Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Huru-hara Balon Terbang, AS dan China Kembali Geger

Kompas.com - 05/02/2023, 09:30 WIB
Tito Hilmawan Reditya

Penulis

Sumber

WASHINGTON DC, KOMPAS.com - Militer AS pada Sabtu (4/2/2023) menembak jatuh balon yang dicurigai sebagai mata-mata China di lepas pantai Carolina atas perintah Presiden Joe Biden.

Sebelumnya balon itu melintasi situs militer sensitif di seluruh Amerika Utara, menjadi pemicu ketegangan terbaru antara Washington dan Beijing.

Biden awalnya ingin balon itu dijatuhkan pada hari Rabu (1/2/2023), tetapi disarankan bahwa waktu terbaik untuk operasi itu adalah saat balon berada di atas air.

Baca juga: Dugaan Kenapa China Terbangkan Balon Mata-mata di AS, padahal Punya Satelit

Seperti dilansir dari Associated Press, pejabat militer menetapkan bahwa menjatuhkannya di darat dari ketinggian 60.000 kaki akan menimbulkan risiko yang tidak semestinya bagi orang-orang di darat.

Balon itu terlihat Sabtu pagi di atas Carolina saat mendekati pantai Atlantik.

Sekitar pukul 14.40 EST, sebuah jet tempur F-22 menembakkan rudal ke balon, meledakkannya saat berada sekitar 6 mil laut lepas pantai dekat Pantai Myrtle, Carolina Selatan, kata pejabat pertahanan senior.

Puing-puing mendarat di air setinggi 47 kaki, lebih dangkal dari yang mereka duga.

Namun, tidak segera jelas berapa lama pembersihan akan berlangsung. Angkatan Laut memimpin pembersihan puing, didukung oleh penjaga pantai.

Para pejabat pertahanan dan militer AS mengatakan pada Sabtu bahwa balon tersebut memasuki zona pertahanan udara AS di utara Kepulauan Aleutian pada 28 Januari.

Balon juga sempat bergerak sebagian besar melintasi daratan melintasi Alaska dan kemudian ke wilayah udara Kanada di Wilayah Barat Laut.

Baca juga: Kehadiran Balon Mata-mata Berbuntut Panjang, Menlu AS Tunda Kunjungan ke China

Balon menyeberang kembali ke wilayah AS melalui Idaho utara pada hari Selasa (31/1/2023), hari dimana Gedung Putih mengatakan Biden pertama kali diberi pengarahan tentang itu.

Balon itu juga terlihat Kamis (2/2/2023) di atas Montana, yang merupakan rumah bagi salah satu dari tiga ladang rudal nuklir Amerika di Pangkalan Angkatan Udara Malmstrom.

China terus mengeklaim bahwa balon itu hanyalah pesawat penelitian cuaca yang diterbangkan.

Pentagon menolak mentah-mentah anggapan China, yang menyebut bahwa Balon tidak digunakan untuk pengawasan dan hanya memiliki kemampuan navigasi yang terbatas.

Skandal balon itu juga mendorong pembatalan kunjungan Menteri Luar Negeri AS Antony Blinken ke Beijing untuk pembicaraan yang bertujuan mengurangi ketegangan AS-China.

Baca juga: [POPULER GLOBAL] Balon Mata-mata China Terbang di AS | Hong Kong Rayu Wisatawan

Pemerintah China pada hari Sabtu berusaha mendelegitimasi pembatalan tersebut.

“Sebenarnya, AS dan China tidak pernah mengumumkan kunjungan apa pun, AS membuat pengumuman semacam itu adalah urusan mereka sendiri, dan kami menghormati itu,” kata Kementerian Luar Negeri China.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com