Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Dampak Kekeringan Inggris, Populasi Katak Menurun

Kompas.com - 18/04/2023, 17:30 WIB
Tito Hilmawan Reditya

Penulis

Sumber Guardian

LONDON, KOMPAS.com - Populasi katak di Inggris ditakutkan hancur akibat kerusakan iklim.

Para konservasionis khawatir hal ini terjedi setelah kekeringan membuat kolam pembiakan katak kekurangan air tahun lalu.

Biasanya pada saat-saat seperti ini, kolam penuh dengan katak, yang seperti dilansir dari Guardian, tampak seperti agar-agar.

Baca juga: Saat Katak Jadi Penumpang Gelap Pesawat, Picu Alarm Pemeriksaan Bandara...

Tetapi para konservasionis menemukan bahwa habitatnya kosong, tanpa amfibi atau anak yang terlihat.

Kathy Wormald, kepala eksekutif dari badan amal amfibi Froglife, mengatakan kepada Guardian bahwa dia menerima banyak laporan tentang tidak adanya amfibi, yakni katak dan kadal air.

"Kami juga mendapatkan laporan dari petugas patroli kodok tentang migrasi jumlah yang lebih rendah, tetapi kami tidak akan tahu pasti sampai akhir tahun ketika kami memiliki data," ujarnya.

“Kami berpikir bahwa pola iklim yang bervariasi, dengan musim dingin yang lebih hangat tetapi kemudian dingin hingga bulan-bulan musim semi, ketika mereka akan bermigrasi ke kolam, berdampak pada pola perilaku mereka,” tambahnya.

Katak natterjack langka telah berjuang karena pola cuaca yang berubah, dengan populasi yang hancur.

Emily Lake, yang merawat katak di Cheshire Wildlife Trust, mengatakan bahwa perubahan pola cuaca dan kurangnya hujan membuat mereka sangat khawatir.

Kelangsungan hidup jangka panjang koloni katak natterjack di cagar alam Red Rocks di Wirral terancam.

Baca juga: Misteri Katak Hijau Dekat Chernobyl yang Menggelap Jadi Hitam Pekat

Natterjack yang langka dan dilindungi hidup di bukit pasir, bertelur di kolam air tawar yang dangkal, diberi makan oleh air hujan dan limpasan dari tanah sekitarnya, dan di mana kolam dihangatkan oleh matahari," ujarnya.

"Namun, selama beberapa tahun terakhir dengan perubahan pola cuaca dan musim dingin yang lebih kering, kolam tidak terisi dengan baik selama musim dingin,” tambahnya.

Baca juga: Pria Ini Temukan Katak Zombie Tanpa Kepala, Meloncat Saat Disentuh

Dia mengatakan tahun lalu sangat menghancurkan karena kurangnya air tawar menyebabkan kolam natterjack dipenuhi air asin dan semua 41 benang katak di dalamnya hilang.

“Kelompok sukarelawan sains warga Our Dee Estuary yang memantau kolam katak natterjack untuk pemijahan dan kecebong tampak kecewa atas kehancuran populasi natterjack potensial tahun lalu,” kata Lake.

“Kami berharap beberapa kodok pemberani bertelur di kolam kecil di antara alang-alang. Namun, ini berisiko. Kecebong kodok biasa, juga di alang-alang, akan memakan kecebong natterjack yang bersaing untuk mendapatkan habitat yang sama,” tambahnya.

Baca juga: Kekeringan Parah di Spanyol Munculkan Gereja yang Terendam

Rangers di National Trust mengatakan mereka juga memperhatikan kurangnya katak dan bayi mereka tahun ini.

Tim di Sheringham Park, sebuah taman National Trust di Norfolk utara, mengatakan bahwa pengambilan air untuk pertanian karena kekeringan telah mengeringkan kolam tempat katak biasanya bertelur.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.


Terkini Lainnya

Perang di Gaza, Jumlah Korban Tewas Capai 35.000 Orang

Perang di Gaza, Jumlah Korban Tewas Capai 35.000 Orang

Global
143 Orang Tewas akibat Banjir di Brasil, 125 Lainnya Masih Hilang

143 Orang Tewas akibat Banjir di Brasil, 125 Lainnya Masih Hilang

Global
Serangan Ukraina di Belgorod Rusia, 9 Orang Terluka

Serangan Ukraina di Belgorod Rusia, 9 Orang Terluka

Global
Inggris Selidiki Klaim Hamas Terkait Seorang Sandera Terbunuh di Gaza

Inggris Selidiki Klaim Hamas Terkait Seorang Sandera Terbunuh di Gaza

Global
Serangan Drone Ukraina Sebabkan Kebakaran di Kilang Minyak Volgograd Rusia

Serangan Drone Ukraina Sebabkan Kebakaran di Kilang Minyak Volgograd Rusia

Global
PBB Serukan Gencatan Senjata di Gaza Segera, Perang Harus Dihentikan

PBB Serukan Gencatan Senjata di Gaza Segera, Perang Harus Dihentikan

Global
Pendaki Nepal, Kami Rita Sherpa, Klaim Rekor 29 Kali ke Puncak Everest

Pendaki Nepal, Kami Rita Sherpa, Klaim Rekor 29 Kali ke Puncak Everest

Global
4.073 Orang Dievakuasi dari Kharkiv Ukraina akibat Serangan Rusia

4.073 Orang Dievakuasi dari Kharkiv Ukraina akibat Serangan Rusia

Global
Macron Harap Kylian Mbappe Bisa Bela Perancis di Olimpiade 2024

Macron Harap Kylian Mbappe Bisa Bela Perancis di Olimpiade 2024

Global
Swiss Juara Kontes Lagu Eurovision 2024 di Tengah Demo Gaza

Swiss Juara Kontes Lagu Eurovision 2024 di Tengah Demo Gaza

Global
Korsel Sebut Peretas Korea Utara Curi Data Komputer Pengadilan Selama 2 Tahun

Korsel Sebut Peretas Korea Utara Curi Data Komputer Pengadilan Selama 2 Tahun

Global
Rangkuman Hari Ke-808 Serangan Rusia ke Ukraina: Bala Bantuan untuk Kharkiv | AS Prediksi Serangan Terbaru Rusia

Rangkuman Hari Ke-808 Serangan Rusia ke Ukraina: Bala Bantuan untuk Kharkiv | AS Prediksi Serangan Terbaru Rusia

Global
Biden: Gencatan Senjata dengan Israel Bisa Terjadi Secepatnya jika Hamas Bebaskan Sandera

Biden: Gencatan Senjata dengan Israel Bisa Terjadi Secepatnya jika Hamas Bebaskan Sandera

Global
Israel Dikhawatirkan Lakukan Serangan Darat Besar-besaran di Rafah

Israel Dikhawatirkan Lakukan Serangan Darat Besar-besaran di Rafah

Global
Wanita yang Dipenjara Setelah Laporkan Covid-19 di Wuhan pada 2020 Dibebaskan

Wanita yang Dipenjara Setelah Laporkan Covid-19 di Wuhan pada 2020 Dibebaskan

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com