Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Joe Biden Bersumpah Lindungi Kedaulatan AS dari Ancaman China

Kompas.com - 08/02/2023, 18:31 WIB
Danur Lambang Pristiandaru

Penulis

WASHINGTON DC, KOMPAS.com – Presiden AS Joe Biden bersumpah untuk melindungi kedaulatan “Negeri Paman Sam” dalam menghadapi ancaman China.

Janji tersebut disampaikan Biden dalam pidato kenegaraan pada Selasa (7/2/2023), sebagaimana dilansir Financial Times.

Sebelumnya, Biden menyampaikan bahwa dia berkomitmen untuk bekerja dengan China yang dapat memajukan kepentingan AS dan menguntungkan dunia.

Baca juga: AS Nyatakan Siap Bantu Suriah yang Dilanda Gempa, tapi...

“Tapi jangan salah. Jika China mengancam kedaulatan kami, kami akan bertindak untuk melindungi negara kami,” ucap Biden.

Dia juga menuturkan bawa AS berada dalam posisi terkuat dalam beberapa dekade untuk bersaing dengan China atau siapa pun di dunia.

Meskipun Biden tidak merinci apa maksud dari ancaman China, komentar tersebut ditafsirkan sebagai referensi ke balon mata-mata China yang terbang di langit AS.

Hubungan AS dan China kembali bersitegang karena kemunculan balon mata-mata Beijing tersebut.

Baca juga: Imbas Balon Terbang, Perselisihan Diplomatik China-AS Kembali Keruh

Kehadiran balon mata-mata China yang terbang di langit AS sampai membuat rencana kunjungan Menteri Luar Negeri AS Antony Blinken ke China dibatalkan.

Balon mata-mata tersebut akhirnya ditembak jatuh oleh jet tempur AS selang beberapa hari setelah memasuki wilayah AS.

Karena balon itu ditembak jatuh, Beijing menolak permintaan telepon antara Menteri Pertahanan AS Lloyd Austin dan Menteri Pertahanan China Wei Fenghe untuk membahas balon tersebut.

Juru Bicara Kementerian Pertahanan AS Brigadir Jenderal Pat Ryder berujar, AS sebelumnya meminta China untuk melakukan panggilan telepon antara menteri pertahanan.

Baca juga: AS Tembak Jatuh Obyek Diduga Balon Mata-mata China, Beijing: Tindakan Merusak Hubungan

“Pada Sabtu, 4 Februari, segera setelah mengambil tindakan untuk menurunkan balon RRC (Republik Rakyat China), DOD (Kementerian Pertahanan AS) mengajukan permintaan panggilan aman antara Menteri Austin dan Menteri Pertahanan Nasional RRC Wei Fenghe,” kata Ryder.

“Sayangnya, RRC menolak permintaan kami. Komitmen kami untuk membuka jalur komunikasi akan terus berlanjut,” tambah Ryder, dikutip dari kantor berita AFP.

China mengeklaim, balon itu adalah alat observasi cuaca yang salah arah tanpa tujuan militer, tetapi AS menyebutnya sebagai kendaraan mata-mata yang canggih di ketinggian.

Baca juga: Huru-hara Balon Terbang, AS dan China Kembali Geger

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.


Terkini Lainnya

Serangan Ukraina di Belgorod Rusia, 9 Orang Terluka

Serangan Ukraina di Belgorod Rusia, 9 Orang Terluka

Global
Inggris Selidiki Klaim Hamas Terkait Seorang Sandera Terbunuh di Gaza

Inggris Selidiki Klaim Hamas Terkait Seorang Sandera Terbunuh di Gaza

Global
Serangan Drone Ukraina Sebabkan Kebakaran di Kilang Minyak Volgograd Rusia

Serangan Drone Ukraina Sebabkan Kebakaran di Kilang Minyak Volgograd Rusia

Global
PBB Serukan Gencatan Senjata di Gaza Segera, Perang Harus Dihentikan

PBB Serukan Gencatan Senjata di Gaza Segera, Perang Harus Dihentikan

Global
Pendaki Nepal, Kami Rita Sherpa, Klaim Rekor 29 Kali ke Puncak Everest

Pendaki Nepal, Kami Rita Sherpa, Klaim Rekor 29 Kali ke Puncak Everest

Global
4.073 Orang Dievakuasi dari Kharkiv Ukraina akibat Serangan Rusia

4.073 Orang Dievakuasi dari Kharkiv Ukraina akibat Serangan Rusia

Global
Macron Harap Kylian Mbappe Bisa Bela Perancis di Olimpiade 2024

Macron Harap Kylian Mbappe Bisa Bela Perancis di Olimpiade 2024

Global
Swiss Juara Kontes Lagu Eurovision 2024 di Tengah Demo Gaza

Swiss Juara Kontes Lagu Eurovision 2024 di Tengah Demo Gaza

Global
Korsel Sebut Peretas Korea Utara Curi Data Komputer Pengadilan Selama 2 Tahun

Korsel Sebut Peretas Korea Utara Curi Data Komputer Pengadilan Selama 2 Tahun

Global
Rangkuman Hari Ke-808 Serangan Rusia ke Ukraina: Bala Bantuan untuk Kharkiv | AS Prediksi Serangan Terbaru Rusia

Rangkuman Hari Ke-808 Serangan Rusia ke Ukraina: Bala Bantuan untuk Kharkiv | AS Prediksi Serangan Terbaru Rusia

Global
Biden: Gencatan Senjata dengan Israel Bisa Terjadi Secepatnya jika Hamas Bebaskan Sandera

Biden: Gencatan Senjata dengan Israel Bisa Terjadi Secepatnya jika Hamas Bebaskan Sandera

Global
Israel Dikhawatirkan Lakukan Serangan Darat Besar-besaran di Rafah

Israel Dikhawatirkan Lakukan Serangan Darat Besar-besaran di Rafah

Global
Wanita yang Dipenjara Setelah Laporkan Covid-19 di Wuhan pada 2020 Dibebaskan

Wanita yang Dipenjara Setelah Laporkan Covid-19 di Wuhan pada 2020 Dibebaskan

Global
Rusia Klaim Rebut 5 Desa dalam Pertempuran Sengit di Kharkiv

Rusia Klaim Rebut 5 Desa dalam Pertempuran Sengit di Kharkiv

Global
Di Balik Serangan Israel ke Rafah yang Bahkan Tak Bisa Dihalangi AS

Di Balik Serangan Israel ke Rafah yang Bahkan Tak Bisa Dihalangi AS

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com