Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Tentukan Pilihanmu
0 hari menuju
Pemilu 2024
Kompas.com - 08/02/2023, 18:01 WIB

MANILA, KOMPAS.com - Perjanjian perdamaian antara Front Pembebasan Islam Moro (MILF) dan Pemerintah Filipina telah mengakhiri konflik bersenjata selama puluhan tahun di Mindanao. Tetapi para ahli memperingatkan, perang klan tetap menjadi ancaman bagi perdamaian dan pembangunan di wilayah tersebut.

Perang klan, atau rido, adalah permusuhan berulang antara keluarga dan kelompok kekerabatan yang ditandai dengan serangkaian tindakan kekerasan maupun tindakan pembalasan. Seluruh anggota keluarga dapat menjadi sasaran aksi balas dendam, yang memicu siklus kekerasan berubah menjadi konflik antar generasi.

Baca juga: Filipina Tingkatkan Kehadiran Pasukan di Laut China Selatan demi Nelayan

"Pemerintah baru (Bangsa Moro) menjanjikan perdamaian dan keamanan di kawasan. Tapi, rido adalah salah satu faktor utama yang dapat menghancurkan proses perdamaian," kata Yasmira Moner, profesor pemerintahan pasca-konflik di Universitas Negeri Mindanao kepada DW.

"Tanpa resolusi rido, kekerasan bisa merembet ke komunitas lain hingga menjadi konflik skala besar,” jelasnya.

Kesepakatan damai mengantarkan pada pembentukan Daerah Otonomi Bangsa Moro di kawasan Muslim Mindanao, BARMM, sebagai wilayah administratif yang terdiri dari lima provinsi.

Baca juga: Toko Furnitur Filipina Izinkan Beli Barang Pakai Bawang Merah

Keluar dari lingkaran balas dendam

Kekerasan antarklan yang disebut rido dapat ditelusuri kembali ke perebutan kekuasaan pra-kolonial antara para pemimpin suku setempat. Orang-orang kuat kala itu memiliki kekuatan ekonomi dan politik yang signifikan, dan menegakkan kekuatan itu melalui pasukan bersenjata (milisi) mereka sendiri.

Kemudian kolonisasi Amerika Serikat memanfaatkan rido untuk membuat keluarga saling bermusuhan dan melemahkan oposisi terhadap pemerintahan kolonial, jelas Yasmira Moner.

Pada Mei 2020, media di Filipina melaporkan perang klan yang membuat sekitar 4.500 warga sipil harus mengungsi. Tahun lalu, terjadi bentrokan berdarah antara dua keluarga besar, sehingga ratusan orang terpaksa melarikan diri.

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Baca juga: Kawasan Utara Indonesia Berisiko Kian Bergejolak Usai Filipina Perluas Akses Militer AS

Pada tahun 2009, persaingan politik antara dua keluarga, Mangudadatus dan Ampatuan, mengakibatkan pembunuhan massal terhadap 58 orang, termasuk anggota pers lokal. Pembantaian itu dipandang sebagai kasus terburuk dari kekerasan terkait pemilu di Filipina.

Esmael Mangudadatu, yang kehilangan dua saudara perempuan, istri, dan beberapa kerabatnya dalam kekerasan tersebut, kemudian memulai program penyelesaian konflik melalui Satuan Tugas Rekonsiliasi dan Unifikasi Maguindanao, MTFRU, selama menjabat sebagai gubernur. Pada 2017, MTFRU telah menyelesaikan sekitar 138 konflik klan, menurut data pemerintah.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Rekomendasi untuk anda
27th

Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!

Syarat & Ketentuan
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.

Terkini Lainnya

Jack Ma Pulang ke China, Kunjungi Sekolah di Kota Hangzhou

Jack Ma Pulang ke China, Kunjungi Sekolah di Kota Hangzhou

Global
Pakistan Kutuk Serbuan Pasukan Israel di Masjid Al Aqsa

Pakistan Kutuk Serbuan Pasukan Israel di Masjid Al Aqsa

Global
Biden Serukan Lagi Larangan Senjata Serbu Buntut Penembakan Massal di Nashville

Biden Serukan Lagi Larangan Senjata Serbu Buntut Penembakan Massal di Nashville

Global
Protes Terus Meluas, Israel Akhirnya Tangguhkan Rencana Rombak Sistem Peradilan

Protes Terus Meluas, Israel Akhirnya Tangguhkan Rencana Rombak Sistem Peradilan

Global
Penembakan Massal di SD Nashville AS Tewaskan 3 Siswa dan 3 Staf, Pelaku Punya Peta Sekolah

Penembakan Massal di SD Nashville AS Tewaskan 3 Siswa dan 3 Staf, Pelaku Punya Peta Sekolah

Global
[POPULER GLOBAL] Jaket Putri Kim Jong Un | Putin Sebar Nuklir

[POPULER GLOBAL] Jaket Putri Kim Jong Un | Putin Sebar Nuklir

Global
Belasan Penduduk Desa di RD Kongo Dibacok Sampai Mati, Esoknya Kepala Desa

Belasan Penduduk Desa di RD Kongo Dibacok Sampai Mati, Esoknya Kepala Desa

Global
Piala Dunia U-20 di Indonesia, Antara Ukir Prestasi dan Ancaman Sanksi

Piala Dunia U-20 di Indonesia, Antara Ukir Prestasi dan Ancaman Sanksi

Global
Dubes Kim Temui Panglima TNI, Sampaikan Komitmen AS

Dubes Kim Temui Panglima TNI, Sampaikan Komitmen AS

Global
Anak Pukul Ayah Pakai Kursi Kayu, Kesal Dimarahi Baca Doa Buka Puasa Terlalu Cepat

Anak Pukul Ayah Pakai Kursi Kayu, Kesal Dimarahi Baca Doa Buka Puasa Terlalu Cepat

Global
Kisah Juan Torres, Kerja 'Cleaning Service' hingga Jadi Dokter di Australia

Kisah Juan Torres, Kerja "Cleaning Service" hingga Jadi Dokter di Australia

Global
Pangeran Harry Tak Terduga Tiba di Pengadilan Tinggi London, Hadiri Sidang Lawan Daily Mail

Pangeran Harry Tak Terduga Tiba di Pengadilan Tinggi London, Hadiri Sidang Lawan Daily Mail

Global
Kampanye Trump Mendadak Sunyi Usai Ejek Gubernur Florida Ron DeSantis

Kampanye Trump Mendadak Sunyi Usai Ejek Gubernur Florida Ron DeSantis

Global
Hasil Pemilu 6 Negara Bagian Malaysia Krusial Buat Pemerintahan Anwar Ibrahim

Hasil Pemilu 6 Negara Bagian Malaysia Krusial Buat Pemerintahan Anwar Ibrahim

Global
Ekspor Kurma Arab Saudi Naik, Ini Jumlah Negara yang Impor

Ekspor Kurma Arab Saudi Naik, Ini Jumlah Negara yang Impor

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Verifikasi akun KG Media ID
Verifikasi akun KG Media ID

Periksa kembali dan lengkapi data dirimu.

Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.

Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+