaritas Ukraina.
Ditanya tentang pemberitahuan tersebut pada sebuah pengarahan, juru bicara kementerian luar negeri Wang Wenbin mengatakan kedutaan dan kantor organisasi internasional memiliki kewajiban untuk menghormati hukum dan peraturan China. Dia tidak merinci lebih lanjut.
Beberapa minggu setelah Rusia meluncurkan apa yang disebutnya operasi militer khusus di Ukraina, poster bendera Ukraina di dinding luar Kedutaan Besar Kanada dirusak dengan grafiti anti-NATO, menurut seorang saksi Reuters.
Misi Uni Eropa, Inggris, Jerman dan Polandia di Beijing juga menampilkan gambar bendera Ukraina.
Mereka tidak segera menanggapi permintaan komentar.
Baca juga: Mendayung di antara China dan Amerika
China menyerukan perdamaian di Ukraina tetapi menahan diri untuk tidak mengutuk Rusia, yang menyebabkan kritik dari negara-negara Barat.
Beberapa kedutaan besar di Beijing juga mengibarkan bendera pelangi untuk mendukung komunitas LGBT, untuk menandai Hari Internasional Melawan Homofobia, Bifobia, dan Transfobia pada hari Rabu (17/5/2023), dan Bulan Kebanggaan LGBT pada bulan Juni.
Baca juga: AS dan Mikronesia Perbarui Pakta, Lawan Dominasi Pasifik China
Tidak segera jelas apakah China, yang telah menghadapi kritik dari kelompok hak asasi karena membungkam aktivisme LGBT dalam beberapa tahun terakhir, keberatan dengan pertunjukan semacam itu.
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.