Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kronologi Kasus Sekte Kelaparan di Kenya yang Tewaskan 89 Orang

Kompas.com - 26/04/2023, 19:01 WIB
BBC News Indonesia,
Aditya Jaya Iswara

Tim Redaksi

MALINDI, KOMPAS.com - Kepolisian Kenya telah menemukan 89 jenazah di kawasan hutan dekat Kota Malindi. Mereka diyakini mematuhi pimpinan sebuah sekte yang meminta para pengikutnya untuk mati kelaparan agar bisa "bertemu Yesus".

Kuburan-kuburan dangkal tersebut ditemukan di Hutan Shakahola, tempat 15 anggota jemaat Good News International Church (Gereja Internasional Kabar Baik) diselamatkan dalam keadaan hidup, pekan lalu.

Para anggota yang berhasil diselamatkan menolak bantuan. Sebab, mereka percaya akan masuk surga jika membiarkan diri mati kelaparan.

Baca juga: Korban Ajaran Sesat Gereja di Kenya yang Praktikkan Kelaparan Terus Naik, 73 Mayat Ditemukan

Pendeta Makenzie Nthenge merupakan kepala dari gereja itu dan disebut oleh media KBC sebagai “pemimpin sekte”. Ia saat ini berada dalam tahanan bersama dengan 14 anggota jemaat lainnya, sambil menunggu panggilan sidang.

Salah satu kuburan diyakini berisi lima jenazah dari keluarga yang sama--tiga anak dan kedua orang tua mereka.

Nthenge membantah melakukan kejahatan, tetapi bandingnya ditolak. Dia berkeras bahwa dia menutup gerejanya pada 2019.

Ia diduga menyuruh para pengikutnya untuk membuat diri mati kelaparan agar bisa “bertemu dengan Yesus”.

Palang Merah Kenya mengatakan, lebih dari 200 orang telah dilaporkan hilang di pusat konseling dan pencarian. Mereka telah mendirikan rumah sakit di dekat area tersebut.

Kepolisian Kenya telah menemukan 89 jenazah di kawasan hutan dekat Kota Malindi. Mereka diyakini mematuhi pimpinan sebuah sekte yang meminta para pengikutnya untuk mati kelaparan agar bisa bertemu Yesus. AFP via BBC INDONESIA Kepolisian Kenya telah menemukan 89 jenazah di kawasan hutan dekat Kota Malindi. Mereka diyakini mematuhi pimpinan sebuah sekte yang meminta para pengikutnya untuk mati kelaparan agar bisa bertemu Yesus.
Media Kenya, The Standard, melaporkan bahwa ahli patologi akan mengambil sampel DNA dan melakukan tes untuk mencaritahu apakah benar para korban meninggal karena kelaparan.

Polisi menangkap Nthenge pada 15 April setelah ditemukan empat jenazah yang diduga meninggal karena kelaparan.

Baca juga:

Victor Kaudo dari Pusat Keadilan Sosial Malindi mengatakan kepada media Citizen TV:

"Ketika berada di hutan ini dan melihat sebuah salib besar yang tinggi, kami tahu itu berarti ada lebih dari lima orang dimakamkan di sana,“ ujarnya.

Menteri Dalam Negeri Kenya, Kithure Kindiki, mengatakan seluruh 800 hektare hutan itu telah ditutup dan dinyatakan sebagai TKP. Ia juga meminta agar Nthenge, yang diduga sebagai pemimpin sekte, menghabiskan sisa hidupnya di balik jeruji.

Nthenge diduga menamai tiga desa Nazareth, Bethlehem, dan Yudea. Dia membaptis pengikutnya di kolam dan menyuruh mereka berpuasa, sebagaimana dilaporkan The Standard.

Kenya merupakan negara yang penduduknya religius dan sebelumnya ada beberapa kasus ketika orang-orang dibujuk bergabung dengan gereja atau sekte yang sifatnya berbahaya dan tidak diatur.

Baca juga: Diludahi Saat Menikah, Tradisi Unik Suku Maasai di Kenya

Kuburan-kuburan dangkal tersebut ditemukan di Hutan Shakahola.AFP via BBC INDONESIA Kuburan-kuburan dangkal tersebut ditemukan di Hutan Shakahola.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Sebelum Tewas, Raisi Diproyeksikan Jadi Kandidat Utama Pemimpin Tertinggi Iran

Sebelum Tewas, Raisi Diproyeksikan Jadi Kandidat Utama Pemimpin Tertinggi Iran

Global
Biden Sebut Serangan Israel Bukan Genosida Saat Korban Tewas di Gaza Capai 35.562 Orang

Biden Sebut Serangan Israel Bukan Genosida Saat Korban Tewas di Gaza Capai 35.562 Orang

Global
Israel: 4 Jenazah Sandera Diambil dari Terowongan Gaza

Israel: 4 Jenazah Sandera Diambil dari Terowongan Gaza

Global
Polandia Tangkap 9 Orang yang Diduga Bantu Rencana Sabotase Rusia

Polandia Tangkap 9 Orang yang Diduga Bantu Rencana Sabotase Rusia

Global
Ikut Pelatihan, 1 Tentara Korea Selatan Tewas akibat Ledakan Granat

Ikut Pelatihan, 1 Tentara Korea Selatan Tewas akibat Ledakan Granat

Global
Hasil Penyelidikan Awal Ungkap Helikopter Presiden Iran Tak Punya Transponder

Hasil Penyelidikan Awal Ungkap Helikopter Presiden Iran Tak Punya Transponder

Global
Ebrahim Raisi Meninggal, Iran Akan Adakan Pemilihan Presiden pada 28 Juni

Ebrahim Raisi Meninggal, Iran Akan Adakan Pemilihan Presiden pada 28 Juni

Global
Apa Itu Mahkamah Pidana Internasional (ICC) dan Mengapa ICC Mempertimbangkan Surat Perintah Penangkapan bagi Pemimpin Israel dan Hamas?

Apa Itu Mahkamah Pidana Internasional (ICC) dan Mengapa ICC Mempertimbangkan Surat Perintah Penangkapan bagi Pemimpin Israel dan Hamas?

Internasional
Pemakaman Presiden Iran Akan Diadakan pada Kamis 23 Mei, Berikut Prosesinya

Pemakaman Presiden Iran Akan Diadakan pada Kamis 23 Mei, Berikut Prosesinya

Global
Rangkuman Hari Ke-817 Serangan Rusia ke Ukraina: 29 Drone Dijatuhkan | Penembakan Rusia Tewaskan 2 Orang

Rangkuman Hari Ke-817 Serangan Rusia ke Ukraina: 29 Drone Dijatuhkan | Penembakan Rusia Tewaskan 2 Orang

Global
Di Iran, Meninggalnya Presiden Disambut Duka dan Perayaan Terselubung

Di Iran, Meninggalnya Presiden Disambut Duka dan Perayaan Terselubung

Global
Israel-Hamas Tolak Rencana ICC untuk Menangkap Para Pemimpinnya

Israel-Hamas Tolak Rencana ICC untuk Menangkap Para Pemimpinnya

Global
Tsai Ing-wen, Mantan Presiden Taiwan yang Dicintai Rakyat

Tsai Ing-wen, Mantan Presiden Taiwan yang Dicintai Rakyat

Internasional
Sebelum Ebrahim Raisi, Ini Deretan Pemimpin Lain yang Tewas dalam Drama Penerbangan

Sebelum Ebrahim Raisi, Ini Deretan Pemimpin Lain yang Tewas dalam Drama Penerbangan

Global
Joe Biden Kecam ICC karena Berupaya Menangkap PM Israel

Joe Biden Kecam ICC karena Berupaya Menangkap PM Israel

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com